Kota Bima – Ahad, 22 Oktober 2023, Peringatan Hari Santri Nasional (HGN) yang ke- 8 Tahun 2023 dihelat secara serentak oleh pondok pesantren dan madrasah di seluruh Indonesia. Begitu pun halnya dengan Kota Bima di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kementerian Agama (Kemenag) Kota Bima menggelar Upacara Bendera dalam rangka memperingati HGN yang ke- 8 tahun 2023 di halaman Pondok Pesantren Al Ikhlas Muhammadiyah Lingkungan Tolobali Kota Bima.
Kegiatan dihadiri oleh ribuan undangan yang terdiri dari seluruh jajaran lingkup Kemenag Kota Bima, baik Plh.Kepala Kantor Kemenag Kota Bima sekaligus Kepala Seksi Pakis, Plt. Kasubbag TU Kantor Kemenag Kota Bima sekaligus Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam, Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Kemenag Kota Bima, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kemenag Kota Bima, pegawai, Kepala Madrasah dan Kepala RA, Ketua Yayasan, Pengasuh Pondok Pesantren, guru maupun siswa. Tampak hadir juga Kodim 1608 Bima dan Kapolres Bima Kota.
Pada upacara tersebut, Walikota Bima yang diwakili oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bima Drs. H. Supratman, M.Ap dan bertindak selaku pembina Upacara. Pembina Upacara membacakan Sambutan Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas pada Upacara Peringatan Hari Santri 22 Oktober 2023. Peringatan Hari Santri 2023 mengusung tema “Jihad Santri Jayakan Negeri”.
Dalam sambutannya, Menag Ri menyatakan, hari yang sangat istimewa bagi kita semua, karena hari ini kita merayakan peran penting santri dalam membangun negeri ini. Santri adalah tonggak utama dalam perjuangan untuk mencerdaskan bangsa dan memajukan negeri ini. Mereka adalah prajurit cinta ilmu yang setiap hari berjuang keras, baik dalam bidang agama maupun ilmu pengetahuan, demi menjadikan negeri ini lebih baik.
“Jihad santri bukanlah jihad dengan senjata, melainkan jihad dengan ilmu pengetahuan, kebijaksanaan, dan akhlak yang luhur. Mereka adalah agen perubahan yang membawa terang dalam kegelapan, membawa harapan dalam keputusasaan, dan membawa cinta dalam hati setiap insan. Dalam jihad mereka, santri belajar untuk memahami, menghargai, dan menjaga keberagaman dalam negeri ini”, ujar Menag seperti yang dibacakan oleh Pembina Upacara.
Mereka memahami, lanjut Supratman, bahwa negeri ini adalah rumah bersama untuk semua, dan bersama-sama kita membangunnya dengan cinta dan kepedulian. Dalam jihad mereka, santri memahami pentingnya perdamaian dan toleransi. Mereka adalah pembawa pesan perdamaian, bukan pembawa konflik. Mereka menggagas dialog, mengedepankan persatuan, dan berupaya menjembatani perbedaan. Dalam jihad mereka, santri memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mereka adalah ilmuwan, insinyur, dokter, dan pemimpin masa depan yang akan membawa negeri ini ke puncak kemajuan dan kesejahteraan.
“Hari ini, mari kita semua merayakan peran penting santri dalam membangun negeri ini. Mari kita hargai mereka sebagai pilar pembangunan, sebagai penjaga perdamaian, dan sebagai pemimpin masa depan. Dengan semangat “Jihad Santri Jayakan Negeri,” mari kita bersama-sama berjuang untuk menjadikan Indonesia, negeri yang adil, makmur, dan bermartabat. Mari kita teruskan perjuangan yang telah dimulai oleh para santri terdahulu, sehingga kita bisa melihat negeri ini tumbuh dan berkembang dengan cemerlang. Selamat Hari Santri. Semoga Allah selalu memberkati perjuangan kita semua”, ajak Menag menutup sambutannya.
Peringatan Hari Santri ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri. Penetapan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri merujuk pada tercetusnya “Resolusi Jihad” yang berisi fatwa kewajiban berjihad demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Resolusi Jihad ini kemudian melahirkan peristiwa heroik tanggal 10 November 1945 yang diperingati sebagai Hari Pahlawan. (NR)