
Mataram, — Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Kominfotik) Provinsi NTB kembali menghadirkan Podcast Bintang Edisi ke-10 dengan topik yang sangat relevan dan aktual: “Menakar Pembangunan NTB On The Track”. Podcast ini menjadi ruang refleksi dan evaluasi awal terhadap capaian 100 hari kerja Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, Miq Iqbal dan Umi Dinda, dalam mewujudkan visi NTB Makmur dan Mendunia.
Dalam sesi perbincangan yang begitu dalam Tim transisi pemerintah NTB Dr. Adhar Hakim, M.H menegaskan bahwa berbagai langkah awal yang dilakukan dalam 100 hari pertama pemerintahan Iqbal-Dinda sudah membuat landasan awal penjabaran visi, prioritas utama, misi, program unggulan dan kegiatan strategis untuk ditindaklanjuti pada tiga hal yaitu: Pengentasan Kemiskinan Ekstrem, Penguatan Ketahanan Pangan dan Industrialisasi, serta Destinasi Wisata Berkelas Dunia.
“Memberikan landasan yang ditujukan dalam 3 fase utama, kemiskinan, ketahanan pangan dan Pariwisata berkualitas,” ujarnya saat menjawab pertanyaan di ruang Podcast Bintang, Jumat, 13/6/2025.
Dirinya juga menambahkan dibutuhkan birokrasi kolaboratif untuk mencapai progres peningkatan pada segala aspek, serta orkestrasi yang on the track dalam membangun NTB Makmur Mendunia.
“Kita dorong OPD bekerja dalam klaster pembangunan yang saling menguatkan, bukan secara sektoral atau parsial,” tambahnya.
Sementara itu Dr. M. Firmansyah, S.E.,M.Si memaparkan dari sudut pandang ekonomi pembangunan, bahwa NTB menunjukkan arah kebijakan fiskal dan program prioritas yang menjanjikan, meskipun ada tantangan dalam mempercepat pemulihan ekonomi di tengah tekanan global dan domestik. Menurutnya, pemerintah berperan penting dalam menggerakkan ekonomi melalui belanja strategis dan kebijakan pembangunan yang tepat sasaran.
“Jika belum mampu menarik modal besar, minimal kita bisa mendatangkan orang. Dengan itu, perputaran uang dan peluang usaha tetap tercipta,” jelasnya
Senada dengan Dr. Adhar dirinya juga menambahkan untuk menuju keunggulan kompetitif, NTB bisa memulai dari keunggulan komparatif yang potensinya banyak dimiliki NTB, dengan demikian target penurunan kemiskinan ekstrem hingga nol persen dinilai rasional.
“Dengan instrumen dan pendekatan lintas sektor yang dimiliki, target ini sangat memungkinkan,” ujar Firmansyah.
Kedua narasumber sepakat bahwa infrastruktur jadi pengungkit pertumbuhan daerah, khususnya transportasi darat dan laut, menjadi elemen penting dalam memicu pertumbuhan ekonomi. Gagasan pembukaan jalur pelayaran Lembar–Sape dan penguatan akses jalan lintas Kayangan–Tano–Bima dipandang sebagai langkah konkret untuk mendukung konektivitas dan efisiensi logistik.
“Infrastruktur mendatangkan orang dan modal. Jika akses terbuka, desa wisata akan berkembang dan ekonomi lokal ikut bergerak,” pungkas Firmansyah.
Optimisme NTB menuju masa depan Menutup sesi diskusi, ketika diminta menyampaikan satu kalimat tentang kondisi NTB saat ini, kedua narasumber memberikan pernyataan yang mencerminkan semangat optimisme
“Kita optimis bisa, asal arah pembangunan jelas dan dijalankan bersama,” ujar Dr. Firmansyah.
“Dreams come true,” ucap singkat namun penuh makna dari Dr. Adhar.
Podcast Episode 10 ini diharapkan menjadi refleksi awal sekaligus bahan evaluasi publik atas capaian dan tantangan pemerintahan daerah ke depan, menuju NTB yang benar-benar makmur dan mendunia. (pnd/opk/Diskominfotikntb).