Pemerintah menargetkan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP) menjadi koperasi yang modern dan mandiri. Guna mewujudkannya, para pendamping Koperasi Desa (Kopdes) mendapat pelatihan khusus untuk meningkatkan kompetensi di bidang pengelolaan koperasi modern.
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Pendampingan KDKMP ini dibuka oleh Asisten Deputi Literasi dan Penyuluhan Kementerian Koperasi RI, Edy Haryana, secara daring dari Hotel Golden Palace Mataram, Selasa (4/11/2025).
Edy Haryana menyebutkan, pelatihan ini merupakan bagian dari upaya percepatan pelaksanaan program KDKMP yang digagas pemerintah pusat.
“KDKMP ini merupakan program pemerintah dalam rangka pengembangan ekonomi kemandirian rakyat dan pemerataan pembangunan,” ungkapnya.
Menurut Edy, tenaga pendamping memiliki peran strategis dalam kesuksesan program tersebut. Mereka bertugas merintis pembentukan koperasi desa agar mampu berdiri mandiri dan menjadi pusat kegiatan ekonomi masyarakat.
“Pendamping harus menguasai teknologi koperasi yang sehat dan modern dengan sistem gerai. Pelatihan ini diharapkan bisa memberikan ilmu yang bermanfaat agar mereka dapat mendampingi dan melatih para pengurus koperasi di lapangan,” jelas Edy.
Ia juga berpesan agar para pendamping tidak berhenti belajar setelah pelatihan, tetapi terus menularkan pengetahuan kepada pengurus koperasi di wilayah masing-masing.
Desa Mandiri di NTB Terus Meningkat
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Kependudukan dan Pencatatan Sipil (DPMPD Dukcapil) NTB, H. Lalu Hamdi, M.Si, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, menyampaikan apresiasi kepada para pendamping desa yang telah berkontribusi besar terhadap peningkatan jumlah desa mandiri di NTB.
“Desa mandiri di NTB kini sudah mencapai 48 persen. Artinya kontribusi pendamping desa cukup tinggi. Saya yakin target 2029, seluruh desa di NTB menjadi desa mandiri bisa tercapai,” ujarnya optimistis.
Menurutnya, keterlibatan pendamping desa dalam program KDKMP akan semakin mempercepat pencapaian tersebut.
“Pendamping desa harus serius mengemban tugas ini karena keberhasilan KDKMP kini juga ada di tangan mereka. Program desa berdaya akan bersinergi dengan KDKMP,” tambahnya.
Lalu Hamdi menegaskan, kedua program itu memiliki misi yang sama, yaitu mengentaskan kemiskinan dan mewujudkan pemerataan ekonomi masyarakat desa.
“Mari kita bantu kelola koperasi ini semaksimal mungkin. Saya yakin KDKMP akan sukses dan mampu mengangkat ekonomi masyarakat desa,” pungkasnya.
Diikuti 243 Peserta dari Seluruh NTB
Ketua Panitia sekaligus Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM NTB, Muhammad Fauzan, melaporkan bahwa pelatihan ini diikuti 243 peserta dari seluruh kabupaten/kota di NTB. Mereka terdiri atas 116 Business Advisor (BA), 22 Project Management Officer (PMO), serta 115 pendamping koperasi dan desa.
“Pelatihan ini merupakan wujud komitmen pemerintah untuk meningkatkan kompetensi para pendamping. Harapannya, mereka dapat mengawal dan membimbing pengurus koperasi agar mampu mengelola KDKMP secara modern dan mandiri,” jelas Fauzan.
Selain meningkatkan kapasitas pendamping, pelatihan ini juga diharapkan dapat mempercepat terbentuknya gerai-gerai KDKMP di seluruh wilayah NTB.
“Kegiatan ini juga untuk memperkuat sinergi antara Dinas Koperasi NTB, kabupaten/kota, dan KDKMP, agar koperasi di daerah dapat berkembang lebih maju ke depan,” tutupnya.
Materi Pelatihan Dikemas Interaktif
Kegiatan pelatihan kemudian diisi dengan penyampaian materi oleh Kepala Dinas Koperasi dan UKM NTB, Ahmad Masyhuri, SH, yang tampil dengan gaya komunikatif dan menghibur. Dengan humor dan narasi cerita, ia memotivasi para peserta untuk tidak menunda pembentukan koperasi di desa masing-masing.
“Mulai saja dulu buka gerai koperasinya, jualan beberapa sembako. Nanti pelan-pelan pasti berkembang. Jangan fokus pada hambatan, nanti tidak jadi-jadi,” pesan Masyhuri yang disambut antusias peserta.
Suasana pelatihan berlangsung interaktif selama lebih dari dua jam. Para peserta aktif berdiskusi dan bertanya seputar tahapan pembentukan koperasi.
