23 Maret 2025 merupakan 9 tahun hilangnya Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Dokter Mawardi Hamry. Untuk mengenang hal ini, keluarga Hamry menggelar acara doa dan dzikir bersama, dengan harapan Dokter Mawardi Hamry saat ini dalam kondisi sehat dan selamat, serta dapat segera berkumpul kembali bersama keluarga.
Acara yang digelar di kediaman Nurul Hidayati Hamry ini, dihadiri oleh keluarga Hamry dan sejumlah tetangga. Meskipun tetap menggelar doa dan dzikir bersama pada tahun sebelumnya, namun acara pada tanggal 23 Maret 2025 ini merupakan momentum pertama bagi keluarga Hamry berani menggelar acara ini secara terbuka.
Menurut salah seorang saudara kandung dokter Mawardi yaitu Anwar Hamry, selama ini banyak persepsi yang muncul di tengah-tengah masyarakat, akibat proses pencarian yang belum selesai. Padahal keluarga hingga dengan hari ini terus mencari keberadaan dokter Mawardi Hamry dengan berbagai upaya.
Oleh sebab itulah ia berharap pada Pemerintahan Gubernur dan Wakil Gubernur yang baru ini, kasus hilangnya dokter Mawardi Hamry dapat kembali dibuka.
“Intinya begini sekarang ya, dengan pemerintahan (Gubernur dan wakil gubernur) yang baru ini, saya minta secara tegas agar kasusnya (Menghilangnya dokter Mawardi) dibuka kembali” Tegas Anwar Hamry.
Menurutnya hal ini harus dilakukan dalam rangka mewujudkan keadilan kepada seluruh pihak, khususnya dokter Mawardi Hamry serta tidak menimbulkan berbagai kecurigaan terhadap pihak-pihak tertentu.
Sebelumnya dalam rangkaian mengenang 9 Tahun Hilangnya Dokter Mawardi Hamry, keluarga juga telah menggelar santunan kepada anak-anak yatim piatu di salah satu panti asuhan, dengan harapan Dokter Mawardi Hamry saat ini dalam kondisi sehat dan selamat, serta suatu hari akan kembali pulang untuk berkumpul bersama keluarga. (Tim KM Mataram)
