Kota Bima – Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kota Bima menyelenggarakan kegiatan Rapat Pemantapan Hari Raya Idul Fitri Tahun 2023 M/1444 H. Kegiatan yang dihelat di Aula FKUB Kota Bima Senin (17/04) dihadiri oleh Kabag Setda Kota Bima, Ketua MUI Kota Bima, Ketua PHBI Kecamatan, Koordinator Lapangan, Para Imam dan Khatib. Demikian yang disampaikan oleh Sekretaris PHBI Kota Bima Drs. H. Furqan Ar Roka Roka saat dihubungi by phone Selasa (18/04) sore.
Menurut Sekretaris PHBI Kota Bima Drs. H. Furqan Ar Roka menyatakan, sesuai hasil rapat koordinasi dengan PHBI Kecamatan dan Koordinator lapangan pada masing-masing wilayah bahwasanya pelaksanaan shalat Idul Fitri 1444 H akan dilaksanakan pada 7 lokasi yang sudah ditentukan. Sebaran lokasi ini berdasarkan kebutuhan warga Kota Bima di berbagai lokasi, baik di wilayah Barat, Timur, Utara dan Selatan.
“Adapun 7 lokasi itu antara lain: Lapangan Merdeka dengan khotib Ust.Islamuddin, S.Pdi dan Imam Ust. Budiman Hasan, S.Pd. Kemudian Lapangan Pahlawan dengan khotib Ust. Drs. Mahmud, SH dan Imam Ust.H. Ahmad, S.Ag, MM. Sementara itu, halaman Kantor Walikota dengan khotib Ust. Prof. Dr. H. Abdul Wahid, MA, M.Pd dan imam Ust.Dr. M. Hisyam, M.Pd. Selanjutnya, Lapangan Manggemaci dengan khotib Ust. MA. Farkhan, MA dan Imam Ust.Anhar Zakariah, S.Pdi . Setelah itu di halaman SMKN 2 dengan khotib Ust.Taufan Sya’ban, SQ, M.Pd dan Imam Ust. TGH. M. Sidik Idris, M.Pd. Di halaman SMKPPN Jatiwangi dengan khotib Ust. M. Said, S.Pdi dan Imam Ust.M. Ali, S.Ag. Dan lokasi terakhir di Lapangan Beringin Lampe dengan khotib Ust.Ridwan, S.Pd dan imam Ust. Syahrul Ramadhan, S.Ag”,terang Furqan.
Pelaksanaan Sholat Idul Fitri 1444 H, lanjutnya, akan menunggu sidang itsbat Pemerintah yang rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 20 April 2023 mendatang.
Furqan mengharapkan kepada para khatib agar menekankan menjaga persatuan dan kesatuan serta keutuhan umat Islam. Di samping itu, saling menghargai antara satu dan lainnya dikarenakan adanya perbedaan itu adalah anugerah dan rahmat bagi kita semua.
“PHBI tidak melaksanakan pawai malam takbir karena mengingat kondisi dan situasi yang tidak mengizinkan. Hal ini juga untuk menghindari euforia masyarakat dan para remaja yang saling panah-memanah. Lagipula akhir-akhir ini muncul saling memukul dengan sarung yang nota bene di dalam sarung tersebut ada sajam, dan sejenisnya”, pungkas Furqan mengingatkan. (NR)