
Dalam upaya memperkuat cakupan imunisasi rutin serta memperkenalkan vaksin baru dan vaksinasi kejar bagi anak-anak usia dini, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) bersama mitra strategis menggelar Workshop Advokasi Penguatan Imunisasi dan Vaksinasi Kejar di PAUD, bertempat di Prime Park Hotel, Mataram, Rabu (16/7).
Mewakili Gubernur NTB, Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Lalu Moh. Faozal, S.Sos., M.Si., dalam sambutannya mengapresiasi inisiatif IAKMI dan mitra dalam mendukung program imunisasi anak di NTB. Ia menegaskan bahwa imunisasi bukan hanya persoalan kesehatan, tetapi merupakan investasi jangka panjang dalam menciptakan generasi unggul di masa depan.
“Imunisasi bukan hanya urusan kesehatan, tapi juga investasi jangka panjang bagi kualitas generasi masa depan NTB. Pemerintah daerah berkomitmen mendukung penuh upaya percepatan cakupan imunisasi, termasuk melalui sinergi lintas sektor dan penguatan peran PAUD dalam edukasi kesehatan,” ujar Faozal.
Ia juga menekankan pentingnya pelaksanaan program imunisasi yang tepat sasaran melalui pemetaan wilayah yang berbasis data di seluruh NTB, termasuk Pulau Lombok dan Sumbawa.
“Kita harus memiliki data yang valid untuk mengetahui di mana masyarakat kita paling membutuhkan imunisasi. Lombok Timur, sebagai daerah dengan jumlah penduduk terbesar di NTB, harus menjadi prioritas. Peran Posyandu, kader PKK, dan para ibu sangat penting sebagai ujung tombak dalam melakukan pemetaan di lapangan,” tegasnya.
Faozal juga menyoroti tantangan yang masih dihadapi di lapangan, seperti rendahnya partisipasi sebagian masyarakat akibat kekhawatiran terhadap efek samping imunisasi.
“Masih banyak masyarakat yang menghindari imunisasi karena takut anaknya demam atau mengalami efek samping lainnya. Maka dari itu, sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat harus terus diperkuat agar informasi yang benar bisa diterima dengan baik,” tambahnya.
Ia berharap UNICEF dapat terus mengambil peran aktif dalam mendukung fasilitasi program imunisasi secara langsung di lapangan, dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan guna memastikan pelaksanaan berjalan efektif dan target dapat tercapai.
Sementara itu, Perwakilan UNICEF untuk wilayah NTT dan NTB, dr. Alfian menekankan bahwa imunisasi adalah langkah strategis dalam membangun generasi sehat dan tangguh sebagai bagian dari visi NTB Emas 2045.
“Mengapa imunisasi itu penting? Salah satu contohnya adalah dalam ibadah haji. Jamaah haji Indonesia diwajibkan menerima imunisasi polio agar dapat berangkat dalam kondisi sehat dan kuat. Ini menunjukkan bahwa imunisasi bukan hanya untuk anak-anak, tetapi penting sepanjang siklus kehidupan,” ungkap dr. Alfian.
Ia juga menambahkan bahwa imunisasi adalah bagian integral dari pembangunan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing, serta menjadi tanggung jawab bersama seluruh pemangku kepentingan.
UNICEF, lanjutnya, akan terus mendorong kolaborasi lintas sektor dalam memperluas cakupan imunisasi di NTB melalui edukasi, pendampingan teknis, dan kerja sama erat dengan pemerintah daerah dan mitra pembangunan.
Untuk diketahui, kegiatan ini diikuti oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan Dinas Kesehatan provinsi dan kabupaten/kota, organisasi profesi, akademisi, pengelola PAUD, serta mitra pembangunan seperti UNICEF dan perwakilan OPD terkait lainnya.(diskominfotik)