BEIRUT, KOMPAS.TV – Pasukan Israel mengirim serangan besar ke wilayah selatan dan timur Lebanon pada Senin (23/9/2024) pagi waktu setempat. Militer Israel mengaku mengirim “serangan pendahuluan” secara ekstensif untuk melemahkan kapabilitas tempur Hizbullah.
Serangan udara Israel ke Lebanon dilaporkan menjangkau hingga wilayah yang jauh dari pebatasan. Salah satu serangan dilaporkan mengenai kawasan hutan di Povinsi Byblos, tengah Lebanon, sekitar 130 kilometer (km) dari perbatasan.
Jet-jet tempur Israel dilaporkan mengirim lebih dari 80 serangan dalam kurun 30 menit pada pagi ini. Serangan Israel ke Lebanon sepanjang Senin (23/9) dilaporkan membunuh seorang penduduk dan melukai 17 lainnya.
Pejabat militer Israel menyebut pihaknya saat ini berfokus pada operasi serangan udara ke Lebanon. Namun, juru bicara militer Israel, Daniel Hagari mengaku pihaknya tidak menutup kemungkinan serangan darat.
Selain itu, militer Israel diduga menyebarkan pesan berantai kepada masyarakat Lebanon yang berisi perintah evakuasi segera. Menteri Informasi Lebanon Ziad Makary mengaku turut mendapat pesan tersebut. Pesan rekaman menyuruh Makary untuk mengevakuasi gedung kementerian yang ditempatinya.
“Ini dalam rangka perang psikologis yang diterapkan musuh,” kata Makary dikutip Associated Press. Menteri Lebanon itu pun menyerukan agar masyarakat tidak mengindahkan peringatan Israel.
Serangan besar Israel ini diluncurkan usai Hizbullah menyerang Israel dengan lebih dari 150 roket pada akhir pekan lalu. Hizbullah meluncurkan gelombang roket tersebut sebagai balasan atas pembunuhan seorang komandan kelompok itu dan teror ledakan alat komunikasi yang melanda Lebanon pekan lalu.
Pada pekan lalu, ribuan alat komunikasi seperti pager atau penyeranta dan walkie talkie tiba-tiba meledak di berbagai tempat di Lebanon. Teror ledakan yang diduga dilakukan Israel ini membunuh 39 orang dan melukai hampir 3.000 orang.