Ini bukan bahasa mandarin. Juga tidak ada kaitannya dengan agama “Tao” atau “Daojiao” yg didirikan oleh Zhang Ling atau yg lebih terkenal dengan nama Zhang Daoling.
Pu Yung Tao, bukan juga serpihan aliran filsafat yang dari china itu. Pu Yung Tao, atau bila ditulis lebih “jujur” jadi “Puyung Tao” adalah sepasang kata yg menyeruak pada acara Halalbihalal dan sillaturrahmi Toga, toma, todat Desa Puyung hari Sabtu 20 Mei 2023 lalu. Tepat di Hari Kebangkitan Nasional yg oleh Kades Puyung di canangkan juga sebagai Hari Kebangkitan Puyung ke depan.
“Puyung Tao” boleh jadi justru terinspirasi tagline kampanye Obama yg lalu. Yes, We Can Change. Sebuah kekuatan, kemampuan, inspirasi dan motivasi kuat untuk meraih kebaikan, keunggulan dan keberhasilan.
“Tao” dalam “Puyung Tao” sejatinya adalah base Sasak, base Puyung. Bermakna spirit, harapan, tekad, obsesi orang Puyung untuk bisa dan mampu membuat desa nya lebih baik dan lebih maju dari kondisinya saat ini.
Puyung Tao tentu tdk hanya unggul secara personal – individual tapi juga sebagai komunal. Selamat berjuang. (H.Lalu Gita Ariadi – Sekda NTB)
