Skip to content
Kampung Media
Kampung Media

Kampung Media

penghargaan-kampung-media
Primary Menu
  • Inspirasi Kampung
  • Kuliner Kampung
  • Wisata Kampung
  • Otomotif
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Pendidikan
  • Pemerintahan
  • Sosial Keagamaan
  • Inspirasi Kampung

Kawin Kontrak dalam Islam, Apakah Diperbolehkan?

adminkampung October 27, 2025
kawin kontrak

Ilustrasi kawin kontrak (Foto: Getty Images/iStockphoto/Jamaludin Yusup)

Jakarta – Pernikahan dalam Islam merupakan hal yang sangat penting dan sakral, karena tidak hanya menyatukan dua insan, tetapi juga melibatkan perjanjian suci antara keduanya dengan Allah SWT. Ikatan ini menjadi dasar terbentuknya keluarga yang penuh kasih, tanggung jawab, dan keberkahan.
Namun, di tengah masyarakat modern saat ini muncul fenomena yang dikenal sebagai kawin kontrak atau nikah mut’ah. Sekilas, bentuk pernikahan ini tampak seperti pernikahan biasa, namun memiliki batas waktu tertentu yang disepakati oleh kedua belah pihak sebelum akad dilakukan.

Hal ini menjadikan kawin kontrak terkesan sebagai hubungan yang bersifat sementara dan transaksional. Lalu, bagaimana sebenarnya Islam memandang pernikahan kontrak seperti ini?

Pengertian Kawin Kontrak
Dikutip dari jurnal Perkawinan Mut’ah: Pandangan Islam dalam Ketatanegaraan Indonesia oleh Lukmanul Hakim, kawin kontrak atau nikah mut’ah adalah bentuk pernikahan yang dilakukan dengan batas waktu tertentu yang telah disepakati sejak awal oleh kedua pihak.

Setelah waktu tersebut berakhir, maka ikatan pernikahan otomatis berakhir tanpa perlu adanya proses perceraian.

Dalam pelaksanaannya, kawin kontrak biasanya melibatkan perjanjian antara laki-laki dan perempuan dengan imbalan berupa mahar atau kompensasi tertentu. Hal ini membuat pernikahan tersebut terkesan bersifat transaksional dan tidak dibangun atas dasar komitmen jangka panjang.

Fenomena kawin kontrak sering kali muncul di kalangan masyarakat yang memiliki motif tertentu, seperti kebutuhan biologis, ekonomi, atau alasan sosial. Bahkan di beberapa daerah wisata, praktik ini kerap dilakukan oleh warga asing dengan warga lokal.

Dari segi hukum, kawin kontrak tidak diakui dalam sistem hukum positif Indonesia karena bertentangan dengan tujuan perkawinan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974. Undang-undang tersebut menegaskan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara pria dan wanita untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal, bukan hubungan sementara.

Hukum Kawin Kontrak dalam Islam
Dikutip dari Jurnal Hukum Islam dan Fenomena Pernikahan Kontrak Antara Moral dan Legalitas oleh Putri Aulia, dkk, kawin kontrak atau nikah mut’ah berbeda dengan konsep pernikahan dalam Islam karena sifatnya sementara dan berakhir setelah jangka waktu tertentu. Hal ini membuat kawin kontrak dipandang sebagai bentuk pernikahan yang tidak sesuai dengan tujuan pernikahan yang sebenarnya, yakni untuk menciptakan keluarga yang kekal dan penuh kasih.

Mayoritas ulama dari kalangan Sunni sepakat bahwa kawin kontrak hukumnya haram. Mereka berpegang pada hadits sahih yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW telah melarang praktik nikah mut’ah setelah perang Khaibar dan melarangnya untuk selama-lamanya.

عَنْ عَلِيٍّ أَنَّهُ سَمِعَ ابْنَ عَبَّاسٍ يُلَيِّنُ فِي مُتْعَةِ النِّسَاءِ، فَقَالَ : مَهْلًا يَا ابْنَ عَبَّاسٍ، فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْهَا يَوْمَ خَيْبَرَ وَعَنْ لُحُومِ الْحُمُرِ الْإِنْسِيَّةِ

Artinya, “Diriwayatkan dari ‘Ali bahwa beliau mendengar Ibnu Abbas melunak dalam hal nikah mut’ah, maka beliau berkata, “Jangan terburu-buru wahai Ibnu Abbas; karena Rasulullah SAW telah melarang nikah mut’ah pada saat perang Khaibar dan juga melarang daging keledai rumahan.” (HR. Muslim).

