
Bunda Literasi NTB, Hj. Sintha Agathia Iqbal, saat menyerahkan piala kepada Zaenab Habib, Juara 1 Lomba Cipta dan Baca Karya Cerpen yang diselenggarakan oleh KKN PMD Literasi UNRAM di Desa Penujak. (FOTO: DOK. KKN PMD LITERASI DESA PENUJAK)
Penujak, Lombok Tengah – Suasana haru dan bangga menyelimuti panggung Sosialisasi Literasi Keluarga di Dusun Adong, Desa Penujak, Sabtu (16/8). Di hadapan puluhan warga, tiga orang anak desa berdiri dengan wajah kaget bercampur bahagia. Momen itu adalah puncak dari mimpi mereka, saat nama mereka dipanggil untuk menerima piala Lomba Cipta dan Baca Karya Cerpen langsung dari tangan Bunda Literasi Nusa Tenggara Barat, Ibu Hj. Sintha Agathia Iqbal.
Penghargaan ini bukanlah hadiah biasa. Ini adalah buah dari keberanian dan kerja keras tujuh anak binaan KKN PMD Literasi Universitas Mataram yang dua hari sebelumnya, pada Kamis malam (14/8), memberanikan diri tampil di panggung kecil Perpustakaan Desa. Malam itu, mereka tidak hanya membacakan cerita, tetapi juga membagikan imajinasi mereka.
Lomba Cipta dan Baca Karya Cerpen yang diinisiasi oleh mahasiswa KKN Unram ini menantang anak-anak untuk menulis cerita orisinal di rumah dan membacakannya di depan para juri. Meskipun banyak yang tampil perdana, panggung sederhana itu menjadi saksi lahirnya para pencerita hebat. Ada Restu (kelas 4) yang membacakan karyanya sambil menyelipkan pantun jenaka , Huda (kelas 3) yang tampil percaya diri dengan bacaan yang lancar , dan Zaenab (kelas 6) yang menghidupkan ceritanya dengan gestur tubuh yang ekspresif.

“Lomba ini bukan hanya tentang mencari juara, tapi tentang memberikan mereka panggung untuk berani berkarya,” jelas Rizaldin Kamaruzaman, Koordinator KKN. “Kami ingin menunjukkan bahwa setiap anak di desa ini punya cerita yang berharga untuk didengarkan. Mereka semua adalah pemenang karena telah berhasil mengalahkan rasa malu mereka.”
Kualitas kompetisi ini dijaga dengan menghadirkan dua juri berkompeten di bidang literasi. Naskah tulisan dinilai oleh Kak Yuyun Setiawati, seorang pendongeng nasional dan Fasilitator Literasi Balai Bahasa NTB. Sementara itu, penampilan dan cara membaca dinilai oleh Kak Olga Mia Soransa, seorang penulis yang telah menerbitkan belasan buku antologi dan memenangkan berbagai kompetisi menulis nasional.
Setelah melalui penilaian yang ketat, dewan juri memutuskan tiga karya terbaik. Juara ketiga diraih oleh Rahma Zianti (kelas 5) dengan ceritanya yang imajinatif, “Kelinci Kecil dan Burung Pipit”. Juara kedua diraih oleh Baiq Kartika Sari (kelas 6) melalui ceritanya yang mengangkat kearifan lokal, “Putri Belajar Membuat Gerabah”. Puncaknya, Juara pertama dianugerahkan kepada Zeinab Habib (kelas 6) dengan karyanya yang puitis berjudul “Sang Senja di Ujung Jembatan”.
Momen penyerahan hadiah oleh Bunda Literasi NTB menjadi penutup yang sempurna. Bagi Zaenab, Tika, dan Rahma, piala yang mereka genggam bukan hanya simbol kemenangan, tetapi juga bukti bahwa mimpi mereka untuk berkarya bisa terwujud. Keberanian tujuh anak Desa Penujak ini menjadi inspirasi, membuktikan bahwa dari perpustakaan desa yang sederhana, bisa lahir para penulis dan pencerita hebat di masa depan.
