
Jakarta – Allah SWT telah menganugerahkan berbagai mukjizat kepada Rasulullah SAW sebagai bukti kerasulannya. Di antara mukjizat yang paling luar biasa dan tercatat dalam sejarah adalah peristiwa terbelahnya bulan.
Mukjizat Rasulullah SAW membelah bulan ini bukan hanya terekam dalam hadits-hadits sahih, tetapi juga diabadikan melalui firman Allah SWT sebagai mana disebutkan dalam Al-Qur’an surah Al-Qamar.
Dalam riwayat sahih dari Anas bin Malik RA dijelaskan:
“Sesungguhnya, penduduk Makkah pernah meminta kepada Rasulullah SAW agar memperlihatkan suatu tanda (mukjizat) kepada mereka. Maka beliau memperlihatkan bulan yang terbelah dua, hingga tampak Gunung Hira berada di antara keduanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Permintaan ini datang dari kaum Quraisy yang menantang Rasulullah SAW untuk menunjukkan bukti kenabiannya. Mereka mengira bahwa Rasulullah tidak akan sanggup melakukannya. Namun, dengan izin Allah, bulan benar-benar terbelah dua di hadapan mata mereka.
Dikutip dari buku 115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah SAW karya Fuad Abdurahman, dikisahkan bahwa Abu Jahal, salah satu tokoh penentang dakwah Islam, mengundang Habib ibn Malik, seorang raja dari wilayah Syam, untuk datang ke Makkah. Habib datang dengan membawa 12.000 pasukan berkuda.
Sesampainya di Abtha, sebuah wilayah dekat Makkah, ia disambut dengan kemegahan oleh Abu Jahal dan para pembesar Quraisy, serta diberikan budak dan perhiasan sebagai penghormatan.
Dalam pertemuan tersebut, Habib menanyakan tentang Nabi Muhammad SAW. Abu Jahal berusaha mengalihkan pembicaraan, namun Habib tetap bersikeras, “Siapa itu Muhammad?”
Mereka pun menjelaskan bahwa Muhammad adalah sosok yang sejak kecil dikenal jujur, namun sejak mengaku menjadi nabi, ia dianggap menghina tuhan-tuhan mereka.
Permintaan Aneh dari Habib ibn Malik
Habib kemudian meminta untuk dipertemukan langsung dengan Nabi Muhammad SAW. Beliau pun datang ditemani sang sahabat, Abu Bakar dan istrinya, Khadijah.
Ketika bertemu, wajah Rasulullah SAW tampak bercahaya, membuat Habib kagum.
Habib lalu berkata, “Setiap nabi memiliki mukjizat. Apa mukjizatmu, wahai Muhammad?”
Rasulullah SAW menjawab, “Apa yang engkau inginkan?”
Habib menyatakan permintaannya:
“Aku ingin kau membuat matahari terbenam, lalu bulan turun mendekat ke bumi dan terbelah dua, kemudian bersatu kembali di atas kepalamu, bersaksi atas kerasulanmu, lalu kembali ke langit dan bercahaya seperti biasa, hingga akhirnya matahari muncul kembali seperti semula.”
Permintaan itu membuat Abu Jahal kagum, “Wahai Tuan, sungguh luar biasa permintaan Anda!”
Doa Rasulullah dan Datangnya Mukjizat
Rasulullah SAW kemudian mendaki Jabal Abu Qubaisy, dan setelah menunaikan shalat dua rakaat, beliau berdoa memohon kepada Allah SWT. Tak lama kemudian, malaikat Jibril datang dan menyampaikan wahyu,
“Assalamualaikum, ya Rasulullah. Allah menyampaikan salam kepadamu dan berfirman, ‘Kekasihku, janganlah kau bersedih dan bersusah hati! Aku selalu bersamamu. Pergilah temui mereka! Kuatkan hujahmu. Ketahuilah, Aku telah menundukkan matahari dan bulan, juga siang dan malam.”
Hari pun menjelang malam. Matahari terbenam dan bulan purnama muncul. Ketika bulan tepat berada di atas beliau, Rasulullah SAW mengangkat jarinya, memberi isyarat, dan bulan pun terbelah menjadi dua bagian. Gunung Hira terlihat di antara keduanya.
Lalu kedua belahan bulan itu bergabung kembali di atas kepala beliau dan bersyahadat,
“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya.”
Bulan kemudian naik ke langit kembali dan cahaya matahari pun muncul sebagaimana sedia kala.
Meskipun mukjizat itu terjadi di hadapan mereka, Abu Jahal dan pengikutnya tetap tidak beriman. Mereka menyebut kejadian tersebut sebagai sihir.
Kejadian ini diabadikan dalam Al-Qur’an:
Surat Al-Qamar ayat 1
اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانشَقَّ الْقَمَرُ
Artinya: “Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan.”
Surat Al-Qamar ayat 2
وَإِن يَرَوْا آيَةً يُعْرِضُوا وَيَقُولُوا سِحْرٌ مُّسْتَمِرٌّ
Artinya: Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata: “(Ini adalah) sihir yang terus menerus”.
Ibnu Katsir dalam karyanya Al-Bidāyah wa al-Nihāyah menyebutkan bahwa peristiwa bulan terbelah ini diriwayatkan oleh banyak sahabat Rasulullah SAW, seperti Anas ibn Malik, Jabir ibn Muth’am, Abdullah ibn Abbas, Abdullah ibn Umar dan Hudzaifah ibn al-Yaman
Kesaksian ini memperkuat bahwa kejadian tersebut bukan dongeng atau metafora, tapi benar-benar mukjizat nyata yang terjadi di masa kenabian Muhammad SAW.
Mukjizat terbelahnya bulan adalah salah satu bukti kerasulan Muhammad SAW yang tidak terbantahkan oleh akal dan sejarah.
Wallahu a’lam.
selengkapnya https://www.detik.com/hikmah/kisah/d-7995406/kisah-rasulullah-saw-membelah-bulan-tercatat-dalam-al-quran.