
Mataram – Wali Kota Mataram H. Mohan Roliskana secara resmi meletakkan batu pertama pembangunan gedung baru Kantor Wali Kota Mataram yang berlokasi di Kelurahan Jempong, Kecamatan Sekarbela, Rabu (30/04/2025).
Prosesi ini menandai langkah awal pembangunan pusat administrasi pemerintahan yang modern, efisien, dan ramah lingkungan. Dalam sambutannya, Wali Kota Mataram H. Mohan Roliskana menjelaskan bahwa pembangunan ini sebagai respon terhadap gedung lama yang telah digunakan sejak 1995 dan mengalami kerusakan struktural signifikan di beberapa titik akibat gempa bumi tahun 2018, berdasarkan hasil asesmen dan studi kelayakan. Kerusakan tersebut memperkuat urgensi pembangunan gedung baru yang lebih aman dan fungsional.
“Gedung lama telah menemani aktivitas pemerintahan kita hampir 30 tahun. Namun, pascagempa 2018, struktur utama gedung dinyatakan tidak lagi layak digunakan. Kita membutuhkan infrastruktur baru yang dapat menopang dinamika pelayanan publik,” jelasnya.
Selain faktor keamanan, Wali Kota juga menyoroti persoalan keterbatasan ruang kerja yang tak sebanding dengan pertumbuhan jumlah aparatur sipil negara (ASN). Menurutnya, berbagai upaya telah dilakukan untuk menyesuaikan ruangan dengan kebutuhan, namun kapasitas gedung lama tetap tidak mencukupi.
“Kita sudah berupaya menata ruangan seefisien mungkin. Tapi realitasnya, jumlah pegawai yang terus bertambah tidak diimbangi dengan ketersediaan ruang yang memadai,” ujarnya.
Gedung baru ini dirancang dengan konsep arsitektur modern yang mengutamakan integrasi antarunit kerja dan efisiensi pelayanan. Pemerintah Kota Mataram menargetkan, ke depan seluruh gedung pemerintahan memiliki konektivitas fisik dan fungsi yang saling terhubung untuk mendukung birokrasi yang lebih responsif.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram, Lale Widiahning, menjelaskan bahwa desain gedung baru Wali Kota menganut prinsip keberlanjutan.
“Kami mengusulkan kepada Bapak Wali Kota agar bangunan ini tidak hanya modern, tetapi juga ramah lingkungan,” kata Lale.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sekitar 75-80 persen material yang digunakan merupakan komponen dalam negeri, sebagai wujud komitmen terhadap penggunaan produk lokal.
“Gedung ini sendiri, direncanakan, untuk tahap pertama pembangunan ditargetkan rampung dalam waktu tujuh bulan sejak penandatanganan kontrak dengan pihak ketiga, yang dijadwalkan pada 6 Mei 2025,”. Ungkapnya saat memberikan sambutan.
Lale juga menambahkan total anggaran yang digunakan untuk tahap pertama pembangunan gedung baru ini sebesar Rp 60 miliar. (TK-Diskominfo)