
Gubernur NTB, Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal, menyampaikan rasa syukur dan bangga karena NTB dipercaya menjadi tuan rumah pertama di kawasan timur Indonesia untuk ajang olahraga nasional ini.
“Hari ini menjadi catatan sejarah. Untuk pertama kalinya FORNAS digelar di wilayah timur Indonesia. Lebih dari 18.000 peserta dari seluruh Nusantara hadir, dan kami merasa terhormat menyambut mereka di bumi NTB,” ujar Gubernur Iqbal.
Miq Iqbal menegaskan bahwa FORNAS tidak hanya sebatas kompetisi, tetapi juga momentum penting untuk merawat nilai-nilai budaya, menjaga kelestarian lingkungan, serta membangun persatuan.
“FORNAS adalah tentang pelestarian budaya, kegiatan ramah lingkungan, dan semangat kebersamaan. Dari seni pertunjukan, kuliner khas Sasak, Samawa dan Mbojo, hingga pameran komunitas—semua menjadi bukti bahwa olahraga masyarakat bisa berjalan seiring dengan budaya dan ekologi,” ungkapnya.
Mengangkat semboyan “Kalah Menang, Semua Senang”, FORNAS VIII ingin menekankan bahwa partisipasi dan kebahagiaan menjadi inti dari olahraga rekreasi masyarakat.
Lebih dari 90% elemen acara FORNAS VIII ini disiapkan oleh putra-putri NTB sendiri. Dari pembangunan panggung, tari kreasi, desain tematik, hingga produksi lagu tematik FORNAS semuanya melibatkan anak-anak daerah.
“Dalam waktu persiapan hanya tiga bulan, kami tidak hanya belajar dari para ahli, tapi juga berupaya menciptakan dampak ekonomi lokal sebesar-besarnya,” katanya.
Turut hadir, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Dr. Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyampaikan apresiasi dan rasa bangga atas penyelenggaraan Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) VIII Tahun 2025 di Nusa Tenggara Barat.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Gubernur NTB, Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal, beserta Ibu Wakil Gubernur, Hj. Indah Dhamayanti Putri, yang telah menjadi tuan rumah acara yang luar biasa ini,” ujar AHY disambut tepuk tangan para peserta.
AHY menekankan bahwa keunikan FORNAS dan Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) terletak pada basis komunitasnya yang kuat. Olahraga yang dipertandingkan datang dari passion dan kecintaan para pelaku komunitas, bukan karena penugasan formal.
“Inilah yang membuat FORNAS istimewa. Semangat yang lahir dari komunitas menjadikan olahraga lebih langgeng, menyenangkan, dan dekat dengan masyarakat,” tutur AHY.
Ia menggarisbawahi pentingnya menjaga keseimbangan hidup melalui olahraga, terlebih dalam konteks modern yang penuh tekanan. Dengan masyarakat yang sehat, bugar, dan gembira, maka kesejahteraan bangsa akan semakin tercapai.
Menko AHY menilai bahwa FORNAS bukan hanya menjadi ajang kompetisi, melainkan momentum penting untuk menggerakkan sektor ekonomi kreatif dan pariwisata. Ia pun mengapresiasi kehadiran pelaku UMKM dan keterlibatan sektor pariwisata lokal yang secara langsung mendapatkan manfaat dari acara ini.
“Event-event olahraga seperti FORNAS ini memiliki multiplier effect. Ekonomi daerah bergerak, UMKM tumbuh, dan pariwisata berkembang. Ini sejalan dengan semangat NTB: Makmur dan Mendunia,” jelasnya.
Menko AHY berharap FORNAS bisa terus digelar setiap tahun dan menjadi ajang konsolidasi nasional dalam memperkuat budaya olahraga berbasis komunitas. Ia menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh panitia, khususnya Ketua KORMI, Adil Hakim, serta Ketua Panitia Nasional FORNAS VIII, Ibnu Riza Pradipto.
“Semoga semua cabang olahraga yang dipertandingkan sukses dan dinikmati. Selamat untuk NTB, semoga FORNAS menjadi momentum kebangkitan olahraga masyarakat Indonesia,” pungkasnya. (diskominfotikntb)