
Lombok kembali dipercaya menjadi tuan rumah ajang olahraga berskala internasional. Kali ini, PB Federasi Kurash Indonesia (Ferkushi) menggelar dua event besar sekaligus, yakni 2nd KUSEA Kurash Championship dan 1st KUSEA Beach Kurash Championship. Kejuaraan ini menjadi bukti kepercayaan Kurash Union South East Asia (KUSEA) kepada Indonesia, sekaligus kebanggaan tersendiri mengingat olahraga kurash baru hadir di Tanah Air sejak 2018. Jumat, (29/8/2025)
Ketua PB Ferkushi, Mayjen TNI (Purn) Teuku Abdul Hafil Fuddin, mengungkapkan alasan pemilihan Lombok sebagai lokasi penyelenggaraan.
“Kami memilih Lombok karena merupakan salah satu destinasi wisata utama di Indonesia dan mendapat dukungan penuh dari Gubernur NTB Dr. H. L. Muhamad Iqbal. Hal ini sejalan dengan tema yang kami usung: kekuatan, persahabatan, dan budaya yang harmonis,” ujar Hafil.
Hafil berharap kejuaraan ini dapat mendorong kurash menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan di PON 2028. Menurutnya, kurash tidak membutuhkan venue mahal dan peralatan rumit, sehingga sangat berpotensi dikembangkan di berbagai daerah.
Kejuaraan kali ini diikuti ratusan peserta dari tujuh negara Asia Tenggara. Indonesia menjadi kontingen terbesar dengan 98 atlet, disusul Vietnam 51 atlet, Filipina 41 atlet, Malaysia 32 atlet, Singapura 27 atlet, Thailand 16 atlet, dan Myanmar 1 atlet. Secara keseluruhan, sekitar 500 orang terlibat dalam event ini, termasuk atlet dan keluarga pendamping.
Tahun ini juga menjadi istimewa karena untuk pertama kalinya digelar Beach Kurash Championship di Pantai Senggigi, Lombok. Format baru ini memadukan kekuatan olahraga dengan keindahan alam dan budaya lokal.
“Ini adalah langkah strategis untuk memperkenalkan format baru kurash sekaligus mempromosikan Lombok sebagai destinasi sport tourism bertaraf internasional,” tegas Hafil.
Pembukaan resmi dilaksanakan siang tadi di Gelanggang Pemuda Mataram, dihadiri para pejabat dari Pemprov, kabupaten, dan kota se-NTB.
Presiden Asosiasi Kurash Thailand, Pulsak Satjathamnukul, mengapresiasi penyelenggaraan acara.
“Venue yang disiapkan sudah sangat baik dan memenuhi standar internasional. Bertanding di Lombok adalah pengalaman menyenangkan yang sudah lama kami tunggu,” ungkapnya.
Sementara itu, Asisten III Setda NTB, Eva Dwiyani, menekankan nilai-nilai luhur dalam olahraga kurash, seperti disiplin, kerja keras, dan saling menghormati.
“Dengan berpartisipasi dalam kurash, kita turut melestarikan warisan budaya nenek moyang dari Asia Tengah,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Ketua Pengprov Ferkushi NTB, Dra. Hj. Asnirawati M.Si (Bunda Asni), yang juga Sekretaris Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi NTB. Ia menyatakan rasa syukur atas terselenggaranya event internasional ini.
“Semoga kegiatan ini berjalan lancar dan membuka pintu bagi event-event olahraga internasional lainnya di NTB,” katanya.
Menurut Bunda Asni, kejuaraan ini sangat bermanfaat bagi perkembangan kurash di NTB, terutama karena cabang ini masih tergolong baru. Dengan menghadapi lawan dari berbagai negara Asia Tenggara, para atlet NTB diharapkan semakin berkembang dan berpengalaman.
“Kami berharap momentum ini juga mendorong kurash bisa dipertandingkan di PON XXII 2028, dan NTB dapat ikut diperhitungkan,” tandasnya.