
Masalah mental tidak bisa di anggap remeh dan dianggap masalah biasa, untuk itu perlu perhatian dan keahlian khusus untuk mengatasinya karena masa depan NTB ada pada anak-anak kita.
Pesan tersebut disampaikan langsung oleh ketua Tim penggerak PKK NTB Sinta Agathia M. Iqbal saat memberi sambutan pada hari puncak Festival Anak Sagantara 2025 dengan tema “ Mental Sehat Anak Ceria Mataram Maju” bertempat di Ballroom Bank NTB Syariah (23/7). Selanjutnya sinta menyebut, sekitar 34 persen anak di Indonesia bermasalah terhadap mental, oleh karenanya ia menyeru agar anak anak NTB diberikan ruang untuk mengeksplore kemampuan diri termasuk skill sosial.
“ anak-anak ini harus diberi waktu, beri mereka celah, beri mereka ruang untuk mereka bisa menikmati masa anak-anak. Jangan jadikan mereka tempat salah”. Tegasnya.
Dilanjutkannya Sinta bahwa kehadiran anak bukan menjadi suatu beban, namun menurutnya anak merupakan titipan yang harus tetap dijaga seperti menitipkan banyak tugas terutama dalam hal pendidikannya.
“ Saya menitipkan dan memberikan apresiasi terhadap tenaga pendidik. Saya tahu tidak mudah. Namun ini semua demi generasi muda Indonesia”. Tukas Sinta.
Sebelumnya Founder Sagantara Foundation Jihad Fatahillah mengungkapkan acara yang digelar dalam rangka Hari Anak Nasional 2025, juga membawa misi besar terkait isu kesehatan mental, ekploitasi anak, perundungan, hingga kekerasan pada anak di beberapa sekolah NTB.
“ Kami sudah bergerak selama kurang lebih satu tahun, ada yang fokus ke pusat mental, ada yang fokus ke pendidikan, fokus ke kesehatan, juga fokus ke sosial”. Terangnya.
Selanjutnya Jihad menyebut selama tiga bulan terakhir telah melakukan kampanye terkait kesehatan mental di sembilan sekolah yang berada di kota mataram, dengan jumlah sasaran sekitar 879 siswa, serta melibatkan 200 relawan yang mayoritas anak muda. Hasilnya lanjut Jihad hasil indeks kepuasan anak sekotar 90% serta indeks untuk pemahaman materi berada pada 87%.
“ Gerakan kami ini mungkin tidak bisa kita lihat dalam 1-2 tahun tapi 5 tahun atau 10 tahun mendatang. Survei ini menjadi tolak ukur kami berhasil atau tidak berhasil”. Terangnya. (Rb/Opk/DiskominfotikNTB).