
Ilustrasi: Sahabat Salman Al-Farisi meninggalkan kotanya di Persia. Sumber: https://www.arina.id/islami/ar-WKfBb/pengembaraan-salman-al-farisi--tinggalkan-majusi-hingga-menjadi--keluarga--nabi--
Dalam sejarah Islam, nama Salman Al-Farisi dikenal sebagai salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang memiliki kisah hidup luar biasa. Ia adalah seorang yang rela mengembara jauh demi mencari kebenaran, hingga akhirnya menemukan jalan hidupnya bersama Islam dan Rasulullah.
Dari Penyembah Api Menjadi Pengikut Nabi
Menurut buku Salman Al Farisi, Petualang Pencari Kebenaran karya Zaidin Sidik, Salman berasal dari Desa Jayyun, Kota Isfahan, Persia (sekarang Iran). Di tanah kelahirannya, ia memiliki status sosial yang tinggi karena bertugas menjaga api suci, bagian dari agama Majusi yang ia anut saat itu.
Namun, seperti diceritakan dalam buku Tafsir Surat Al-Fatihah oleh Idrus Majusi, hati Salman merasa tidak tenang dengan keyakinan yang dianutnya. Rasa gelisah ini membawanya pada sebuah perjalanan spiritual yang panjang.
Suatu hari, dalam perjalanan menuju kebun milik ayahnya, Salman melewati sebuah gereja Nasrani. Ia penasaran dan masuk untuk mengamati ibadah mereka. Dari percakapan dengan para penganut Nasrani, ia mengetahui bahwa agama tersebut berasal dari Syam (Syiria). Seketika, hatinya bergejolak, dan ia memutuskan untuk mencari tahu lebih dalam.
Pengembaraan dan Pertemuan dengan Rasulullah
Salman pun ikut bersama para pedagang menuju Syiria. Di sana, ia tinggal bersama seorang pendeta, memperdalam ilmunya. Namun, pencariannya tidak berhenti di situ. Ia melanjutkan perjalanan ke Arab hingga akhirnya bertemu dengan Nabi Muhammad SAW.
Beberapa kali Salman memberikan hadiah kepada Rasulullah, namun Nabi selalu membagikan hadiah tersebut kepada para sahabat lainnya. Perilaku mulia ini membuat Salman kagum dan semakin yakin bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Kejujuran dan perbuatan yang selaras dengan perkataan Nabi menjadi alasan utama Salman akhirnya memeluk Islam.
Strategi Perang dan Kepemimpinan yang Bijaksana
Setelah Nabi Muhammad wafat, Salman Al-Farisi berpartisipasi dalam penaklukan Kekaisaran Sasaniyah. Setelah kekaisaran itu runtuh, ia diangkat menjadi Gubernur Al-Madain, sebuah wilayah di Irak.
Sebagai seorang pemimpin, Salman tetap menunjukkan kesederhanaan dan kedermawanan. Ia dikenal tetap bekerja di kebun kurmanya dan menyedekahkan seluruh gajinya.
Selain itu, Salman juga dikenal sebagai sosok yang cerdas dan bijaksana. Ia adalah orang pertama yang menerjemahkan Al-Qur’an ke dalam bahasa asing, yaitu Bahasa Persia, bahkan saat Nabi Muhammad masih hidup.
Kisah Salman Al-Farisi, yang juga dinukil dari buku Dan Arsy Pun Berguncang: Sirah Unik Sahabat-sahabat Kanjeng Nabi SAW oleh Ahmad Husain Fahasbu, menunjukkan betapa gigihnya ia dalam mencari kebenaran. Ia rela meninggalkan kenyamanan hidupnya di Persia untuk menemukan Islam.
Pada akhirnya, ia wafat sekitar pertengahan abad ke-7. Salman Al-Farisi pun meninggalkan jejak keteladanan yang mendalam bagi umat Islam.
Wallahu a’lam.
selengkapnya https://www.detik.com/hikmah/kisah/d-8128585/kisah-pencarian-kebenaran-salman-al-farisi-yang-berakhir-di-sisi-rasulullah.