
Mataram – Indonesia Fashion Week (IFW) 2025 secara resmi meluncurkan kampanye terbaru bertajuk “Ronakultura Jakarta” pada Jumat, 2 Mei 2025. Kampanye ini menjadi pengantar menuju perhelatan utama IFW 2025 yang bakal digelar pada 28 Mei hingga 1 Juni 2025 di Jakarta Convention Center (JCC), menampilkan lebih dari 200 desainer dan jenama lokal maupun internasional, serta berbagai program pameran, fashion show, talkshow dan kampanye berkelanjutan.
Dalam rangka mempersiapkan keikutsertaan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) di IFW 2025, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) NTB Sinta Agathia Iqbal, bersama Bank Indonesia, Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) NTB membahas persiapan busana dan kerajinan motif tenun NTB yang akan ditampilkan di IFW 2025, Senin (19/05/2025).
Bunda Sinta mengungkapkan bahwa tenun di daerah timur khususnya NTB memiliki ciri khasnya tersendiri sehingga mampu menjadi daya tarik bagi para pecinta designer di berbagai wilayah di Indonesia. “IFW 2025 menjadi kesempatan emas untuk mempromosikan wastra Indonesia khususnya dari NTB dan motif-motif khas daerahnya agar dapat dirancang menjadi sebuah busana yang memiliki nilai budaya serta historinya”, tutur bunda Sinta.
Bunda Sinta juga menekankan untuk pentingnya selalu memberikan hastag atau tagline pada setiap postingan tenun NTB di sosial media agar dapat memudahkan dan mempromosikan kepada masyarakat di berbagai daerah yang berada di Indonesia bahkan Internasional.
“Ayo bermainlah dengan tagline, agar dapat memudahkan para pengguna sosial media menemukan tenun asal NTB, jangan sampai tenun di NTB ini jago kandang dan tidak terpublish keluar daerah”, ujar bunda Sinta.
Sementara itu Ketua APPMI NTB Viviana, menerangkan bahwa IFW 2025 meluncurkan kampanye “Ronakultura” merupakan gabungan dari kata Ronak (semarak) dan Kultura (budaya), “Kami bersama Bank Indonesia perwakilan NTB berkolaborasi show dalam signature show dengan tema marvelous of Muna Pa’a Dompu untuk menampilkan wastra NTB tidak hanya Lombok tetapi memiliki beragam tenun di setiap daerahnya” ujar Viviana.
Alasan dipilihnya tenun Muna Pa’a karena sejak 2 tahun lalu menggunakan tenun Lombok, maka dari itu kami ingin mengexplore beragam khas tenun dari tiap daerah yang berada di Provinis NTB. Mengingat IFW menjadi ajang pembelajaran standar nasional dan internasional dalam dunia fashion.
“Fashion bukan sekadar tampilan, tetapi bentuk ekspresi budaya dan identitas suatu daerah, maka kami sedang mencoba membuat tas dari tenun Muna Pa’a yang nantinya akan kami tampilkan di IFW 2025”, tutup Viviana.