Mataram – Penjabat (Pj) Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Hassanudin, diwakili oleh Asisten III Bidang Administrasi dan Umum Setda Provinsi NTB, H. Wirawan, Ssi., M.T, membuka secara resmi Muzakarah Cendekiawan Syariah Nusantara ke-18. Acara tersebut dihadiri para cendekiawan, ulama, akademisi, dan praktisi syariah dari lima (5) Negara diantaranya Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, dan Singapora.
Dalam sambutannya, H. Wirawan menyampaikan salam hormat dari Pj Gubernur NTB yang berhalangan hadir dan menekankan pentingnya peran cendekiawan syariah dalam menghadapi tantangan dan dinamika perkembangan zaman.
“Muzakarah ini adalah forum yang sangat penting untuk menyatukan pemikiran dan gagasan dalam menjawab tantangan-tantangan kontemporer yang dihadapi umat Islam. Kami berharap, dari forum ini lahir rekomendasi-rekomendasi yang konstruktif untuk kemaslahatan umat dan bangsa,” ujarnya di Aruna Hotel Senggigi, Lombok Barat, Rabu (24/07/2024).
H. Wirawan juga memaparkan Muzakarah ke-18 itu mendukung ikhtiar pemerintah Provinsi NTB untuk terus menggalakkan perwujudan syariah dalam berbagai sektor kehidupan, terutama ekonomi syariah. Dirinya juga menyebutkan wujud pemerintah NTB mengaplikasikan sistem syariah di wujudkan dengan NTB memiliki Bank Daerah Syariah dan menjadi yang pertama memiliki basis syariah di Indonesia.
“Terselenggaranya acara ini mendukung ikhitar pemerintah NTB penerapan kehidupan berbasis syariah.” Jelasnya.
H. Wirawan juga menjelaskan Pemerintah NTB
sudah menetapkan wilayah NTB khususnya Lombok dan Sumbawa akan menjadi daerah tujuan wisata halal yang tingkat kompetisinya tidak hanya untuk nasional, namun juga internasional.
“Kami sudah menetapkan bahwa NTB khususnya Lombok dan Sumbawa akan menjadi daerah tujuan wisata halal bukan hanya nasional tapi International,” katanya.
Selaku tuan rumah Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mataram (FEBI), Prof. Dr. Riduan Mas’ud, M.Ag, dalam sambutannya mengungkapkan rasa terima kasih UIN Mataram menjadi bagian dalam Muzakarah tersebut memikirkan perubahan-perubahan hukum yang berkaitan dengan teknologi yang mendukung sektor keuangan dan perbankan, serta bersinergi, berbicara tentang berbagai hal di tingkat dunia.
“Kami sangat bersyukur, UIN Mataram diajak untuk ikut serta memikirkan bagaimana perubahan-perubahan hukum perubahan-perubahan sistem terutama tentang teknologi yang mendukung dalam sektor keuangan dan perbankan,” katanya.
Dekan FEBI UIN Mataram itu berharap dengan pertemuan dalam rangka memikirkan arah hukum terkait kebijakan islamic finance, Banking Syariah, dan Wakaf, bisa memberikan manfaat dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
“Kita sama-sama duduk memikirkan bagaimana arah hukum ke depan terkait tentang kebijakan-kebijakan yang sudah sedang berlaku. Terutama terkait tentang Islamic Finance, Banking Syariah, dan terkait tentang Wakaf, semoga bisa bermanfaat untuk kehidupan umat dan bangsa.(pnd/her/diskominfotikntb).