Skip to content
Kampung Media
Kampung Media

Kampung Media

penghargaan-kampung-media
Primary Menu
  • Inspirasi Kampung
  • Kuliner Kampung
  • Wisata Kampung
  • Otomotif
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Pendidikan
  • Pemerintahan
  • Sosial Keagamaan
  • Ekonomi

Mengapa UMKM Menjadi Penopang Ekonomi Daerah di NTB

adminkampung September 10, 2025
309f02f5-2c11-4bde-81e6-8e5438ad05f7

Penulis: Andi Pramaria – Widyaiswara Ahli Utama Balatkop UKM NTB.
UMKM: Urat Nadi Ekonomi Rakyat
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai urat nadi ekonomi Indonesia. Data Nasional menunjukkan UMKM menyumbang lebih dari 61% atau setara ± Rp. 9.500 trilyun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap sekitar 97% tenaga kerja atau setara 117 juta tenaga kerja (KemenkopUKM, 2022). Angka itu bukan hanya statistik, melainkan bukti bahwa UMKM adalah aktor utama dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional. Dalam situasi yang terbaik, seandainya tanpa UMKM maka akan terjadi pengangguran sebanyak 117 juta dan kehilangan sumbangan PDB sebesar Rp9.500 trilyun. Akibatnya perekonomian nasional, benar-benar akan mengalami kesulitan.

Di tingkat daerah, peran UMKM bahkan lebih terasa, karena usaha besar sangat sedikit. Di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), UMKM menjadi penopang utama perekonomian daerah. Meski kerap menghadapi keterbatasan modal, akses pasar, dan kapasitas sumber daya manusia, namun UMKM tetap tumbuh dan menjadi benteng perekonomian terutama pada saat krisis, mulai dari gempa bumi 2018 hingga pandemi Covid-19.

Kontribusi Nyata UMKM NTB

Berdasarkan data SIDT 2024, jumlah UMKM di NTB mencapai sekitar 324 ribu unit usaha. Yang menarik adalah lebih dari 99% di antaranya adalah usaha mikro, sementara usaha kecil dan menengah kurang dari 1%. Walaupun skala usahanya kecil, kontribusi mereka terhadap perekonomian tidak bisa diabaikan. Dengan jumlah usaha mikro yang besar, maka jika diakumulasikan akan menjadi besar pula.

Sumbangan terhadap PDRB: sekitar 7–15% dari total PDRB NTB.

Penyerapan tenaga kerja: sekitar 23% atau setara ±650.000 penduduk bekerja di sektor UMKM.

Terdapat 5 dominasi usaha UMKM yaitu olahan makanan, tenun, fasyen, Mutiara dan kerajinan ketak.

Dengan kondisi itu, UMKM bukan sekadar “pelengkap” ekonomi daerah, melainkan pilar penopang yang menjaga perputaran ekonomi masyarakat.

Ketangguhan di Masa Krisis

Salah satu bukti nyata kekuatan UMKM terlihat saat NTB dilanda krisis.

Pasca gempa bumi 2018, UMKM lokal bangkit dengan cepat, memanfaatkan sumber daya sekitar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Di masa pandemi Covid-19, ketika banyak usaha besar gulung tikar, UMKM justru menunjukkan fleksibilitas. Banyak yang beralih ke usaha masker kain, frozen food, hingga jasa titip (jastip).

Sifat lentur dan adaptif inilah yang membuat UMKM disebut sebagai tulang punggung ekonomi rakyat. Mereka mampu bertahan ketika usaha besar ambruk, dan justru menjadi garda depan dalam pemulihan ekonomi.

Potensi Lokal yang Luas

NTB memiliki kekayaan sumber daya alam dan budaya yang luar biasa:

Pertanian: beras, jagung, tembakau, dan hortikultura.

Perikanan: tangkapan laut dan budidaya.

Pariwisata: destinasi unggulan seperti Mandalika, Gili, dan wisata budaya.

Industri kreatif: tenun ikat, kerajinan mutiara, kuliner lokal.

Sayangnya, sebagian besar potensi ini masih dijual dalam bentuk mentah. Di sinilah UMKM berperan penting: mengolah produk primer menjadi bernilai tambah. Jagung bisa diolah menjadi pakan ternak, ikan bisa dikemas jadi produk beku, tenun bisa dipasarkan sebagai fesyen modern. Jika UMKM diberdayakan untuk hilirisasi, maka nilai tambah bagi ekonomi NTB akan meningkat signifikan.

