Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat, H. A. Azis menjelaskan, bahwa Gerakan pangan Murah ini, merupakan perintah dari Bappanas dalam pegendalian inflasi serta mempermudah mayarakat dalam mendapakan akses pengan yang murah.
“GPM ini adalah kampanye Nasional dalam menjaga stabilitas harga, Intinya bagaimana masyarakat menengah ke bawah bisa mendapakan akses pangan yang murah baik secara fisik maupun ekonomi serta berkorelasi dengan pengendalian inflasi.
Angka inflasi Provinsi NTB lebih rendah dibanding angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 2,84 persen. Nilai inflasi NTB dari tahun ke tahun yaitu sebesar 2,77 persen.
Selaras dengan penghargaan NTB menjadi daerah terendah inflasi, tercatat bahwa akumulasi perdagangan di NTB meningkat pada komoditas bahan makanan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan NTB menambahkan, bahwa GPM bukan hanya dari DKP saja tapi juga kolaborasi dengan dinas perdagangan, dinas kelautan perikanan, dinas pertanian, dan TPID. Tentu ini akan bisa menekan angka inflasi dan GPM ini dilaksanakan di berbagai lokasi di NTB.
“Gerakan Pangan Murah ini adalah kolaborasi dengan berbagai dinas. Dan itu sudah dilakukan selama tahun 2024 ini sebanyak 12 kali di berbagai tempat yang menyentuh langsung masyarakat yang jauh dari akses pasar. Tentu ini sangat membantu dalam mengatasi ketersedian pangan bagi masyarakat.
Acara ini dilaksanakan dipemukiman yang jauh dari pasar untuk masyarakat ekonomi mengah ke bawah. Dengan demikian untuk mengendalikan inflasi maka perlunya akses pangan, ketersediaan, distribusi, dan komunikasi yang efektif.” ujarnya.
Selain itu, keterlibatan UMKM pada gelar GPM sangat berdampak pada roda perekonomian masyarakat setempat, membantu dalam promosi produk, memperluas relasi dengan UMKM lainya serta membantu mencari barang yang ingin dibeli oleh masyarakat dengan harga yang terjangkau. Bahan pangan yang dijual adalah cabai, bawang merah, bawang putih, minyak, telur, beras yang bersumber dari PUPM (Pengusaha Pangan Lokal) di Pulau Lombok dan Sumbawa. Ibu Sri (Pedangan Beras lokal) mengatakan bahwa dengan adanya GPM ini UMKM sangat terbantu.
“UMKM sangat terbantu dengan gerakan pangan murah ini, selain berbagai akses difasilitasi, akhirnya kami bisa mengembangkan kualitas produksi serta memperluas relasi” ucapnya.
Selain UMKM, masyarakat Desa Jatisela sangat antusias merespon kegiatan GPM, membeli produk UMKM dengan harga yang terjangkau dibawah harga pasar.
“Lumayanlah membantu masayarakat karena harganya di bawah harga pasar dan dapat membantu perekonomian masyarakat. Harga yang dijual berbeda dengan harga pasar, ujar Ibu Zahroh.
Ia menyebut diantaranya bawang merah dan yang paling murah adalah minyak, beras, gula dan telur.
GPM ke 12 di NTB dilaksanakan serangkaian menyambut HUT Bapanas yang ke tiga.
Dinas Ketahanan Pangan dalam setiap kesempatan melakukan GPM secara berkala, sebanyak 29 Kali untuk tahun 2024 yang dilakukan sebanyak 15 kali untuk APBN dan 14 kali Untuk APBD. (Alif/Aul/Amy/her/IKP)