Mataram – Semakin banyaknya pengguna sepeda motor khususnya Honda di Mataram menjadi pemicu SMKN 7 Mataram yang beralamat di Jalan Tuan Guru Haji Lopan Kecamatan Sandubaya Kota Mataram membuat unit produksi cuci motor dan service sepeda motor kerjasama dengan Bengkel Astra Motor Sriwijaya. Unit Produksi yang berada tepat di samping selatan gerbang masuk SMKN 7 Mataram ini, selain peluang untuk meningkatkan pendapatan sekolah, juga sebagai tempat mempraktikkan ilmunya bagi siswa jurusan Teknik Bisnis Sepeda Motor (TBSM) yang kini berubah nama menjadi Teknik Sepeda Motor (TSM) mengikuti kurikulum merdeka belajar yang baru.
Kepala Bengkel TSM SMKN 7 Mataram Ahmad Saprin,S.T mengatakan unit produksi cuci motor dan service sepeda motor baru berjalan mulai tahun ini kerjasamanya dengan Bengkel Astra Sriwijaya. Sedangkan unit produksinya sendiri sudah berjalan sejak tahun 2017 lalu sejak saya mutase ke sini.
“Kebetulan Kepala Sekolahnya baru, jadi setiap jurusan harus memiliki Unit Produksi (UP) masing-masing. Nah untuk jurusan TSM, Kebetulan saya jadi kaprodinya, langsung menggagas unit produksi berupa cuci motor dan service ringan dan ini sejak tahun 2017 lalu, kalau kerjasama dengan Bengkel Astra Motor Sriwijaya tahun 2022, Alhamdulillah sangat berhasil,” ujar Saprin, guru yang pernah menjadi Kepala Bengkel TSM di SMK 1 Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat.
Sambung Saprin, pembentukan UP kerjasama dengan Astra Motor Sriwijaya ini dilaunching bertepatan dengan acara ulang tahun sekolah pada tahun 2018 lalu diisi dengan kegiatan cuci motor dan service sepeda motor sampe sore di lokasi UP. Untuk pelanggannya selain berasal dari guru dan siswa sekolah juga dari pelanggan luar sekolah dengan promo service murah.
“Kita undang dari Bengkel Astra Motor Sriwijaya untuk melakukan service kunjung dan kami memberikan diskon juga untuk servicenya, waktu itu sampe sore hari sabtu, yang rame saat launching Unit Produksi adalah cuci motor. Biaya cuci motor murah cuma 10 ribu rupiah, Rp.7000,- masuk ke sekolah untuk keperluan sekolah dan Rp.3000,- ribu untuk teknisi,” akui Saprin.
Lanjut Saprin, masalah penyediaan suku cadang atau spare part di Unit Produksi harus atas nama AHAS atau Astra. “Jadi kita tidak bisa mengambil dari Main Dealer, mangkanya kita kemarin gandeng Astra Motor Sriwijaya untuk bisa mensuplay spare part dan oli,” ujar Saprin.
Anton Prihatno selaku Technical Manager Astra Motor NTB mendukung penuh upaya SMKN 7 Mataram untuk mengajak anak didiknya berwirausaha sejak dini. Harapannya pasca lulus nanti, para siswa yang sudah punya skill berwirausaha bisa langsung siap terjun ke dunia wirausaha atau industri. (Tim KM MD Astra Motor)