TALIWANG—Program Jumat Salam ke VIII Pemrov NTB, Sabtu akhir pekan lalu di Kabupaten Sumbawa Barat juga menyasar Kelurahan Telaga Bertong, Kecamatan Taliwang. Dinas Koperasi dan UMKM NTB menyambangi puluhan UMKM lokal. ‘’Jumat Salam ini program Pj Gubernur NTB saat ini. Jumpai Masyarakat Selesaikan Aneka Persoalan Masyarakat. Bagaimana persoalan yang terjadi di tengah masyarakat bisa diselesaikan saat itu juga,’’ jelas Sekdis Koperasi dan UMKM NTB, Moh. Fauzan didampingi Kabid Pembinaan Koperasi, H. Muksin, Kabid Fasilitasi Pembiayaan Simpan Pinjam, Baiq Ayu Juwita Mayasari dan Kepala Balai Diklat Koperasi dan UMKM, Dikdik Kusnandika.
Pertemuan selama kurang lebih dua jam itu dimanfaatkan pihaknya menyerap aspirasi masyarakat. Fauzan mengakui ada cukup banyak aspirasi yang diterima dari pengusaha UMKM Kelurahan Telaga Bertong. Aspirasi yang masuk ini akan ditindaklanjuti pihaknya pada tahun 2024 mendatang. ‘’Sebagian besar masyarakat Telaga Bertong ini penghasil bambu. Hanya saja, selama ini produknya masih dalam bentuk mentah. Ini yang akan kami coba fasilitasi,’’ janjinya.
Telaga Bertong termasuk wilayah paling unik khususnya dalam Kota Taliwang. Sebagian besar wilayah ini didominasi hutan bambu. Sumber daya alam yang dimiliki wilayah ini dimanfaatkan masyarakat untuk menopang perekonomian mereka. ‘’Apa barang jadi yang akan dihasilkan ke depan, ini akan kami cermati kembali. Bisa saja menjadi sentra anyaman dari bambu maupun produk lain,’’ urainya.
Fauzan juga meminta Lurah Telaga Bertong untuk menyampaikan secara detail spesifikasi bambu yang dihasilkan masyarakat. ‘’Kualitas menjadi penentu, karena ini akan menjadi faktor pendukung pengembangan ke depan. Terutama barang jadi yang nanti dihasilkan,’’ pintanya.
Jumat Salam yang dilaksanakan Dinas Koperasi dan UMKM NTB ini juga dimanfaatkan masyarakat untuk menyampaikan keluhan terkait kesulitan mengakses dana Kredit Usaha Rakyat (KUR). Mayoritas pengusaha mengaku kesulitan dalam permodalan. Jalan pintasnya, sebagian besar memilih meminjam di koperasi swasta dengan bunga yang cukup tinggi.
‘’Memang persyaratan masing-masing bank penyalur itu berbeda. Di KSB ini ada tujuh petugas pendamping tempatkan. Nanti mereka akan memfasilitasi bagaimana mengakses KUR ini menjadi lebih mudah,’’ janjinya.
Sementara itu, Lurah Telaga Bertong, Ari Wahyudi mengaku, permodalan menjadi kendala utama sehingga UMKM yang ada di Telaga Bertong sulit berkembang. ‘’Modal menjadi kendala utama, akibatnya banyak pengusaha terjebak bank rontok,’’ akunya.
Ari berharap, Dinas Koperasi dan UMKM NTB bisa memfasilitasi persoalan tersebut. Selain permodalan, pemerintah juga berharap UMKM ini bisa mendapatkan bantuan peralatan maupun pelatihan. ‘’Kendala utamanya disitu. Mudah-mudahan dari program ini ada pengusaha kita yang bisa dibantu,’’ tambahnya. (Tim Lombok Post)