
Berita kenabian Nabi Muhammad SAW telah menjadi perbincangan para rabi, pendeta, hingga dukun-dukun Arab jauh sebelum peristiwa itu terjadi. Mereka membahas berbagai hal tentang Rasulullah SAW menurut sedikit informasi yang mereka ketahui.
Ibnu Ishaq dalam Sirah Nabawiyah mengatakan, para rabi dan pendeta mewacanakan Rasulullah SAW berdasarkan ciri-ciri dan zaman yang terdapat dalam kitab-kitab mereka. Sedangkan para dukun Arab mendapat kabar dari jin yang mencuri berita langit.
“Rabi-rabi Yahudi dan para pendeta Kristen mewacanakan Rasulullah SAW sebab mereka dapatkan ciri-ciri beliau dan ciri zamannya dalam kitab-kitab mereka, dan sesuai dengan wasiat nabi-nabi mereka dalam kitab itu. Sedangkan dukun-dukun Arab, mereka didatangi setan-setan dari bangsa jin yang membawa berita yang mereka curi, sebab saat itu setan-setan tidak dihalang-halangi untuk mencuri berita langit,” kata Ibnu Ishaq dalam Sirah Nabawiyah yang disyarah dan ditahqiq Ibnu Hisyam, edisi Indonesia.
Begitu mendapat kabar dari jin tentang akan diutusnya seorang nabi, dukun laki-laki dan wanita Arab terus membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan Rasulullah SAW. Namun, orang Arab kala itu tak peduli hingga ramalan itu terbukti setelah Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW di tengah-tengah mereka.
Saat masa kenabian Nabi Muhammad SAW semakin dekat dan waktunya tiba, Allah SWT menghalangi para jin mencuri kabar langit. Mereka dilempari panah-panah berapi hingga mereka sadar akan terjadi peristiwa besar yang ditetapkan Allah SWT kepada para hamba-Nya.
“Allah Ta’ala berfirman kepada Nabi-Nya, Muhammad SAW seraya bercerita kepada beliau tentang para jin saat mereka dihalangi untuk mencuri kabar langit. Mereka pun tahu namun, mereka pun tidak mengingkarinya setelah mereka melihat apa yang mereka saksikan,” kata Ibnu Ishaq.
Para jin akhirnya tahu alasan mereka tak bisa lagi mencuri berita langit setelah turunnya Al-Qur’an. Hal ini dikisahkan dalam surah al-Jinn ayat 1-5. Allah SWT berfirman,
قُلْ اُوْحِيَ اِلَيَّ اَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِّنَ الْجِنِّ فَقَالُوْٓا اِنَّا سَمِعْنَا قُرْاٰنًا عَجَبًاۙ ١ يَّهْدِيْٓ اِلَى الرُّشْدِ فَاٰمَنَّا بِهٖۗ وَلَنْ نُّشْرِكَ بِرَبِّنَآ اَحَدًاۖ ٢ وَّاَنَّهٗ تَعٰلٰى جَدُّ رَبِّنَا مَا اتَّخَذَ صَاحِبَةً وَّلَا وَلَدًاۖ ٣ وَّاَنَّهٗ كَانَ يَقُوْلُ سَفِيْهُنَا عَلَى اللّٰهِ شَطَطًاۖ ٤ وَّاَنَّا ظَنَنَّآ اَنْ لَّنْ تَقُوْلَ الْاِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى اللّٰهِ كَذِبًاۙ ٥
Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin telah mendengarkan (Al-Qur’an yang kubaca).” Lalu, mereka berkata, “Kami telah mendengarkan bacaan yang menakjubkan, yang memberi petunjuk pada kebenaran, sehingga kami pun beriman padanya dan tidak akan mempersekutukan sesuatu pun dengan Tuhan kami. Sesungguhnya Mahatinggi keagungan Tuhan kami. Dia tidak beristri dan tidak (pula) beranak. Sesungguhnya orang yang bodoh di antara kami selalu mengucapkan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah. Sesungguhnya kami mengira bahwa manusia dan jin itu tidak akan mengatakan perkataan yang dusta terhadap Allah.”
Menurut Tafsir Al-Qur’an Kementerian Agama, ayat tersebut memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan pada sahabat tentang jin yang beriman kepada Allah SWT. Keimanan tersebut mengandung sejumlah arti.
Di antaranya bahwa Nabi Muhammad SAW adalah rasul bagi umat manusia dan bangsa jin, jin mendengar dan mengerti bahasa manusia, jin akan dihisab seperti halnya manusia, dan jin juga berdakwah pada kaumnya. Selain itu, keimanan jin juga mengandung arti agar orang-orang Quraisy tahu jin saja langsung beriman begitu mendengar Al-Qur’an.
Wallahu a’lam.
selengkapnya https://www.detik.com/hikmah/kisah/d-8109609/kisah-dukun-dukun-arab-dapat-berita-kenabian-nabi-muhammad-dari-jin.