Tantangan yang Masih Menghadang

Meski punya potensi besar, UMKM NTB masih menghadapi sejumlah tantangan:

Akses permodalan terbatas, tidak semua pelaku UMKM mampu mengakses permodalan karena tidak mampu memenuhi syarat pinjaman formal.

Kapasitas SDM rendah, mayoritas pelaku UMKM berpendidikan menengah ke bawah, sehingga untuk menjadikan UMKM yang berdaya saing diperlukan peningkatan kapasitas SDM.

Produktivitas dan inovasi terbatas, penggunaan teknologi yang masih sederhana menyebabkan produktivitas SDM juga masih rendah.

Ketimpangan manfaat ekonomi, usaha besar lebih banyak menikmati pertumbuhan karena kekuatan modal yang cenderung akan memperlebar jurang pendapatan.

Tantangan ini harus diatasi dengan intervensi pemerintah, pendampingan, serta kolaborasi dengan lembaga seperti koperasi.

Kebijakan Pemerintah dan Dukungan Digital

Pemerintah Provinsi NTB sebenarnya cukup progresif dalam mendukung UMKM. Program NTBMall (online dan offline), Peraturan Gubernur tentang Bela dan Beli Produk Lokal, serta dukungan pada Jaring Pengaman Sosial (JPS) Gemilang yang melibatkan lebih dari 6.000 UMKM saat pandemi, adalah contoh nyata keberpihakan pemerintah. Even-event yang berlangsung di NTB juga melibatkan UMKM sehingga produk akan dikenal dan dipasarkan.

Selain itu, era digital membuka jalan baru bagi UMKM NTB untuk masuk ke pasar nasional bahkan global. Platform e-commerce, media sosial, hingga fintech bisa menjadi jembatan pemasaran dan pembiayaan jika dioptimalkan. Sayangnya, platform dan media soaial banyak yang belum dimanfaatkan.

Mengapa UMKM adalah Penopang Ekonomi Daerah?

Ada beberapa alasan utama mengapa UMKM layak disebut penopang ekonomi NTB:

Jumlahnya masif : hampir semua rumah tangga punya keterlibatan dengan UMKM.

Menyerap tenaga kerja lokal : solusi nyata untuk mengurangi pengangguran dan kemiskinan.

Fleksibel di masa krisis : mampu bertahan saat usaha besar tumbang.

Berbasis potensi lokal : menggerakkan ekonomi dari bawah.

Meningkatkan pemerataan ekonomi : mendekatkan peluang usaha ke masyarakat kecil.

Dengan alasan ini, sulit membayangkan ekonomi NTB bisa tumbuh tanpa peran UMKM. Industri  besar dalam jumlah sedikit tidak mampu menyerap ketersediaan tenaga kerja yang banyak dan kontribusi perekonomian yang d

Penutup

UMKM bukan sekadar “usaha kecil” yang hidup di pinggir jalan. Di NTB, UMKM adalah penjaga ekonomi rakyat, penyerap tenaga kerja, dan penggerak pembangunan daerah. Namun, agar UMKM benar-benar menjadi penopang utama, mereka perlu naik kelas. Bukan hanya dibekali modal, tetapi juga didampingi dalam manajemen, teknologi, dan pemasaran. Di sinilah sinergi dengan pemerintah daerah, koperasi, dan masyarakat menjadi kunci.

Jika UMKM NTB mampu mengolah potensi lokal dengan dukungan ekosistem yang tepat, maka NTB tidak hanya dikenal sebagai daerah wisata, tetapi juga sebagai lumbung UM

Continue Reading

Previous: Dekatkan Layanan ke Desa, GPM Hadir di Langko saat Peringatan Maulid
Next: Mimbar Rakyat: Gubernur NTB Apresiasi Aksi Damai Mahasiswa, Pastikan Tindak Lanjut 9 Tuntutan

