PROHABA.CO – Sudah sangat umum diketahui bahwa berbagai jenis makanan memiliki kualitas yang tahan terhadap kanker.
Di sisi lain, ada juga banyak jenis makanan yang dapat meningkatkan risiko kanker.
Kanker adalah penyakit yang kompleks, tapi ada beberapa makanan yang bisa jadi pemicu, meski secara tidak langsung.
Seperti makanan yang dapat memicu peradangan dan stres oksidatif dalam tubuh.
Kanker merupakan salah satu penyakit yang mematikan dan telah menjadi masalah kesehatan global yang serius.
Selain faktor genetik, gaya hidup dan pola makan juga memiliki peran yang signifikan dalam risiko terkena kanker.
Kanker merupakan penyakit serius yang mengancam nyawa.
Satu di antara penyebab kanker adalah pola makan yang buruk, yang terjadi dalam jangka waktu panjang.
Beberapa makanan dikaitkan dengan kanker jika dikonsumsi berlebihan.
Kanal kesehatan Times of India, menyebut beberapa di antaranya adalah makanan manis, daging olahan, serta makanan tinggi garam.
Berikut ini uraiannya.
Daging merah dan berbagai produk daging olahan
Daging olahan, seperti daging bacon, sosis, dan daging deli, sering kali mengandung banyak bahan pengawet, bahan tambahan, dan natrium.
Daging ini mengalami proses seperti pengasapan, pengawetan, atau pengasinan, yang dapat menyebabkan pembentukan senyawa karsinogenik seperti nitrosamin.
Demikian pula, daging merah seperti daging sapi, babi, dan domba mengandung zat besi heme dan lemak jenuh, yang dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan daging olahan sebagai karsinogen Grup 1 dan daging merah sebagai Grup 2A, yang menunjukkan bahwa daging tersebut kemungkinan bersifat karsinogen.
Makanan dan minuman manis
Pola makan tinggi gula, terutama dari minuman manis, permen, dan makanan ringan olahan, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan jenis kanker tertentu.
Mengonsumsi gula dalam jumlah besar dapat menyebabkan resistensi insulin, peradangan kronis, dan peningkatan kadar insulin, yang semuanya dapat mendorong perkembangan dan perkembangan kanker.
Selain itu, makanan manis berkontribusi terhadap penambahan berat badan dan lemak, yang merupakan faktor risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker payudara, kolorektal, dan pankreas.
Makanan cepat saji
Makanan olahan, termasuk makanan ringan, makanan ringan kemasan, dan makanan cepat saji, sering kali mengandung lemak tidak sehat, karbohidrat olahan, natrium, dan bahan tambahan buatan dalam jumlah tinggi.
Konsumsi rutin makanan-makanan ini telah dikaitkan dengan obesitas, resistensi insulin, dan peradangan kronis, yang semuanya merupakan faktor risiko kanker.
Selain itu, beberapa makanan olahan mungkin mengandung akrilamida, zat karsinogen potensial yang terbentuk selama proses memasak dengan suhu tinggi seperti menggoreng atau memanggang.
Konsumsi alkohol yang tinggi
Konsumsi alkohol berlebihan merupakan faktor risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker payudara, hati, kolorektum, kerongkongan, dan mulut.
Alkohol dimetabolisme di dalam tubuh menjadi asetaldehida, suatu karsinogen yang diketahui dapat merusak DNA dan mengganggu mekanisme perbaikan sel.
Konsumsi alkohol kronis juga berkontribusi terhadap peradangan, stres oksidatif, dan perubahan kadar hormon, yang semuanya dapat mendorong perkembangan dan perkembangan kanker.
Makanan tinggi garam
Asupan garam yang tinggi, yang sering dikaitkan dengan konsumsi makanan yang diasamkan dan diawetkan, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker perut.
Makanan yang diawetkan dengan garam dapat merusak lapisan lambung dan meningkatkan produksi asam lambung, sehingga berpotensi menyebabkan peradangan dan pembentukan lesi kanker.
Selain itu, garam dapat berinteraksi dengan senyawa tertentu dalam makanan membentuk senyawa N-nitroso, yang dikenal sebagai karsinogen.
Kurang konsumsi buah dan sayur
Buah-buahan dan sayuran kaya akan vitamin, mineral, antioksidan, dan serat makanan esensial, yang semuanya berperan penting dalam menjaga kesehatan dan mengurangi risiko kanker.
Pola makan yang kurang buah-buahan dan sayur-sayuran menghilangkan nutrisi pelindung dan antioksidan yang membantu melawan stres oksidatif dan peradangan, yang keduanya berimplikasi pada perkembangan kanker.
Selain itu, serat makanan yang ditemukan dalam makanan nabati meningkatkan kesehatan pencernaan dan membantu mengatur kadar hormon, yang dapat mempengaruhi risiko kanker.
Kurang mengonsumsi biji-bijian
Biji-bijian utuh, seperti beras merah, quinoa, oat, dan gandum utuh, kaya akan serat, vitamin, mineral, dan fitokimia yang menawarkan banyak manfaat kesehatan, termasuk pencegahan kanker.
Pola makan rendah biji-bijian dan tinggi biji-bijian olahan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker tertentu, khususnya kanker kolorektal.
Biji-bijian utuh membantu mengatur kadar gula darah, meningkatkan kesehatan pencernaan, dan menyediakan nutrisi penting yang mendukung kesejahteraan secara keseluruhan dan mengurangi risiko kanker.
Meskipun makanan-makanan tersebut memiliki potensi untuk meningkatkan risiko kanker dalam jangka panjang, penting untuk diingat bahwa faktor-faktor lain, seperti pola makan secara keseluruhan, gaya hidup, dan faktor genetik juga memainkan peran penting dalam risiko kanker seseorang.
Artikel ini telah tayang di TribunHealth.com dengan judul 5 Makanan yang Dapat Menyebabkan Kanker jika Dikonsumsi Berlebihan dalam Jangka Panjang,