Imam Asy-Syafi’i menegaskan bahwa kawin kontrak bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar pernikahan Islam yang menekankan kontinuitas dan tanggung jawab. Beliau berpendapat bahwa pernikahan semacam ini tidak sah karena dilakukan dengan niat sementara dan tidak menjamin hak-hak istri maupun keturunan.

Selain itu, ulama lain seperti Imam Malik dan Imam Abu Hanifah juga mengharamkan kawin kontrak. Mereka menilai bahwa pernikahan ini lebih menyerupai hubungan transaksional yang mendekati zina karena tidak memenuhi syarat sah pernikahan dalam Islam.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun telah mengeluarkan fatwa pada tahun 1997 yang menegaskan bahwa kawin kontrak hukumnya haram. MUI beralasan bahwa praktik ini dapat merugikan perempuan dan anak, serta bertentangan dengan nilai-nilai moral dan maqasid al-syari’ah, yaitu menjaga kehormatan dan keturunan.

Di sisi lain, ulama dari kalangan Syiah Imamiyah berpendapat bahwa nikah mut’ah masih diperbolehkan. Mereka berdalil pada QS. An-Nisa ayat 24 yang menyebutkan kata “istamta’tum bihi minhunna”, yang mereka tafsirkan sebagai bentuk pernikahan sementara dengan mahar tertentu.

Berikut ini firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 24,

۞ وَالْمُحْصَنٰتُ مِنَ النِّسَاۤءِ اِلَّا مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْۚ كِتٰبَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْۚ وَاُحِلَّ لَكُمْ مَّا وَرَاۤءَ ذٰلِكُمْ اَنْ تَبْتَغُوْا بِاَمْوَالِكُمْ مُّحْصِنِيْنَ غَيْرَ مُسٰفِحِيْنَۗ فَمَا اسْتَمْتَعْتُمْ بِهٖ مِنْهُنَّ فَاٰتُوْهُنَّ اُجُوْرَهُنَّ فَرِيْضَةًۗ وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِيْمَا تَرَاضَيْتُمْ بِهٖ مِنْۢ بَعْدِ الْفَرِيْضَةِۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيْمًا حَكِيْمًا ۝٢٤

Artinya: Diharamkan juga bagi kamu (menikahi) perempuan-perempuan yang bersuami, kecuali hamba sahaya perempuan (tawanan perang) yang kamu miliki sebagai ketetapan Allah atas kamu. Dihalalkan bagi kamu selain (perempuan-perempuan) yang demikian itu, yakni kamu mencari (istri) dengan hartamu (mahar) untuk menikahinya, bukan untuk berzina. Karena kenikmatan yang telah kamu dapatkan dari mereka, berikanlah kepada mereka imbalannya (maskawinnya) sebagai suatu kewajiban. Tidak ada dosa bagi kamu mengenai sesuatu yang saling kamu relakan sesudah menentukan kewajiban (itu). Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.

Namun, sebagian ulama Syiah kontemporer juga memberikan batasan ketat terhadap praktik ini. Mereka menekankan bahwa kawin kontrak hanya boleh dilakukan oleh sesama penganut Syiah dan dalam kondisi tertentu agar tidak menimbulkan fitnah dan kerusakan sosial.

Dari berbagai pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas ulama mengharamkan kawin kontrak karena bertentangan dengan tujuan utama pernikahan dalam Islam. Sementara sebagian kecil ulama Syiah memperbolehkannya dengan syarat-syarat khusus.

Namun secara umum, praktik ini dinilai tidak sesuai dengan prinsip moral dan hukum Islam yang menekankan keabadian serta tanggung jawab dalam ikatan pernikahan.

Wallahu a’lam.
selengkapnya https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-8178989/kawin-kontrak-dalam-islam-apakah-diperbolehkan.

Continue Reading

Previous: Diskop UKM NTB Siap Berkolaborasi dengan Unizar dan BRIN untuk Pembinaan UMKM
Next: 5 Tokoh Muda dalam Sejarah Islam, Bisa Jadi Inspirasi

Berita Terkait

BZNAS2_20251115_155410_0000
  • Inspirasi Kampung

Perjalanan Iman dari Negeri Tirai Bambu, Kisah Cheng Zi Menjadi Muallaf di Lombok

Ibra_kmrb November 15, 2025
Screenshot_2025-11-09-06-44-29-86_a23b203fd3aafc6dcb84e438dda678b6
  • Inspirasi Kampung
  • Wisata Kampung

Semarak HUT ke-54 KORPRI Lombok Timur di Ekas Sunset Trail Run

Ibra_kmrb November 9, 2025
Pengorbanan-Nabi-Muhammad-pada-Umatnya
  • Inspirasi Kampung

