Kolaborasi dosen Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram dengan Masyarakat Desa Sukadana Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara
Lombok Utara — Tim dosen dari Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram (UNRAM) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan perikanan berkelanjutan melalui kegiatan sosialisasi dan pendampingan kepada kelompok pembudidaya udang vannamei kolam bundar di Kabupaten Lombok Utara. Kegiatan ini berfokus pada pemanfaatan imunostimulan alami berbasis ekstrak daun ketapang (Terminalia catappa) sebagai upaya pencegahan penyakit pada budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei).
Kegiatan sosialisasi ini merupakan bagian dari program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa dari Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram (UNRAM). Program ini bertujuan untuk memperkenalkan teknologi ramah lingkungan yang dapat membantu pembudidaya dalam meningkatkan produktivitas sekaligus meningkatkan kesehatan udang vannamei. Kegiatan dilaksanakan di Desa Sukadana, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, dan diikuti oleh kelompok pembudidaya udang kolam bundar yang selama ini aktif mengembangkan sistem budidaya semi intensif di daerah tersebut.
Ketua tim pelaksana, Andre Rachmat Scabra, S.Pi., M.Si., yang merupakan dosen tetap Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram menjelaskan bahwa penyakit merupakan salah satu kendala utama dalam budidaya udang vannamei. Selama ini, banyak petambak masih bergantung pada penggunaan bahan kimia dan antibiotik untuk mencegah atau mengobati penyakit, padahal penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan resistensi bakteri serta mencemari lingkungan. “Melalui kegiatan ini, kami memperkenalkan pendekatan alternatif berupa imunostimulan alami dari ekstrak daun ketapang yang lebih aman dan berkelanjutan,” ungkapnya.
Lebih lanjut Andre menambahkan bahwa daun ketapang mengandung berbagai senyawa bioaktif seperti tanin, flavonoid, dan saponin yang berfungsi sebagai antioksidan, antibakteri, dan imunostimulan alami. “Ekstrak daun ketapang mampu meningkatkan daya tahan tubuh udang terhadap stres lingkungan dan infeksi mikroba, sehingga bisa menjadi solusi alami untuk mengurangi ketergantungan pada antibiotik,” ujarnya.
Dalam kegiatan sosialisasi tersebut, tim dosen juga mensosialisasikan tentang pembuatan ekstrak daun ketapang dengan menggunakan bahan-bahan sederhana yang mudah diperoleh di sekitar lokasi tambak. Selain itu, pembudidaya diajarkan cara memilih daun ketapang kering, melakukan proses ekstraksi, hingga tahap pencampuran ekstrak dengan pakan udang dalam dosis yang tepat. Tim dosen juga mendemonstrasikan cara pengaplikasian imunostimulan ke dalam pakan udang dengan metode pembuburan. Metode ini dilakukan dengan cara menyiapkan pakan yang akan diberikan pada udang vaname, lalu disemprotkan ekstrak daun ketapang pada pakan. Setelah itu dihomogenkan sampai tercampur rata dan didiamkan di ruangan terbuka sampai ekstrak daun ketapang meresap kedalam pakan.
Praktik pembuatan pakan yang dicampur degan imunostimulan didampingi oleh mahasiswa aktif Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram, angkatan 2021, Fadillah.
Para pembudidaya udang yang mengikuti kegiatan ini menyambut baik inisiatif dari dosen Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram. Salah satu peserta, Saraiah, ketua kelompok budidaya kolam bundar di Desa Sukadana, mengungkapkan bahwa kegiatan ini membuka wawasan baru bagi pembudidaya lokal. “Kami biasanya tidak menggunakan obat apapun untuk mencegah penyakit pada udang vannamei, tetapi setelah mendapat penjelasan tentang manfaat daun ketapang, kami jadi tahu ada alternatif alami yang lebih mudah, murah dan tidak berbahaya bagi lingkungan,” ujarnya.
Selain meningkatkan pengetahuan pembudidaya, kegiatan ini juga menjadi sarana untuk memperkuat kemitraan antara perguruan tinggi dan masyarakat pesisir. Melalui pendekatan partisipatif, dosen Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram tidak hanya memberikan pelatihan teknis, tetapi juga berdialog dengan pembudidaya mengenai tantangan yang dihadapi di lapangan, seperti penurunan kualitas air, fluktuasi suhu, dan serangan penyakit. Kolaborasi ini diharapkan mampu menciptakan solusi berbasis riset yang aplikatif dan mudah diterapkan.
Tim dosen Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram juga menyampaikan bahwa kegiatan ini akan berlanjut dengan monitoring dan evaluasi penerapan imunostimulan di lapangan. Langkah ini penting untuk melihat efektivitas ekstrak daun ketapang dalam menekan tingkat mortalitas udang dan meningkatkan hasil panen. Jika hasilnya positif, metode ini akan dikembangkan lebih luas ke daerah budidaya lain di Nusa Tenggara Barat.

Kegiatan sosialisasi ini menegaskan peran aktif Universitas Mataram dalam mendukung pembangunan perikanan berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat pesisir. Melalui inovasi pemanfaatan bahan alami seperti daun ketapang, diharapkan para pembudidaya di Lombok Utara dapat menerapkan praktik budidaya yang sehat, efisien, dan ramah lingkungan, serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi tanpa mengorbankan kelestarian ekosistem perairan.
