
Praya, 24 April 2025 – Isu krusial seputar oversupply (kelebihan pasokan) akomodasi dan perang tarif di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika menjadi topik utama dalam talk show yang digelar Program Studi Magister Perencanaan Kepariwisataan Pascasarjana Universitas Mataram. Acara ini dilaksanakan pada Kamis pagi, 24 April 2025, pukul 08.00-11.00 WITA, bertempat di Ballroom SMKN 1 Praya.
Mengangkat tajuk “Oversupply Pariwisata dan Perang Tarif di Wilayah KEK Mandalika pada Event MotoGP”, talk show ini diselenggarakan sebagai wujud komitmen Pascasarjana UNRAM dalam mendukung pembangunan pariwisata berkelanjutan.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Program Studi Magister Perencanaan Kepariwisataan, Dr. Dwi Putra Buana Sakti, SE., MM. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya dialog terbuka antara pemangku kepentingan pariwisata.
“Mandalika adalah destinasi super prioritas. Tapi tanpa sinergi antara dunia akademik, pemerintah, dan industri, pertumbuhannya bisa tidak terkendali. Inilah yang coba kami jembatani lewat kegiatan ini,” ujarnya, menegaskan peran kolaborasi lintas sektor.
Talk show ini menghadirkan tiga narasumber utama yang mewakili sektor pemerintahan, industri, dan akademisi.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah yang diwakili Kepala Bidang Promosi, Bapak Lalu Agus Mawardi, SE., M.Eng., menyoroti pentingnya regulasi pasar dalam menghadapi lonjakan jumlah akomodasi yang terjadi. “Kita tidak bisa hanya menunggu pasar menyesuaikan diri. Pemerintah harus hadir lewat kebijakan yang mengatur supply dan mendorong pemerataan destinasi agar tidak semua beban ada di Mandalika,” tegasnya.
Dari sisi industri, Ketua Hotel Mandalika Association, Bapak Samsul Bahri, S.Adm., M.Tr.Par., memaparkan realitas yang dihadapi pelaku usaha di lapangan. “Ada hotel yang banting harga jauh di bawah standar hanya demi bersaing. Ini mematikan pelaku lain, bahkan merusak citra destinasi. Kami di asosiasi terus mendorong etika bisnis dan tarif rasional,” ungkapnya.
Sementara itu, Dr. Sri Susanty, SST.Par., M.Par., dosen Pascasarjana Universitas Mataram, mengingatkan perlunya kebijakan pariwisata yang berbasis riset. “Oversupply dan perang tarif ini bukan hanya soal ekonomi, tapi juga berdampak pada pengalaman wisatawan dan kelangsungan destinasi. Perlu data dan riset untuk mengatur pertumbuhan pariwisata dengan bijak,” jelasnya.
Talk show ini merupakan hasil kolaborasi dengan SMKN 1 Praya. Acara diawali dengan penampilan tarian Kembang Sembah oleh siswa-siswi sekolah tersebut, sebagai bentuk penghormatan kepada tamu dan simbol kekayaan budaya lokal.
Untuk menambah kemeriahan, panitia juga membagikan tiga doorprize berupa voucher menginap di Edotel K-One Mandalika, SMKN 1 Praya, dan Pondok Elen Mandalika Gonjak Praya kepada peserta yang beruntung.
Talk show ini dihadiri oleh beragam peserta, meliputi mahasiswa Pascasarjana, pelaku usaha pariwisata, guru, dan siswa SMK. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk mengidentifikasi solusi atas persoalan kompleks pariwisata Mandalika, serta membuka ruang kolaborasi lintas sektor demi terwujudnya pengelolaan destinasi yang berkelanjutan dan berdaya saing.