Skip to content
Kampung Media
Kampung Media

Kampung Media

penghargaan-kampung-media
Primary Menu
  • Inspirasi Kampung
  • Kuliner Kampung
  • Wisata Kampung
  • Otomotif
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Pendidikan
  • Pemerintahan
  • Sosial Keagamaan
  • Artikel/Opini

Kabur Aja Dulu: Melarikan Diri atau Bentuk Perlawanan Politik?”

Lalu Rosmawan December 2, 2025
IMG-20251202-WA0012

Belakangan ini media sosial ramai dengan tren “Kabur Aja Dulu.” Istilah yang awalnya cuma candaan akhirnya berubah menjadi sindiran serius terhadap kondisi sosial-politik di Indonesia. Banyak generasi muda yang ingin meninggalkan Indonesia demi bekerja atau melanjutkan pendidikan di luar negeri. Fenomena “Kabur Aja Dulu” bukan sekedar pelarian melainkan bentuk perlawanan terhadap sistem birokrasi yang di anggap lamban, tidak akuntabel, dan seringkali gagal memenuhi harapan masyarakat.

Analisis Drone Emprit yang dikutip oleh Gisella Julianne Tolokende dan Nur Isdah Idris dalam jurnal mereka berjudul “Kabur Aja Dulu” dan Identitas Global Gen Z: Analisis Konstruktivis
dalam Hubungan Internasional, yang diterbitkan pada tahun 2025, mengungkapkan bahwa gerakan KaburAjaDulu tumbuh dari
“ketidakpuasan ekonomi, penurunan kualitas hidup, ketidakadilan sosial, dan kebijakan pemerintah yang tidak memadai”. Gejolak ekonomi menjadi penyebab utama, sulitnya lapangan kerja dan biaya hidup tinggi membuat banyak Gen Z merasa peluang lebih realistis dicari di luar negeri.

Menurut pakar keuangan Gema Goeyardi, fenomena ini bahkan mencerminkan “ketidakseimbangan antara hak dan kewajiban” dalam kondisi negara saat
ini Data resmi memperkuat gambaran ini. Misalnya, Badan Pusat Statistik melaporkan lebih dari 7,47 juta orang menganggur pada Agustus 2024, termasuk 842.378 lulusan perguruan tinggi. Angka tersebut menegaskan kesulitan tenaga kerja terdidik dalam membangun karier di tanah air, sehingga ketidakpastian ekonomi dan peluang terbatas turut mendorong warga
muda untuk mencari opsi migrasi.

Kenapa Banyak yang Memilih Kabur?
Jawabannya tidak sesimpel “mental lemah” atau “tidak cinta tanah air.”
Faktanya, banyak anak muda yang merasa Gaji tidak sebanding dengan biaya hidup,
lapangan pekerjaang semakin sempit,
kebijakan ekonomi dan politik terasa tidak memihak rakyat, elit menikmati fasilitas besar, sementara rakyat disuruh tahan sabar.Banyak yang pergi karena merasa masa depannya lebih mungkin terbentuk di luar negeri daripada di negeri sendiri.

Kabur sebagai bentuk pelarian,
memang benar, buat sebagian orang menyayangkan sekali bagi warga negara Indonesia yang lebih memilih hidup di luar
negeri ketimbang hidup di negeri sendiri. ada sebagian yang berpendapat memilih hidup di luar negeri untuk mencari pekerjaan bukan berarti menyusut sikap nasionalisme. pergi ke luar negeri adalah cara lari dari tekanan. Hidup di Indonesia bikin banyak orang stres, harga kebutuhan naik, persaingan makin ketat, tapi kesempatan maju tidak merata.

Fenomena ini bukan salah individu, tapi tanda bahwa ada yang salah di sistem Pemerintahan, pemerintah perlu melakukan kebijakan seperti, menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan yang lebih baik, meningkatkan kesejahteraan sosial dan upah minimum, memberantas korupsi, serta memperbaiki sistem pemerintahan agar lebih transparan dan responsif terhadap aspirasi masyarakat. Kebijakan yang efektif dan pro-rakyat.

pergi bukan berarti berhenti mencintai Indonesia. Justru banyak yang pergi agar bisa memiliki hidup yang layak, berkembang, dan bisa kembali membawa perubahan bagi dirinya dan negeri ini. Pelarian dan perlawanan bukan sesuatu yang harus dipilih salah satunya,kadang keduanya bisa berjalan bersamaan.

Oleh: Elsya Fathiyah Rizki
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram

Continue Reading

Previous: Ketika Sertifikat Berbicara, Mengapa Desa Harus Menghentikan Pembangunan di Tanah Warga?

Berita Terkait

IMG-20251201-WA0100
  • Artikel/Opini

Ketika Sertifikat Berbicara, Mengapa Desa Harus Menghentikan Pembangunan di Tanah Warga?

