
Lombok Barat – Untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Kabupaten Lombok Barat, membentuk desa tangguh bencana, khususnya daerah atau wilayah yang berpotensi terjadi ancaman bencana seperti banjir, gempa bumi, kekeringan dan bencana lainnya.
Berbagai upaya terus dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Kabupaten Lombok Barat dalam mencegah atau menghadapai ancaman resiko yang akan di timbulkan akibat becana, salah satunya adalah dengan membentuk Desa Tangguh Bencana “Destana”.
Sekertaris BPBD kabupaten Lombok Barat H. Halid menjelaskan, ada sejumlah program yang harus dilakukan oleh setiap desa tangguh tanggap bencana, yakni analisis risiko dengan membuat peta ancaman, kerentanan, dan kapasitas.
Dalam mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan peran dari seluruh elemen masyarakat, seperti perangkat desa, linmas, karangtaruna, dan pemuda, harus diberdayakan agar mempunyai kemampuan dasar untuk membantu pemerintah dalam penanganan bencana alam seperti banjir, kebakaran, tanah longsor ataupun bencana lainnya.
“Setiap orang yang ditugaskan dalam penanganan bencana , sangat perlu mengenali bencana apa yang terjadi, sehingga bisa disiapkan strategi penanganannya, dan dalam proses penanganan bencana, bisa mengurangi resiko yang akan terjadi akibat bencana dan kemudian dievaluasi guna mengantisipasi atau mencegah dampaknya,” ujarnya.
Lebih lanjut Halid menyebutkan, tahun ini ada penambahan dua pembentukan desa tangguh bencana “Destana”, yaitu Destana Desa Dasan Baru dan Destana Desa Lelede Kecamatan Kediri.
Menurutnya, pembentukan desa tangguh bencana ini sebagai salah satu upaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana, dan mencegah resiko dampak bencana terutama desa atau wilayah yang berpotensi rentan ancaman bencana seperti banjir, gempa, longsor dan bencana lainnya.
“Sesuai data BPBD lombok barat, dari 120 Desa dan Kelurahan yang ada di lombok barat, sebelumnya ada 46 Destana yang sudah terbentuk, dan dengan pembentukan dua desa menjadi desa tangguh bencana ini, hingga kini tercatat total jumlah “Destana” menjadi 48 desa yang resmi menjadi desa tangguh bencana, “tutupnya.
Sementara itu, Kepala Desa Dasan Baru akhirudin menyampaijan aperesiasinya dan mendukung langkah-langkah yang dilakukan BPBD Lombok barat dalam upaya menghadapi bencana maupun pencegahannya, dengan pembentukan Desa Tangguh Bencana di desanya.
Menurutnya, dengan pembentukan “Destana” ini, seluruh element masyarakat mampu dan bisa mandiri dalam penanganan bencana, apalagi di desanya rawan dan bahkan pernah terjadi bencana seperti angin puting beliung.
“Dengan terbentuknya Destana di desa saya , seluruh element masyarakat, perangkat desa dan karang taruna yang mengikuti kegiatan bimbingan pembetukan “Destana” diharapkan, mampu secara dini mendeteksi bencana dan bisa mandiri dan paham dalam penanganan dan bagaimana cara mencegahnya jika ada terjadi bencana alam,” pungkasnya.
Dalam Kegiatan Program yang melibatkan beberapa unsur yaitu pemerintah desa, karangtaruna, masyarakat dan kader PKK ini, diberikan atau dilatih mengenali potensi bencana yang terjadi, sehingga mereka bisa melakukan antisipasi dan melakukan penanganan dampak bencana alam secara mandiri.
Nantinya output dari “Destana” ini adalah terbentuknya relawan Desa dan forum pengurangan resiko bencana tingkat Desa, dan keberadaan “Destana” juga diharapkan dapat memberikan informasi kepada pemerintah daerah terkait dengan bencana yang terjadi agar lebih cepat dilakukan penanganannya. ( Tim KM Lombok Barat )