Skip to content
Kampung Media
Kampung Media

Kampung Media

penghargaan-kampung-media
Primary Menu
  • Inspirasi Kampung
  • Kuliner Kampung
  • Wisata Kampung
  • Otomotif
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Pendidikan
  • Pemerintahan
  • Sosial Keagamaan
  • Artikel/Opini

Terlalu Banyak Suara, Terlalu Sedikit Makna

Lalu Rosmawan December 15, 2025
Screenshot_2025-12-15-21-14-55-36_a27b88515698e5a58d06d430da63049d

Ada satu momen ketika saya membuka media sosial pagi-pagi, melihat tiga politisi saling sindir, dua akun buzzer adu klaim, satu video klarifikasi baru muncul, dan satu isu lain entah muncul dari mana. Saya belum sarapan, tapi sudah kenyang drama. Rasanya seperti negara ini sedang berlomba menjadi timeline paling ramai di dunia. Politik kita berubah menjadi speaker aktif keras, repetitif, tapi belum tentu jelas.

Kita hidup di era ketika semua orang punya panggung. Politisi, buzzer, influencer politik, komentator dadakan, sampai akun anonym semuanya bicara, semuanya ingin viral. Setiap hari ada konten baru, konflik baru, dan keributan baru yang diproduksi beruntun. Ironisnya, makin banyak suara yang hadir, makin sedikit hal yang benar-benar terdengar. Substansi yang penting tenggelam di antara gemuruh konten yang dibuat demi kehebohan.

Di sinilah algoritma ikut memainkan perannya. Platform digital lebih suka hal-hal yang bikin panas, bukan yang bikin paham. Konten yang memicu amarah lebih cepat naik, sementara penjelasan kebijakan yang masuk akal malah tak sampai ke permukaan. Politik akhirnya berubah menjadi kompetisi adrenalin siapa yang paling bikin gaduh, dialah yang paling dilihat. Bukan siapa yang paling layak didengar.

Kebisingan ini bukan sekadar mengganggu; ia melelahkan. Banyak anak muda yang tadinya semangat mengikuti isu politik kini memilih menjauh. Bukan karena mereka apatis, tapi karena terlalu banyak drama yang tidak ada ujungnya. Politik terasa seperti reality show yang tidak pernah tamat. Ketika yang ditampilkan lebih banyak konflik daripada solusi, wajar jika publik akhirnya memilih menutup telinga.

Masalahnya, kebisingan membuat kita kehilangan kemampuan untuk memilah. Kita terbiasa menelan isu paling viral, bukan isu paling penting. Kita bereaksi lebih cepat daripada berpikir. Kita ikut emosi sebelum memastikan konteks. Demokrasi yang seharusnya memberi ruang dialog justru berubah menjadi ajang adu volume.

Padahal politik seharusnya bukan soal siapa yang paling ribut. Politik seharusnya memberi arah, bukan justru membuat kabur. Kita butuh jeda: ruang tenang untuk memahami isu, bukan hanya menontonnya berseliweran. Tanpa itu, kita hanya jadi penonton pasif di tengah pasar politik yang semakin sesak.

Mungkin sudah waktunya aktor politik menahan diri dari produksi konten berlebihan. Media pun perlu lebih bijak menilai mana yang layak diberi sorotan, bukan sekadar mana yang paling ramai. Dan publik, termasuk kita semua, perlu melatih literasi digital agar tidak tiap hari terseret arus kegaduhan.

Sebab demokrasi tidak dikuatkan oleh suara paling keras, tetapi oleh argumen paling jernih. Jika politik terus se-bising ini, yang hilang bukan hanya fokus kita tapi juga kesempatan kita memahami arah bangsa.

Mungkin, untuk sesaat saja, kita butuh mematikan volume. Bukan untuk mengabaikan politik, tetapi agar kita bisa kembali mendengarnya dengan benar.

Penulis: Muhammad Ikrom, Mahasiswa S1 KPI UIN MATARAM

 

Continue Reading

Previous: UNU NTB Hadirkan Edukasi Kampus yang Inspiratif di SMAS Islam Al-Ikhwan Desa Sesait KLU
Next: BNN Kota Mataram Perkuat Pencegahan Narkoba melalui Deteksi Dini di Sekolah

Berita Terkait

f3c7e117-8203-4e63-9b6b-159232dfb52e
  • Artikel/Opini

Kampanye Online: Bagaimana Algoritma Sosial TikTok Membentuk Pemilih Generasi Z

Lalu Rosmawan December 10, 2025
ab8a690b-0d75-4539-bbc3-68d2c061fbae
  • Artikel/Opini

Belajar di Bawah Reruntuhan: Politik Komunikasi di Sekolah Pascagempa

Lalu Rosmawan December 10, 2025
WhatsApp Image 2025-12-10 at 12.21.10
  • Artikel/Opini