Lalu Rosmawan December 2, 2025
IMG-20251127-WA0091
  • Artikel/Opini

Korupsi Pertamina : Skandal Pertamina dan Luka Mendalam yang Tak Boleh Diabaikan

Lalu Rosmawan November 27, 2025
IMG-20251127-WA0010
  • Artikel/Opini

Smartboard: Senjata Komunikasi Politik Prabowo Melawan omongan kosong

Lalu Rosmawan November 27, 2025

Berita Terkini

  • Kabur Aja Dulu: Melarikan Diri atau Bentuk Perlawanan Politik?”
  • Ketika Sertifikat Berbicara, Mengapa Desa Harus Menghentikan Pembangunan di Tanah Warga?
  • Bypass Lembar–Kayangan Senilai Rp3,5 T Siap Percepat Logistik NTB
  • Astra Motor NTB, Satlantas Polres Lombok Barat, dan Jasa Raharja NTB Berikan Apresiasi untuk Pengendara Tertib Gerung
  • Ratusan Atlet Muda Ramaikan Selaparang MPI Laser Run 2025 di Mataram

Kanal Berita

  • Artikel/Opini
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Indeks
  • Inspirasi Kampung
  • Kesehatan
  • Kuliner Kampung
  • Olah Raga
  • Otomotif
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Politik
  • Sosial Keagamaan
  • Teknologi
  • Wisata Kampung

Baca juga

IMG-20251202-WA0012
  • Artikel/Opini

Kabur Aja Dulu: Melarikan Diri atau Bentuk Perlawanan Politik?”

Lalu Rosmawan December 2, 2025
IMG-20251201-WA0100
  • Artikel/Opini

Ketika Sertifikat Berbicara, Mengapa Desa Harus Menghentikan Pembangunan di Tanah Warga?

Lalu Rosmawan December 2, 2025
Kuning Baliho Kampanye Program Kerja Poster (1000 x 700 piksel)_20251202_061407_0000
  • Inspirasi Kampung

Bypass Lembar–Kayangan Senilai Rp3,5 T Siap Percepat Logistik NTB

Ibra_kmrb December 2, 2025
e9e461f8-ae65-41ba-a303-ad6744daf3ee
  • Otomotif

Astra Motor NTB, Satlantas Polres Lombok Barat, dan Jasa Raharja NTB Berikan Apresiasi untuk Pengendara Tertib Gerung

adminkampung December 1, 2025

SEKRETARIAT


Jl.Banda Sraya Gg.sakura No.5 Pondok Indah Kel.Pagutan Barat Kota Mataram
Nomor Kontak: 089637675034
Email: kampungmedia2008@gmail.com


Konsultan Media: Lombok Inisiatif – Akta Notaris Nomor 135 tanggal 14 Maret 2015.
Alamat: Jalan Bhanda Sraya 23 Griya Pagutan Indah Mataram.

REDAKSI

Publisher VIP (Visual Informasi & Publikasi) PRODUCTION & Lombok Kreatif.

Chief Executive Officer:
Asrobi Abdihi
Chief of Content:
Fakhrul Azhim
Manager Operations / Editor in Chief :
Afifudin
Sekretaris Redaksi: Neneng Pebriana

TIM REDAKSI

Kepala Kampung / Pemred :
Asrobi Abdihi
Redaktur Pelaksana :
Fakhrul Azhim
Editor Senior : Ncep
Editor: Abdi, Achim Nadfia,
Reporter: Muhammad Safwan, Jumaili, Ncep

DEWAN PAKAR

Suaeb Qury, S.H.I.

KONTRIBUTOR

1.Muhammad Safwan (Kota Mataram) 2.Jumaili (Lombok Tengah) 3.Hasan Karing ( KM Brang Ene Sumbawa) 4.Adi Pradana (Kab.Bima)5.Opick Manggelewa. KM Manggelewa (Dompu) 6.Joko KM Panto daeng Sumbawa 7.Ryan KM Gempar Bima 8.Faidin (KM kempo) Dompu 9.Alimuddin (KM Maluk) KSB 10.Randal Patisamba (KM Rampak Nulang) 11.Ibrahim Arifin (KM Rensing Bat) Lotim 12.Yakub (KM SasakTulen) Lobar 13.Alamsyah (KM Tembe Nggoli) Bima 14.M. Hariyadin (KM. Sarei Ndai Kota Bima 15.Andre Kurniawan (KM.Masbagik) Lotim 16.Ali Nurdin (KM. Taliwang) Sumbawa 17.Hajrul Azmi ( KM. Sajang Bawak Nao ) Loteng 18.Desa Wisata Masmas Loteng 19.Abdul Satar Lobar 20.Nurrosyidah Yusuf 21.Masyhuri (sambang kampung),22.Joko Pitoyo, 23.Asep KM Lobar, 24. Abu Ikbal, 25. Romo. 26. Alin 27. Tawa, 28. Andi Mulyan Mataram,29. Asri (KM Sukamulia), 30. Efan (Kampung Media Lengge Wawo-Bima) 31. Aulia Abdiana

Copyright © Kampung Media.