
Lotim – Petani tembakau di Lombok Nusa tenggara barat tengah menghadapi kesulitan ekonomi akibat anjloknya harga tembakau. Penurunan harga yang signifikan ini membuat para petani diambang kerugian besar, karena biaya produksi yang dikeluarkan tidak sebanding dengan hasil penjualan.
Sejak musim panen dimulai, para petani mengeluhkan harga jual tembakau yang jauh di bawah perkiraan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran dan keprihatinan di kalangan petani, mengingat biaya produksi yang cukup tinggi, mulai dari tahap pembenihan, penanaman, pembelian pupuk, hingga proses panen. Upaya keras dan waktu yang telah mereka curahkan selama masa tanam, kini tidak sebanding dengan keuntungan yang diterima.
“Biaya produksi kami cukup besar, mulai dari membeli bibit, pupuk, pestisida, hingga tenaga kerja. Namun, harga jual tembakau saat ini sangat rendah, sehingga kami mengalami kerugian yang cukup signifikan,” ungkap salah seorang petani tembakau di Rensing Bat Kec. Sakra Barat-Lotim yang enggan disebutkan namanya.
Kondisi ini berdampak langsung pada perekonomian para petani tembakau di Lombok. Banyak di antara mereka yang terpaksa menanggung beban utang, sementara kebutuhan hidup sehari-hari tetap harus dipenuhi. Mereka berharap pemerintah daerah dapat segera turun tangan untuk mencari solusi dan membantu para petani mengatasi permasalahan ini.
Beberapa usulan yang muncul dari kalangan petani yang ditemui media ini antara lain adalah pemberian subsidi pupuk dan pestisida, serta bantuan pemasaran hasil panen agar harga jual tembakau dapat kembali stabil. Selain itu, peningkatan kualitas dan inovasi dalam budidaya tembakau juga dianggap penting untuk meningkatkan nilai jual produk.
Pemerintah daerah bersama dinas perkebunan setempat saat ini tengah menyelidiki lebih lanjut penyebab anjloknya harga tembakau dan mencari solusi terbaik untuk membantu para petani. Diharapkan, solusi yang tepat dan cepat dapat segera ditemukan agar kesejahteraan para petani tembakau di Lombok dapat terjamin.