
Jakarta – Setiap amal yang dilakukan dengan niat tulus karena Allah SWT takkan pernah luput dari perhatian-Nya. Bahkan ucapan sederhana yang keluar dari hati seorang hamba bisa menjadi penentu nasibnya di akhirat kelak.
Kisah berikut menjadi bukti bahwa keikhlasan dalam mengucap kalimat tauhid dapat menjadi pelindung dari siksa neraka, bahkan bagi mereka yang masih dalam proses mengenal Islam secara mendalam. Allah SWT berfirman,
فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ
Arab latin: Famay ya’mal miṡqāla żarratin khairay yarah(ū).
Artinya: Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya.
Batu-batu di Padang Arafah yang Jadi Saksi di Akhirat
Kisah ini diambil dari Kumpulan Kisah Teladan karya Prof. Dr. HM Hasballah Thaib, MA dan H. Zamakhsyari Hasballah, Lc, MA, Ph.D. Di sebuah masa yang telah lama berlalu, ketika musim haji tiba dan Padang Arafah dipenuhi jamaah, ada seorang pria yang baru saja mengenal Islam. Ia termasuk golongan yang masih belajar mengenal keimanan, namun sudah tergerak untuk menunaikan ibadah haji.
Ketika berada di Arafah, ia mengambil tujuh butir batu kecil dari tanah. Ia menatap batu-batu itu lalu berkata, “Wahai batu-batu, saksikanlah bahwa aku mengucapkan, Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya.” Setelah itu, ia berbaring dan tertidur, dengan batu-batu tersebut diletakkan di bawah kepalanya.
Dalam tidurnya, ia bermimpi seolah-olah hari kiamat telah tiba. Ia melihat dirinya dibangkitkan, lalu diperiksa seluruh amalnya. Setelah perhitungan selesai, ia dinyatakan tidak layak masuk surga dan harus menuju neraka.
Dengan penuh kepasrahan, ia berjalan menuju salah satu pintu neraka. Namun anehnya, saat hendak memasuki neraka, batu-batu kecil yang ia kumpulkan di Arafah muncul dan menghalanginya.
Para malaikat penjaga neraka berusaha menariknya masuk, tetapi kehadiran batu-batu itu menghambat mereka. Ia pun beralih ke pintu neraka yang lain, namun hasilnya tetap sama. Batu-batu itu terus mengikuti dan menghalanginya dari azab.
Ia mendatangi pintu neraka satu per satu, hingga sampai ke pintu ketujuh. Semua pintu menolaknya karena perlindungan dari batu-batu yang dulu menjadi saksi syahadatnya. Tak satu pun penjaga neraka mampu menariknya masuk.
Akhirnya, ia dibawa ke langit ketujuh, ke hadapan Arasy. Di sana, terdengarlah suara Ilahi yang berkata,
“Wahai hamba-Ku, Aku telah menyaksikan ucapan syahadatmu yang engkau lafazkan di Arafah. Aku tidak akan menyia-nyiakan kesaksian itu. Masuklah engkau ke dalam surga.”
Saat ia mendekati pintu surga, pintu itu terbuka tanpa ragu. Syahadat yang pernah ia ucapkan dengan sederhana dan penuh ketulusan ternyata menjadi pembuka jalan menuju rahmat Allah.
https://www.detik.com/hikmah/kisah/d-7922092/kisah-tujuh-batu-di-padang-arafah-yang-menghalau-azab-neraka.