
Mataram, 28 April 2025 : Desa Teko yang secara administrative pemerintahan berada pada kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur telah menjadi perhatian Pemerintah Provinsi karena banyaknya masyarakat yang termasuk dalam katagori miskin ekstrem. Dilansir dari situs Kemenko PMK, kemiskinan ekstrem adalah kondisi di mana masyarakat tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. Seseorang dikatakan mengalami kemiskinan ekstrem, jika biaya kebutuhan hidup sehari-harinya setara dengan USD 1.9 PPP (Purchasing Power Parity). Mudahnya, seseorang dikategorikan miskin ekstrem, apabila pengeluarannya di bawah Rp 10.739 per orang per hari, atau setara Rp 322.170 per orang per bulan (menurut data BPS 2021).
Kemiskinan pada umumnya disebabkan pendapatan yang rendah dan pengangguran. Sedangkan pendapatan dan pengangguran, banyak disebabkan oleh pendidikan, kesehatan, kepemilikan asset produktif dan lain-lain. Untuk melaksanakan percepatan penanggulangan kemiskinan ekstrem, maka masyarakat perlu didorong untuk berwirausaha agar memperoleh tambahan pendapatan yaitu dengan mengolah bahan-bahan lokal menjadi produk yang lebih bernilai.
Berkenaan dengan hal tersebut, selama 4 hari yaitu pada tanggal 22-25 April 2025, telah dilaksanakan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan di desa Teko, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur sebanyak 30 orang dengan tujuan utama meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peserta dalam mengolah bahan-bahan lokal menjadi makanan yang siap dikonsumsi, mendorong masyarakat untuk berwirausaha bidang olahan makanan serta meningkatkan nilai tambah. Sasaran utama yang ingin dicapai adalah menjadikan 30 orang peserta sebagai wirausaha baru bidang olahan makanan.
Untuk mendorong peserta melakukan pengolahan makanan dengan bahan lokal maka disamping ditinggkatkan pengetahuannya pada persoalan kewirausahaan, etika bisnis dan kepuasan pelanggan, peserta juga dibekali ketrampilan pengolahan makanan berbahan lokal, bantuan alat pengolahan makanan dan uang saku sebesar Rp 400.000,- yang dapat digunakan sebagai modal awal usaha.
Dengan demikian, pesserta tidak akan mengalami kendala yang berarti jika mau melaksanakan produksi karena bahan baku sudah tersedia, peralatan juga tersedia dan ketrampilan sudah dipahami. Proses pemasaran akan dibantu oleh sekretaris desa Teko dengan mengelompokan berbagai jenis olahan makanan.
Pada akhir pelatihan peserta diklat telah bersepakat untuk memanfaatkan waktunya dalam berwirausaha dengan menerapkan bekal ilmu yang diperoleh. Semangat peserta diklat telah memberi secercah harapan bagi kemajuan desa Teko, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur. Penulis ( Andi Pramaria – Widyaiswara Ahki Utama Balatkop-UKM-NTB)