
Jakarta – Umar bin Khattab RA adalah satu dari sekian banyak sahabat Nabi Muhammad SAW yang ikut berjuang membela Islam. Ia merupakan keturunan dari suku Quraisy.
Mulanya, Umar bin Khattab RA sangat menentang ajaran Rasulullah SAW. Bahkan, Umar berniat membunuh sang nabi karena geram sebelum masuk Islam.
Dikisahkan dalam Fashlu al-Khathab fii Siirat ibnu al-Khathab ‘Umar bin al-Khathab oleh Ali Muhammad Ash-Shalabi yang diterjemahkan Khoirul Amru Harahap dan Akhmad Faozan, Umar bin Khattab lahir pada tahun 13 setelah Tahun Gajah. Ia merupakan putra dari Al-Khathab bin Nufail. Sang kakek bernama Nufail bin Abd Al-‘Uzza yang merupakan seorang hakim suku Quraisy.
Sepeninggal Nabi Muhammad SAW, Umar bin Khattab sempat menjadi khalifah menggantikan Abu Bakar Ash-Shiddiq. Menukil buku Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Tsanawiyah Kelas VII oleh Fida’ Abdilah dan Yusak Burhanudin, banyak jasa-jasa Umar ketika memerintah kaum muslimin.
Beberapa jasanya mencakup:
Perluasan wilayah Islam
Perbaikan sistem pemerintahan
Penetapan kalender Hijriyah
Menjaga Al-Qur’an
Pertama kali melaksanakan salat tarawih 20 rakaat
Umar bin Khattab merupakan sosok yang bijak, tegas dan adil. Banyak kata-kata bijak yang bisa dijadikan sebagai motivasi hidup kaum muslimin.
Kata-kata Bijak Umar bin Khattab
Merangkum buku 2.000 Kata Mutiara dari 200 Tokoh Dunia karya Budi Santoso dan buku Kumpulan Kata Bijak Khulafaur Rasyidin susunan Amir Mubarak, berikut sejumlah kata-kata bijak Umar bin Khattab yang bisa dijadikan motivasi hidup muslim.
1. “Ilmu ada tiga tahapan. Jika seseorang memasuki tahapan pertama, dia akan sombong. Jika dia memasuki tahapan kedua, maka dia akan rendah hati. Jika dia memasuki tahapan ketiga, maka dia akan merasa bahwa dirinya tidak ada apa-apanya.”
2. “Hendaklah kalian menghisab diri kalian sebelum kalian dihisab, dan hendaklah kalian menimbang diri kalian sebelum kalian ditimbang, dan bersiap-siaplah akan datangnya hari besar ditampakkannya amal.”
3. “Aku khawatir akan datangnya hari di mana orang-orang yang tidak beriman merasa bangga dengan kedustaannya, sementara orang-orang yang beriman malu dengan keimanannya.”
“Keyakinan (iman) adalah di mana seharusnya tidak ada perbedaan antara perbuatan, perkataan, dan apa yang kamu pikirkan.”
4. “Ketahuilah saudara-saudaraku, bahwa sikap keras itu sekarang sudah mencair. Sikap itu (keras) hanya terhadap orang yang berlaku zalim dan memusuhi kaum Muslimin.”
5. “Mahkota seseorang adalah akalnya. Derajat seseorang adalah agamanya. Sedangkan kehormatan seseorang adalah budi pekertinya.”
6. “Perolehlah ilmu, dan pelajarilah ketenangan dan martabat.”
7. “Kebajikan yang ringan adalah menunjukkan muka berseri-seri dan mengucapkan kata-kata lemah lembut.”
8. “Aku tidak pernah sekalipun menyesali diamku. Tetapi aku berkali-kali menyesali bicaraku.”
9. “Tetapi buat orang yang jujur, orang yang berpegang teguh pada agama dan berlaku adil saya lebih lembut dari mereka semua,” Umar melanjutkan.
10. “Ya Allah, saya ini sungguh keras, kasar, maka lunakkanlah hatiku! Ya Allah, saya sangat lemah, maka berilah saya kekuatan! Ya Allah, saya ini kikir, jadikanlah saya orang dermawan.”
11. “Jagalah salatmu. Karena saat kamu kehilangan salat, maka kamu akan kehilangan segalanya.”
12. “Hindarilah sifat malas dan bosan, keduanya adalah kunci keburukan. Sesungguhnya jika engkau malas, engkau tidak akan banyak melaksanakan kewajiban. Jika engkau bosan, engkau tidak akan tahan dalam menunaikan kewajiban.”
13. “Jangan berlebihan dalam mencintai sehingga menjadi keterikatan, jangan pula berlebihan dalam membenci sehingga membawa kebinasaan.”
14. “Perbanyaklah mengingat Allah, karena itu adalah obat. Janganlah buat dirimu terlalu banyak mengingat manusia, karena itu adalah penyakit.”
