
Herianto Koordinator Pusat BEM SI 2024-2025 Purna Tugas
Tokoh satu ini sudah tidak asing lagi di kalangan mahasiswa, bahkan di hati rakyat biasa. Aktivis sekaligus tokoh ini kita panggil Mas Heri di tongkrongan dan Pak Heri ketika sedang membela hak rakyat. Heri merupakan seorang mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Mataram yang memiliki mimpi besar. Lahir di Lombok Timur pada tanggal 1 Juli 2000 di tanah Perigi, Kecamatan Suela, Lombok Timur.
Beliau pun lahir dari keluarga yang sangat sederhana, yang menggali kehidupan dengan bangun pagi untuk berladang. Namun, kegigihan dan ketekunan orang tuanya dalam mendidik dan membinanya membuat Herianto mampu berkembang dengan baik walaupun dengan kekurangan yang ada. Namun, hal tersebut tak mengurangi semangat orang tuanya untuk memberikan sekolah terbaik kepadanya. “Kesabaran dan keikhlasan orang tuanya sangat luar biasa dalam memberikan dedikasi kepadanya,” ujarnya saat diwawancarai oleh sebuah stasiun televisi. Semangat juang dalam dirinya tak akan pernah terlepas dari doa orang tuanya, sehingga apa pun tindakan dan keputusan dalam dirinya, beliau selalu melibatkan orang tuanya.
Berkecimpung dalam dunia organisasi sejak di bangku SD, tercatat sampai dengan SMA aktif dalam drumben, pramuka, dan berbagai organisasi sekolah lainnya. Hal ini membuat Herianto merasa bahwa dia harus mempunyai pola pikir dan wawasan yang bagus dan luas guna memberikan pencerahan kepada diri sendiri dan kebermanfaatan bagi orang lain. Herianto yang sekolah dengan kesederhanaan kini menjadi salah satu alumni kebanggaan di SMA 1 Pringgabaya. Bagaimana tidak?
Atas kehebatan pola pikir serta pembelajaran di kampus dan organisasi, ia mampu membuka cakrawala dalam dirinya untuk mengabdikan diri kepada rakyat Indonesia tercinta. Herianto meniti langkahnya mulai dari menjadi pengurus organisasi kampus, bahkan sebagai anggota biasa. Hal ini tidak menyurutkan semangatnya untuk terus berproses dan belajar. Setiap rintangan, hambatan di organisasi, dan rasa sabar tanpa pernah protes di setiap kondisi terpuruk yang pernah beliau alami. Bagi seorang Herianto, setiap organisasi punya tantangan dan hambatan tersendiri. Itulah fakta organisasi yang kadang sebagian orang menganggapnya sebagai kegagalan, padahal menurut Herianto itu adalah proses menaiki tangga yang lebih tinggi. Setiap langkah dalam dirinya adalah pembelajaran terbesar yang patut disyukuri.
Pada tahun 2023, Herianto terpilih menjadi Ketua BEM Fakultas Pertanian. Kepemimpinan yang dibawanya sangat luar biasa. Beliau mampu menjadikan Fakultas Pertanian sebagai fakultas yang berdedikasi baik dalam perbaikan sumber daya manusia dan melakukan berbagai kolaborasi serta pembangunan dengan berbagai pihak, yang membuatnya terpilih sebagai Ketua BEM Unram tahun 2024.
Pada tahun 2024, ia menjabat sebagai Ketua BEM Unram, memimpin kurang lebih 13 ribu mahasiswa. Hal ini tidak membuatnya surut dalam mendedikasikan dirinya. Justru, tanggung jawab besar inilah yang pada akhirnya membuatnya terpilih menjadi Koordinator Pusat Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) pada Munas BEM SI ke-17 yang dihadiri 119 perwakilan kampus terbaik dari berbagai daerah. Tentu ini membawa tanggung jawab dan pemikiran kritis yang sudah dipersiapkan guna mampu berdaya saing secara kolektif dengan ide dan gagasan dari kampus-kampus besar tersebut.
Amanah dan tanggung jawab ini tentu bukan hal yang mudah bagi Herianto. Namun, dalam dedikasinya selama dua tahun hingga sekarang, Herianto masih eksis dalam forum-forum nasional untuk menyumbangkan ide dan gagasannya. Bahkan, dalam berbagai stasiun televisi, Herianto hadir sebagai perwakilan dari mahasiswa untuk mengkritisi dan memberikan solusi terhadap permasalahan Indonesia, baik itu berbentuk kebijakan yang tidak mengatasnamakan rakyat, ujarnya dalam satu stasiun televisi. Dalam setiap gagasan yang disampaikannya, Herianto menekankan kepada seluruh mahasiswa agar tidak bungkam dengan persoalan negara. “Kuliah bukan hanya tentang identitas mahasiswa, tetapi juga eksistensi kepedulian terhadap hak-hak yang tertindas. Bagaimana kita mampu melihat keadilan di atas segalanya,” hal tersebut harus tetap hidup, baik itu berawal dari forum kecil di perpustakaan kampus ataupun di masjid dengan selalu menghidupkan budaya diskusi.
Nama BEM SI mencuat di berbagai penjuru Indonesia, dari barat sampai timur. Dalam satu periode kepengurusan yang Herianto pegang, berbagai problem yang dihadapi negara tidak pernah luput dari gagasan perbaikan darinya. Bahkan, Herianto harus berhadapan dengan berbagai isu daerah maupun nasional, tetapi semangat juangnya sampai hari ini tetap berbekas di hati rakyat.
Keberpihakan beliau dalam mencegah masalah dan mengkritik pemerintah semata-mata bukan untuk menjadi terkenal, tetap Herianto menegaskan hal tersebut adalah sebagai bentuk cinta tanah air dan kepeduliannya terhadap rakyat.