
LOMBOK UTARA — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Mataram (Unram) bersama Kelompok Tani At-Thin di Desa Rempek, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, sukses menyelenggarakan kegiatan sosialisasi dan praktik pengolahan limbah ternak sapi menjadi pupuk organik. Acara yang didukung penuh oleh warga dan aparat desa ini bertujuan untuk mengatasi pencemaran lingkungan sekaligus meningkatkan kemandirian ekonomi petani.
Kegiatan yang berlangsung di Dusun Gelumpang Sanyar ini didampingi langsung oleh penyuluh pertanian Desa Rempek, Bapak Artadi, S.P. Pengolahan limbah ternak ini diharapkan mampu menjadi produk bernilai ekonomis yang nantinya akan diberi label, distandardisasi, dan dipasarkan.
Materi dan Praktik Langsung Jadi Kunci Keberhasilan
Kegiatan diawali dengan pemaparan materi dari Bapak Artadi, S.P. Ia menjelaskan secara rinci tentang teknis pengolahan limbah ternak menjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan. Materi yang disampaikan meliputi teknik fermentasi, waktu pemrosesan, dan manfaat agronomis pupuk organik bagi tanah dan tanaman.
“Kami menekankan bagaimana metode ini dapat mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia sekaligus menanggulangi limbah ternak yang berpotensi mencemari lingkungan,” ujar Bapak Artadi.
Setelah sesi materi, acara dilanjutkan dengan praktik langsung fermentasi limbah ternak bersama masyarakat. Bahan-bahan utama yang digunakan dalam praktik ini meliputi 1 ton kotoran sapi kering, 1 liter EM4, 2 liter molase, dan 100 kg dedak.
Proses pembuatan diawali dengan menyusun lapisan kotoran sapi kering setebal 10 cm, lalu ditaburi jerami dan dedak. Setelah itu, campuran tersebut disiram dengan larutan molase dan EM4. Proses ini diulang hingga semua bahan habis, lalu ditutup rapat menggunakan terpal untuk menjaga kelembapan.
Agar proses fermentasi berjalan optimal, tumpukan bahan diaduk setiap 3 hari sekali. Setelah 21 hari, pupuk organik yang matang digiling dan diayak, kemudian siap untuk dikemas.
Mengubah Masalah Lingkungan Jadi Peluang Ekonomi
Ketua Kelompok KKN Unram menjelaskan bahwa ide program ini muncul sebagai solusi ganda. “Program pembuatan pupuk dari limbah ternak sapi ini bertujuan untuk mengubah limbah organik menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomis, sekaligus mengatasi permasalahan lingkungan yang ditimbulkan oleh kotoran ternak,” ungkapnya.
Ia berharap, melalui pengolahan limbah ini, masyarakat dapat menerapkan praktik pertanian berkelanjutan, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya daur ulang limbah ternak.
Warga pun menyambut baik inisiatif ini. Bapak Nurmayadi, Ketua Kelompok Ternak At-Tin, yang juga merupakan salah satu peternak sapi di Desa Rempek, memberikan testimoninya.
“Dulu limbah ternak saya cuma dibuang begitu saja, bahkan kadang jadi sumber bau yang mengganggu. Setelah ikut kegiatan ini, saya jadi tahu ternyata bisa diolah jadi pupuk yang bagus untuk tanaman jagung saya. Ini sangat membantu, apalagi pupuk sekarang mahal,” tuturnya.
Inisiatif ini diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat. Pemanfaatan kotoran sapi sebagai bahan baku pupuk organik membuka peluang peningkatan pendapatan melalui penjualan pupuk atau pemanfaatan mandiri untuk lahan pertanian. Hal ini tidak hanya menjadi solusi lingkungan, tetapi juga strategi ekonomi yang berdampak nyata bagi keberlanjutan usaha peternakan di Desa Rempek.