
Mataram – Salah satu pelaku usaha kuliner binaan Astra Motor NTB, Bu Sutrimurni yamg familiar dengan nama Warung Makan Bu Tris Solo, telah bergabung dalam program Mayo Kuliner selama hampir satu tahun. Usaha yang berlokasi di Jalan Bungkarno Kota Mataram ini menawarkan berbagai menu khas Jawa Tengah, seperti sate, gulai, tongseng,Soto Kwali, Nasi Goreng dan tengkleng.
Marketing Manager Astra Motor NTB-Adrian Arlim mengatakan Mayo Kuliner menjadi identitas atau branding yang Astra Motor NTB buat untuk mensupport UMKM kuliner lokal yang mana cita rasanya menjadi rekomendasi Honda NTB untuk dicoba atau dicicipi oleh wisatawan dan tamu-tamu yang berkunjung ke NTB. Apalagi semenjak adanya sirkuit Mandalika, kunjungan relasi dan tamu semakin tinggi setiap tahunnya ke NTB, para tamu tersebut pasti kalau kunjungan akan bertanya kuliner khas lokal yang enak di sini apa, dan list tenant Mayo Kuliner menjadi jawabannya.
“Benefit untuk UMKM tersebut selain warung atau toko mereka kami branding dengan nuansa warna merah yang khas dengan brand Honda , tentunya benefit lainnya yaitu kami giring pembeli yang merupakan tamu atau relasi kami untuk berkunjung kesana. Jadi efeknya akan berkepanjangan tidak hanya sekedar di branding lalu tidak di maintain, tetapi nilai dari secara bisnisnya tetap berkelanjutan,” ucap Adrian.

Sementara dari penuturan Bu Sutrimurni yang akrab disapa Bu Tris Solo yang berasal dari Boyolali, Solo Jawa Tengah, memulai usahanya sejak tahun 2017. Ia memutuskan membuka usaha di Lombok berawal dari anaknya yang lebih dulu merantau ke Lombok.
“Dari 2017 langsung buka di sini. Kita jualan sate, gulai, tongseng, soto, Nasi Goreng sampai tengkleng. Semua khas Jawa Tengah,” ujarnya kepada Forum Wartawan Astra yang datang berkunjung sambil menikmati menu masakan Bu Tris
Lebih jauh Sutrimurni mengatakan, sebelum bergabung dengan Astra Motor NTB melalui Mayo Kuliner, Bu Sutrimurni pernah bermitra dengan Alfamart. Ia mengaku, kini usahanya lebih terbantu berkat promosi dari Astra Motor NTB.
“Kalau sekarang ikut Astra, dipromosikan juga. Dapat bantuan kipas angin, lampu neon box dan backdrop, lumayan buat menunjang tempat jualan,” katanya.
Setiap harinya, Bu Sutrimurni mengolah sekitar 16 kilogram bahan campuran, terdiri dari daging kambing, sapi, ayam, dan tulang. Meski biaya bahan bakar seperti arang batok kelapa kini naik hingga Rp12.000 per kilogram, ia memilih untuk tidak menaikkan harga jual.
“Kita enggak berani naikin harga. Kondisinya seperti ini, takut pelanggan lari,” ujarnya.
Terkait dengan adanya Izin Usaha, PIRT, NIB (Nomor Induk Berusaha) dan kehalalannya, sambil tersenyum simpul Bu Tris Solo mengatakan belum pernah mengurus segala bentuk surat-menyurat untuk usahanya, selama ini belum pernah mendapatkan sosialisasi terkait hal itu.
Untuk program Mayo Kuliner sendiri merupakan inisiatif Astra Motor Honda yang bertujuan mengangkat kuliner lokal di Lombok. Melalui program ini, Astra Motor NTB memberikan dukungan promosi kepada para pelaku UMKM, khususnya di sektor makanan dan minuman. Total tenant Mayo Kuliner di Pulau Lombok telah mencapai kurang lebih 40 tenant. (Tim KM Abdi Mataram)