Berita Terkait

download
  • Ekonomi

Jadi Destinasi Wisata Halal Terbaik, NTB Raih Dua Penghargaan IMTI 2025

adminkampung October 10, 2025
download
  • Ekonomi

GPM di Bilebante, Pangan Murah Warga Semringah

adminkampung October 9, 2025
d89533bb-c3b1-40fc-8805-3ac74a7d71cf
  • Ekonomi

Kadiskop UKM NTB Terima Kunjungan Tim Kementerian Investasi dan Hilirisasi

adminkampung October 8, 2025

Berita Terkini

  • Takdir dalam Pandangan Islam: antara Kehendak Allah dan Usaha Manusia
  • Jadi Destinasi Wisata Halal Terbaik, NTB Raih Dua Penghargaan IMTI 2025
  • Edisi Terbatas, Kolaborasi Unik Honda Scoopy dengan Kuromi
  • GPM di Bilebante, Pangan Murah Warga Semringah
  • Merumatta Senggigi Lombok Siap Gelar Merumatta Half Marathon 2025 Edisi Kedua

Kanal Berita

  • Artikel/Opini
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Indeks
  • Inspirasi Kampung
  • Kesehatan
  • Kuliner Kampung
  • Olah Raga
  • Otomotif
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Politik
  • Sosial Keagamaan
  • Teknologi
  • Wisata Kampung

Baca juga

ilustrasi-takdir_169
  • Inspirasi Kampung

Takdir dalam Pandangan Islam: antara Kehendak Allah dan Usaha Manusia

adminkampung October 10, 2025
download
  • Ekonomi

Jadi Destinasi Wisata Halal Terbaik, NTB Raih Dua Penghargaan IMTI 2025

adminkampung October 10, 2025
1eefecfd-34df-4377-91f5-f20253f98549
  • Otomotif

Edisi Terbatas, Kolaborasi Unik Honda Scoopy dengan Kuromi

adminkampung October 10, 2025
download
  • Ekonomi

GPM di Bilebante, Pangan Murah Warga Semringah

adminkampung October 9, 2025

SEKRETARIAT


Jl.Banda Sraya Gg.sakura No.5 Pondok Indah Kel.Pagutan Barat Kota Mataram
Nomor Kontak: 089637675034
Email: kampungmedia2008@gmail.com


Konsultan Media: Lombok Inisiatif – Akta Notaris Nomor 135 tanggal 14 Maret 2015.
Alamat: Jalan Bhanda Sraya 23 Griya Pagutan Indah Mataram.

REDAKSI

Publisher VIP (Visual Informasi & Publikasi) PRODUCTION & Lombok Kreatif.

Chief Executive Officer:
Asrobi Abdihi
Chief of Content:
Fakhrul Azhim
Manager Operations / Editor in Chief :
Afifudin
Sekretaris Redaksi: Neneng Pebriana

TIM REDAKSI

Kepala Kampung / Pemred :
Asrobi Abdihi
Redaktur Pelaksana :
Fakhrul Azhim
Editor Senior : Ncep
Editor: Abdi, Achim Nadfia,
Reporter: Muhammad Safwan, Jumaili, Ncep

DEWAN PAKAR

Suaeb Qury, S.H.I.

KONTRIBUTOR

1.Muhammad Safwan (Kota Mataram) 2.Jumaili (Lombok Tengah) 3.Hasan Karing ( KM Brang Ene Sumbawa) 4.Adi Pradana (Kab.Bima)5.Opick Manggelewa. KM Manggelewa (Dompu) 6.Joko KM Panto daeng Sumbawa 7.Ryan KM Gempar Bima 8.Faidin (KM kempo) Dompu 9.Alimuddin (KM Maluk) KSB 10.Randal Patisamba (KM Rampak Nulang) 11.Ibrahim Arifin (KM Rensing Bat) Lotim 12.Yakub (KM SasakTulen) Lobar 13.Alamsyah (KM Tembe Nggoli) Bima 14.M. Hariyadin (KM. Sarei Ndai Kota Bima 15.Andre Kurniawan (KM.Masbagik) Lotim 16.Ali Nurdin (KM. Taliwang) Sumbawa 17.Hajrul Azmi ( KM. Sajang Bawak Nao ) Loteng 18.Desa Wisata Masmas Loteng 19.Abdul Satar Lobar 20.Nurrosyidah Yusuf 21.Masyhuri (sambang kampung),22.Joko Pitoyo, 23.Asep KM Lobar, 24. Abu Ikbal, 25. Romo. 26. Alin 27. Tawa, 28. Andi Mulyan Mataram,29. Asri (KM Sukamulia), 30. Efan (Kampung Media Lengge Wawo-Bima) 31. Aulia Abdiana

Copyright © Kampung Media.