
CREATOR: gd-jpeg v1.0 (using IJG JPEG v62), quality = 90
Wirausaha
Kewirausahaan merupakan kegiatan usaha atau bisnis mandiri yang setiap sumber daya dan kegiatannya dibebankan kepada pelaku usaha atau wirausahawan terutama dalam membuat produk, menentukan cara produksi, maupun menyusun suatu operasi bisnis dan pemasaran produk serta mengatur permodalan usaha termasuk didalamnya adalah keuntungan yang diperoleh akan dinikmati sendiri serta risiko-risiko yang mungkin terjadi juga menjadi tanggungan sendiri.
Tindakan wirausaha adalah menciptakan usaha atau bisnis, mengembangkan untuk menghasilkan keuntungan, memecahkan masalah besar, perubahan sosial dan produk inovatif. Di Indonesia saat ini tidak kurang 64,2 juta unit wirausaha yang tergolong dalam UMKM yang menyerap tenaga kerja tidak kurang 190 juta, dan kontribusi terhadap PDB mencapai 61,07% atau mencapai Rp. 8.573,89 triliun. Hal ini menunjukan bahwa 61% lebih perekonomian Nasional didukung oleh UMKM.
Berdasarkan kondisi tersebut maka keberadaan wirausahawan (UMKM) menjadi sangat penting dalam kaitannya dengan penyediaan lapangan usaha dan penyerapan tenaga kerja serta menggerakan perekonomian Nasional dan daerah. Membangun kewirausahaan berarti membuka peluang usaha yang diinginkan dan membuka lowongan pekerjaan bagi karyawan sesuai dengan jumlah dan klasifikasi yang diperlukan. Oleh karena itu, pemerintah mendorong pengembangan pelaku wirausaha sebanyak-banyaknya agar penduduk semakin produktif, mengurangi pengangguran dan penanggulangan kemiskinan.
Persoalan umum kewirausahaan adalah permodalan, proses produksi, pemasaran dan kapasitas SDM pelaku wirausaha. Sikap mental dan mindset pelaku wirausaha juga perlu dibangun agar lebih kuat, tangguh dan mampu berinovasi serta adaptif terhadap perubahan. Tanpa kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan,
maka UMKM akan sulit berkembang bahkan usaha akan dapat mengalami kegagalan. Permodalan akan menjadi persoalan serius, mengingat tanpa modal yang cukup maka kegiatan wirausaha, tidak mungkin dilakukan.
Permodalan
Menyadari adanya kendala modal, pemerintah telah memfasilitasi dengan menyediakan modal dengan bunga rendah pada Bank-bank Pelaksana yaitu melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Penting dipahami bagi UMKM adalah (1) pinjaman harus dikembalikan sesuai dengan kontrak (perjanjian), karena pinjaman bukan hibah. (2) modal harus mampu menghasilkan, sehingga menjadi produktif dan bukan untuk kegiatan konsumtif, dan (3) pendapatan yang diperoleh dari usaha harus lebih besar dari besaran kewajiban angsuran pinjaman. Bagaimana agar produk yang dihasilkan dapat memberikan pendapatan yang besar ?
Pemasaran
Berdasarkan laman Investopedia, pemasaran adalah sebuah strategi bisnis yang mengacu pada aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk mempromosikan penjualan suatu produk. Di sini, pemasaran adalah mencakup periklanan, penjualan, dan pengiriman produk kepada konsumen atau bisnis lain. Beberapa aktivitas pemasaran seringkali dilakukan oleh pelaku usaha. Jadi pemasaran tidaklah melulu penjualan, tetapi penjualan merupakan bagian dari pemasaran.
