
Jakarta – Fathu Makkah merupakan peristiwa monumental dalam sejarah Islam, di mana Rasulullah SAW bersama pasukan kaum muslimin berhasil menaklukkan Kota Makkah. Peristiwa ini terjadi pada hari Jumat, 20-21 Ramadan tahun ke-8 Hijriah, yang menandai titik balik perjuangan umat Islam setelah menghadapi berbagai ancaman dari kaum Quraisy.
Kemenangan ini tidak hanya mengakhiri kekuasaan Quraisy atas Makkah, tetapi juga menjadi simbol kemenangan iman dan perjuangan umat Islam.
Dikutip dari buku 8 Pintu Surga karya Mohammad Monib, Fathu Makkah juga menyaksikan hancurnya 360 berhala yang mengelilingi Ka’bah, termasuk dua berhala utama yaitu Al-Lata dan Uzza.
Penghancuran berhala-berhala ini mengukuhkan kemenangan umat Islam atas penyembahan berhala dan menjadikan Ka’bah sebagai tempat ibadah yang suci hanya untuk Allah SWT. Kemenangan ini memberikan kebebasan bagi umat Islam untuk melaksanakan ibadah dengan penuh keyakinan dan ketenangan.
Kisah Fathu Mekah dan Penghancuran Berhala
Dikisahkan dalam buku The Power of Kabah oleh Zainurrofieq, setelah bertahun-tahun meninggalkan Makkah karena penganiayaan kaum Quraisy, Rasulullah SAW akhirnya kembali ke kota kelahirannya. Beliau hijrah ke Madinah dan membangun Yatsrib menjadi kota besar yang aman dan sejahtera.
Beliau pun melantunkan sebuah ayat dari surah al-Isra ayat 81:
وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا (٨١)
Artinya: Dan katakanlah, “Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sungguh, yang batil itu pasti lenyap.
Berhala-berhala yang berjumlah 360 buah itu hancur dan jatuh tersungkur ke tanah setelah Rasulullah menghantamnya dengan busur panah yang beliau bawa. Setelah itu, Rasulullah meminta kunci Ka’bah dari seorang penjaga dari Suku Quraisy bernama Utsman bin Thalhah untuk memasuki bangunan suci tersebut.
Ketika berada di dalam Ka’bah, Rasulullah melihat lukisan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yang dibuat oleh kaum Quraisy. Tanpa ragu, beliau membuang gambar-gambar tersebut lalu menutup pintu Ka’bah.
Di dalam, beliau ditemani oleh Bilal dan Usamah, kemudian melaksanakan salat di ruang Ka’bah. Sambil berkeliling di dalamnya, Rasulullah mengucapkan takbir: “Allahu akbar, Allahu akbar.”
Sementara itu, di luar Ka’bah, kaum Quraisy berkumpul dengan perasaan gelisah dan takut akan apa yang akan Rasulullah lakukan terhadap mereka. Mereka menunggu dengan cemas keputusan Rasulullah setelah beliau menguasai kota Makkah dan bangunan Ka’bah.
Usai beribadah, Rasulullah keluar dan berdiri tegap di pintu Ka’bah lalu menyampaikan khutbah kepada orang-orang yang berkumpul. Dengan suara yang lantang dan penuh wibawa, beliau mengumandangkan bahwa tiada Tuhan selain Allah, tanpa sekutu, yang telah menepati janji-Nya dan memberi kemenangan kepada hamba-Nya.
Rasulullah menegaskan bahwa Allah telah mengalahkan musuh-musuh-Nya tanpa bantuan siapa pun. Beliau juga menyatakan bahwa kesombongan dan kebanggaan atas garis keturunan para leluhur telah dihancurkan oleh Allah.
Wallahu a’lam. (Hanif Hawari – detikHikmah)