15. “Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah keadaan tenang dan sabar.”
16. “Jikalau kita letih karena kebaikan, maka sesungguhnya keletihan itu akan hilang dan kebaikan akan kekal. Namun jikalau kita bersenang-senang dengan dosa, maka sesungguhnya kesenangan itu akan hilang dan dosa itu akan kekal.”
17. “Orang yang banyak tertawa itu kurang wibawanya.”
18. “Janganlah kamu berburuk sangka dari kata-kata tidak baik yang keluar dari mulut saudaramu, sementara kamu masih bisa menemukan makna lain yang lebih baik.”
19. “Aku tidak pernah mengkhawatirkan apakah doaku akan dikabulkan atau tidak, tapi yang lebih aku khawatirkan adalah aku tidak diberi hidayah untuk terus berdoa.”
20. “Seandainya kejujuran merendahkanku dan sedikit yang bisa dilakukan, maka hal tersebut lebih aku cintai dari kebohongan yang dapat menaikkan posisiku, meski sedikit yang bisa dilakukan.”
21. “Duduklah dengan orang-orang yang bertaubat, sesungguhnya mereka menjadikan segala sesuatu lebih berfaedah.”
22. “Sesungguhnya kita adalah kaum yang dimuliakan oleh Allah dengan Islam, maka janganlah kita mencari kemuliaan dengan selainnya.”
23. “Barangsiapa takut kepada Allah SWT niscaya tidak akan dapat dilihat kemarahannya. Dan barangsiapa takut kepada Allah, tidak sia-sia apa yang dia kehendaki.”
24. “Jika tidur pada malam hari, aku telah menyia-nyiakan diriku. Jika aku tidur pada siang hari, aku telah menyia-nyiakan rakyatku.”
25. “Kami adalah orang-orang yang paling terhina di dunia, dan Tuhan memberi kami kehormatan melalui Islam. Apabila kita mencari kehormatan melalui hal lain, Tuhan akan mempermalukan kita lagi.”
26. “Tidak ada rasa bersalah yang bisa mengubah masa lalu, dan tidak ada kekhawatiran yang dapat mengubah masa depan.”
27. “Kekhawatiran sebesar apa pun tidak bisa mengubah masa depan. Tenang saja, karena hasil segala urusan ditentukan oleh ketetapan Tuhan. Jika sesuatu dimaksudkan untuk pergi ke tempat lain, ia tidak akan pernah sampai padamu, tetapi jika itu adalah takdirmu, maka ia tidak dapat lari darimu.”
28. “Siapa pun yang menunjukkan kesalahanmu adalah temanmu. Mereka yang memujimu hanya basa-basi adalah algojomu.”
29. “Cara terbaik untuk mengalahkan seseorang adalah dengan mengalahkannya dengan sopan.”
30. “Biasakan diri dengan hidup susah, karena kesenangan tidak akan kekal selamanya.”
31. “Kesabaran adalah unsur paling menyehatkan dalam hidup kita.”
32. “Jika pasanganmu sedang marah, maka kamu harus tenang. Karena ketika satu di antaranya adalah api, maka satu yang lainnya harus bisa menjadi air yang bisa meredam amarah tersebut.”
33. “Bila engkau menemukan celah pada seseorang dan engkau hendak mencacinya, maka cacilah dirimu, karena celahmu lebih banyak darinya.”
34. “Duduklah bersama orang-orang yang mencintai Allah. Itu karena bergaul bersama orang seperti mereka akan mencerahkan pikiran.”
35. “Dari begitu banyak sahabat, tak kutemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. Aku memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala bentuk amal baik, namun tidak mendapati yang lebih baik daripada memberi nasehat yang baik. Aku mencari segala bentuk rezeki, namun tidak menemukan rezeki yang lebih baik daripada sabar.”
36. “Wanita bukanlah pakaian yang bisa kamu kenakan dan kamu tanggalkan sesuka hati. Wanita itu terhormat dan memiliki haknya.”
37. “Hendaklah kalian menghisab diri kalian sebelum kalian dihisab, dan hendaklah kalian menimbang diri kalian sebelum kalian ditimbang, dan bersiap-siaplah akan datangnya hari besar ditampakkannya amal.”
38. “Wanita bukanlah pakaian yang bisa kamu kenakan dan kamu tanggalkan sesuka hati. Wanita itu terhormat dan memiliki haknya.”
39. “Ilmu ada tiga tahapan. Jika seseorang memasuki tahapan pertama, dia akan sombong. Jika dia memasuki tahapan kedua, maka dia akan rendah hati. Jika dia memasuki tahapan ketiga, maka dia akan merasa bahwa dirinya tidak ada apa-apanya.”
40. “Aku khawatir akan datangnya hari di mana orang-orang yang tidak beriman merasa bangga dengan kedustaannya, sementara orang-orang yang beriman malu dengan keimanannya.” (Anisa Rizki Febriani – detikHikmah)