Bangko-Bangko atau yang lebih dikenal sebagai Desert Point adalah salah satu mutiara paling berharga di ujung wilayah Sekotong. Keindahannya diakui dunia: ombaknya menjadi incaran peselancar internasional, garis pantainya masih perawan, dan suasana alamnya terasa seperti dunia yang terpisah dari hiruk pikuk perkotaan. Namun, keindahan ini seolah hanya menjadi milik mereka yang cukup nekat dan berani menempuh perjalanan sulit untuk mencapainya. Sebab, akses menuju Bangko-Bangko hingga kini masih menjadi persoalan besar yang tak kunjung dibereskan.
Jalan menuju kawasan ini ibarat ujian kesabaran. Banyak ruas yang rusak, berlubang, bahkan sebagian hanya berupa tanah dan batu yang sangat berisiko saat musim hujan. Wisatawan domestik sering kali mengurungkan niat, sementara wisatawan asing yang datang untuk surfing pun tidak jarang mengeluhkan kondisi akses yang buruk. Sangat ironis ketika sebuah destinasi kelas dunia justru tampak “dibiarkan” tanpa infrastruktur dasar yang layak.
Padahal, potensi ekonomi Bangko-Bangko begitu besar. Jika akses diperbaiki, arus wisatawan bisa meningkat, membuka peluang bagi warga lokal untuk mengembangkan usaha homestay, kuliner, jasa transportasi, hingga penyewaan perlengkapan surfing. Tetapi kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa perhatian pemerintah masih belum seimbang dengan nilai strategis daerah ini.
Pemerintah seolah hanya hadir sebatas wacana, tanpa langkah konkret yang mampu mengubah keadaan. Padahal, membenahi akses bukan hanya soal mendukung pariwisata, melainkan juga soal pemerataan pembangunan, bahwa wilayah paling ujung pun berhak mendapatkan fasilitas yang layak. Tanpa perbaikan jalan dan infrastruktur dasar, Bangko-Bangko akan terus menjadi “surga yang jauh”, indah untuk dilihat di foto, tetapi sulit dirasakan langsung oleh banyak orang.
Sudah saatnya pemerintah daerah menempatkan Bangko-Bangko bukan hanya sebagai potensi, tetapi sebagai prioritas. Keindahan alam sebesar ini tidak seharusnya terperangkap oleh akses yang buruk. Jika gerbang menuju surga ini dibuka dengan infrastruktur yang memadai, Bangko-Bangko bukan hanya akan dikenal dunia tetapi juga menjadi kebanggaan masyarakat Sekotong dan Lombok Barat yang benar-benar membawa manfaat nyata.
Penulis: Saskia Herman Mahasiswi Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Mataram