Mengapa Dada Nabi Muhammad SAW Dibelah oleh Malaikat Jibril?

adminkampung November 1, 2025

Berita Terkini

  • Jawara Modifikator Pamerkan Karya di Pesta Akbar Honda Modif Contest
  • Program Gizi Minus Ahli Gizi: Logika kontradiktif wakil Rakyat
  • Wakili Menteri Koperasi, Kadiskop UKM NTB Serahkan SHU Koperasi Tambang Untuk Desa Berora
  • Sekdis Koperasi UKM NTB Buka Tiga Workshop untuk Penguatan Home Industry dan UMKM
  • Ketua AMPG NTB Herianto Buka Ruang Diskusi Kritis: Golkar Bukan Tempat Ceramah, Tapi Wadah Generasi Muda Memimpin

Kanal Berita

  • Artikel/Opini
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Indeks
  • Inspirasi Kampung
  • Kesehatan
  • Kuliner Kampung
  • Olah Raga
  • Otomotif
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Politik
  • Sosial Keagamaan
  • Teknologi
  • Wisata Kampung

Baca juga

a150baf4-2971-425e-b817-ae04192b0d8a
  • Otomotif

Jawara Modifikator Pamerkan Karya di Pesta Akbar Honda Modif Contest

adminkampung November 18, 2025
IMG-20251118-WA0020
  • Artikel/Opini

Program Gizi Minus Ahli Gizi: Logika kontradiktif wakil Rakyat

Lalu Rosmawan November 18, 2025
0995a15e-ed1b-4488-ade4-595c3878018e
  • Ekonomi

Wakili Menteri Koperasi, Kadiskop UKM NTB Serahkan SHU Koperasi Tambang Untuk Desa Berora

adminkampung November 17, 2025
workshop
  • Pendidikan

Sekdis Koperasi UKM NTB Buka Tiga Workshop untuk Penguatan Home Industry dan UMKM

adminkampung November 17, 2025

SEKRETARIAT


Jl.Banda Sraya Gg.sakura No.5 Pondok Indah Kel.Pagutan Barat Kota Mataram
Nomor Kontak: 089637675034
Email: kampungmedia2008@gmail.com


Konsultan Media: Lombok Inisiatif – Akta Notaris Nomor 135 tanggal 14 Maret 2015.
Alamat: Jalan Bhanda Sraya 23 Griya Pagutan Indah Mataram.

REDAKSI

Publisher VIP (Visual Informasi & Publikasi) PRODUCTION & Lombok Kreatif.

Chief Executive Officer:
Asrobi Abdihi
Chief of Content:
Fakhrul Azhim
Manager Operations / Editor in Chief :
Afifudin
Sekretaris Redaksi: Neneng Pebriana

TIM REDAKSI

Kepala Kampung / Pemred :
Asrobi Abdihi
Redaktur Pelaksana :
Fakhrul Azhim
Editor Senior : Ncep
Editor: Abdi, Achim Nadfia,
Reporter: Muhammad Safwan, Jumaili, Ncep

DEWAN PAKAR

Suaeb Qury, S.H.I.

KONTRIBUTOR

1.Muhammad Safwan (Kota Mataram) 2.Jumaili (Lombok Tengah) 3.Hasan Karing ( KM Brang Ene Sumbawa) 4.Adi Pradana (Kab.Bima)5.Opick Manggelewa. KM Manggelewa (Dompu) 6.Joko KM Panto daeng Sumbawa 7.Ryan KM Gempar Bima 8.Faidin (KM kempo) Dompu 9.Alimuddin (KM Maluk) KSB 10.Randal Patisamba (KM Rampak Nulang) 11.Ibrahim Arifin (KM Rensing Bat) Lotim 12.Yakub (KM SasakTulen) Lobar 13.Alamsyah (KM Tembe Nggoli) Bima 14.M. Hariyadin (KM. Sarei Ndai Kota Bima 15.Andre Kurniawan (KM.Masbagik) Lotim 16.Ali Nurdin (KM. Taliwang) Sumbawa 17.Hajrul Azmi ( KM. Sajang Bawak Nao ) Loteng 18.Desa Wisata Masmas Loteng 19.Abdul Satar Lobar 20.Nurrosyidah Yusuf 21.Masyhuri (sambang kampung),22.Joko Pitoyo, 23.Asep KM Lobar, 24. Abu Ikbal, 25. Romo. 26. Alin 27. Tawa, 28. Andi Mulyan Mataram,29. Asri (KM Sukamulia), 30. Efan (Kampung Media Lengge Wawo-Bima) 31. Aulia Abdiana

Copyright © Kampung Media.