Ketika Kekuasaan Lebih Penting Daripada Rakyat

Lalu Rosmawan December 10, 2025

Berita Terkini

  • BNN Kota Mataram Perkuat Pencegahan Narkoba melalui Deteksi Dini di Sekolah
  • Terlalu Banyak Suara, Terlalu Sedikit Makna
  • UNU NTB Hadirkan Edukasi Kampus yang Inspiratif di SMAS Islam Al-Ikhwan Desa Sesait KLU
  • Monitoring Awal KDKMP Ampenan Utara Pasca Pembiayaan Bank NTB Syariah
  • Indosat Proyeksikan Lonjakan Trafik >17% di Bali–Nusa Tenggara, Optimalkan Kapasitas di 7800 BTS untuk Nataru 2026

Kanal Berita

  • Artikel/Opini
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Indeks
  • Inspirasi Kampung
  • Kesehatan
  • Kuliner Kampung
  • Olah Raga
  • Otomotif
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Politik
  • Sosial Keagamaan
  • Teknologi
  • Wisata Kampung

Baca juga

e60b7d02-235f-4227-82a8-a7cf1f2a6774
  • Kesehatan

BNN Kota Mataram Perkuat Pencegahan Narkoba melalui Deteksi Dini di Sekolah

adminkampung December 15, 2025
Screenshot_2025-12-15-21-14-55-36_a27b88515698e5a58d06d430da63049d
  • Artikel/Opini

Terlalu Banyak Suara, Terlalu Sedikit Makna

Lalu Rosmawan December 15, 2025
WhatsApp Image 2025-12-14 at 12.38.38
  • Pendidikan

UNU NTB Hadirkan Edukasi Kampus yang Inspiratif di SMAS Islam Al-Ikhwan Desa Sesait KLU

M Yakub December 14, 2025
91a29822-99b5-489b-abed-00ed417e8724
  • Ekonomi

Monitoring Awal KDKMP Ampenan Utara Pasca Pembiayaan Bank NTB Syariah

adminkampung December 13, 2025

SEKRETARIAT


Jl.Banda Sraya Gg.sakura No.5 Pondok Indah Kel.Pagutan Barat Kota Mataram
Nomor Kontak: 089637675034
Email: kampungmedia2008@gmail.com


Konsultan Media: Lombok Inisiatif – Akta Notaris Nomor 135 tanggal 14 Maret 2015.
Alamat: Jalan Bhanda Sraya 23 Griya Pagutan Indah Mataram.

REDAKSI

Publisher VIP (Visual Informasi & Publikasi) PRODUCTION & Lombok Kreatif.

Chief Executive Officer:
Asrobi Abdihi
Chief of Content:
Fakhrul Azhim
Manager Operations / Editor in Chief :
Afifudin
Sekretaris Redaksi: Neneng Pebriana

TIM REDAKSI

Kepala Kampung / Pemred :
Asrobi Abdihi
Redaktur Pelaksana :
Fakhrul Azhim
Editor Senior : Ncep
Editor: Abdi, Achim Nadfia,
Reporter: Muhammad Safwan, Jumaili, Ncep

DEWAN PAKAR

Suaeb Qury, S.H.I.

KONTRIBUTOR

1.Muhammad Safwan (Kota Mataram) 2.Jumaili (Lombok Tengah) 3.Hasan Karing ( KM Brang Ene Sumbawa) 4.Adi Pradana (Kab.Bima)5.Opick Manggelewa. KM Manggelewa (Dompu) 6.Joko KM Panto daeng Sumbawa 7.Ryan KM Gempar Bima 8.Faidin (KM kempo) Dompu 9.Alimuddin (KM Maluk) KSB 10.Randal Patisamba (KM Rampak Nulang) 11.Ibrahim Arifin (KM Rensing Bat) Lotim 12.Yakub (KM SasakTulen) Lobar 13.Alamsyah (KM Tembe Nggoli) Bima 14.M. Hariyadin (KM. Sarei Ndai Kota Bima 15.Andre Kurniawan (KM.Masbagik) Lotim 16.Ali Nurdin (KM. Taliwang) Sumbawa 17.Hajrul Azmi ( KM. Sajang Bawak Nao ) Loteng 18.Desa Wisata Masmas Loteng 19.Abdul Satar Lobar 20.Nurrosyidah Yusuf 21.Masyhuri (sambang kampung),22.Joko Pitoyo, 23.Asep KM Lobar, 24. Abu Ikbal, 25. Romo. 26. Alin 27. Tawa, 28. Andi Mulyan Mataram,29. Asri (KM Sukamulia), 30. Efan (Kampung Media Lengge Wawo-Bima) 31. Aulia Abdiana

Copyright © Kampung Media.