Strategi pemasaran akan menetapkan arah kesuksesan usaha, jika dilakukan dengan tepat. Strategi ini menjadi kekuatan pendorong dalam menarik pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Faktor-faktor yang menentukan strategi pemasaran dikenal sebagai marketing mix. Strategi 4 P, ‘marketing mix’ pertama kali digunakan pada tahun 1950-an oleh Neil Borden. Namun, saat itu ia belum mengelompokkan elemen-elemen marketing mix ke dalam 4 P. Istilah ini mulai populer pada tahun 1960 saat E. Jerome McCarthy dalam buku ‘Basic Marketing: A Managerial Approach’. McCarthy menyederhanakan model marketing mix Borden yang lebih kompleks menjadi empat komponen:
1. Product (produk), adalah pusat dari strategi, dan biasanya menjadi hal pertama yang perlu dipertimbangkan. Tanpa produk yang berkualitas dan diinginkan pasar, bahkan strategi digital marketing terbaik pun tidak akan bertahan lama. Meskipun bisa saja meraih penjualan awal, reputasi buruk akan cepat menyebar.
2. Price (harga), merupakan perwujudan dari nilai produk yang dihasilkan serta kepuasan pelanggan. Jika pelanggan mempunyai kepuasan terhadap produk, maka akan bersedia membayar lebih tinggi.
3. Place (tempat), sebagai bagian dari 4 P memastikan produk akan sampai ke pelanggan yang tepat sehingga tempat merupakan saluran distribusi. Tanpa lokasi yang strategis, bahkan produk terbaik pun bisa gagal.
4. Promotion (promosi), menjelaskan kepada pelanggan mengapa produk yang dihasilkan layak dibeli. Jika tiga elemen pertama sudah dikuasai, promosi yang efektif hampir pasti akan membawa keuntungan jangka panjang. Promosi dapat dilakukan melalui berbagai cara seperti iklan, media sosial, email marketing, audio marketing, dan metode lain yang menyampaikan pesan.
Dewasa ini dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan transportasi, strategi pemasaran juga melaui mengalami pergeseran dari 4 P menjadi 4 C. Strategi 4C, pada dasarnya menggabungkan antara teknologi dengan perubahan selera pelanggan yang cenderung terus berubah.
1. Consumer solution (solusi bagi konsumen). Seperti diketahui, saat ini pasar memiliki persaingan yang sangat ketat. Produk atau jasa yang dimiliki juga mungkin sudah banyak berada di pasaran. Untuk itu, perlu memahami apakah sesuatu yang dimiliki bisa mengatasi permasalahan para pelanggan. Jika diperlukan dapat dilakukan penyempurnaan produk seluai selera pelanggan.
2. Cost to Satisfy (Biaya), sangat penting untuk memahami berapa biaya yang diperlukan untuk produksi dan harga yang akan ditetapkan pada produk nantinya. Biaya disampaikan secara transparan, untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan dengan rincian, missal harga, pajak, biaya service, dll.
3. Convenience to Buy (Kenyamanan), harus memastikan kalau seluruh pelanggan mendapatkan kenyamanan saat membeli produk yang tersedia. Kenyamanan ini adalah salah satu faktor utama yang mendukung tingginya penjualan. Ketika memiliki perjalanan dalam pembelian yang cukup panjang, jangan heran jika tidak mendapatkan penjualan yang baik.
4. Communication (Komunikasi), tidak sekedar promosi terhadap produk tetapi juga melibatkan pelanggan dalam menentukan produk. Promosi memang berdampak besar terhadap penjualan, namun komunikasi ternyata memegang peranan yang jauh lebih besar dari sekedar promosi. Komunikasi dengan baik akan menjaga hubungan baik dengan konsumen. Ini akan membuat konsumen dengan mudah membeli produk yang ditawarkan dan juga akan menjadi loyal.
Konklusi
Membangun usaha perlu direncanakan dengan berbagai perhitungan agar mampu menekan risiko kegagalan. Pemasaran sebagai tindakan akhir dari sebuah usaha harus mampu menjadikan nilai produk menjadi rupiah. Jika tidak dilakukan dengan strategi pemasaran yang tepat, maka produk yang dihasilkan akan menjadi barang yang hanya memenuhi Gudang atau tempat penyimpanan dan tidak mampu memberi manfaat secara finansial. Penulis: Andi Pramaria – Widyaiswara Ahli Utama Balatkop-UKM-NTB