
Rasulullah SAW dikenal sebagai sosok yang selalu mengenang cinta Khadijah dan menjaga hubungan baik dengan keluarga serta sahabat-sahabatnya. Hal inilah yang terkadang membuat Aisyah radhiyallahu ‘anha merasa cemburu dan tidak dapat menahan gejolak hatinya.
Rasulullah SAW pernah berkata kepada Aisyah:
“Sungguh aku telah menerima rezeki berupa cintanya. Maka aku mencintai setiap orang yang mencintainya.”(HR. Muslim)
Mengutip buku Khoirul Amru Harahab yang berjudul Rahasia Sukses Bisnis Khadijah Sang Istri Nabi, disebut bahwa Beliau juga kerap menyebut-nyebut kebaikan Khadijah di hadapan para sahabat. Rasulullah tidak pernah bosan memuji, mendoakan, bahkan memohonkan ampunan untuk Khadijah, sekaligus menceritakan keutamaan-keutamaannya.
Kecemburuan Aisyah terhadap Khadijah bukanlah karena kebencian atau permusuhan, melainkan sifat manusiawi yang wajar dimiliki seorang perempuan. Bahkan, meski hatinya diliputi cemburu, Aisyah tetap meriwayatkan hadist-hadist tentang keutamaan Khadijah.
Dalam buku Beginilah Nabi Mencintai Istri karya Isham Muhammad Asy-Syarif disebutkan bahwa Aisyah pernah berkata: “Aku tidak pernah cemburu kepada seorang pun di antara istri-istri Rasulullah SAW seperti kecemburuanku kepada Khadijah. Padahal aku tidak pernah melihatnya, tetapi Rasulullah SAW sering sekali menyebut namanya.” (HR. Bukhari)
Beliau juga menuturkan bahwa Rasulullah SAW terkadang menyembelih kambing, lalu membaginya kepada sahabat-sahabat Khadijah. Pernah suatu kali Aisyah berkata kepada beliau, “Seolah-olah tidak ada perempuan lain di dunia ini selain Khadijah?”
Rasulullah pun menjawab:
إِنَّهَا كَانَتْ وَكَانَتْ وَكَانَ لِي مِنْهَا وَلَدٌ
“Dia dulu begini dan begitu. Dan darinya pula aku memiliki anak.” (HR. Bukhari)
Ibnu Hajar al-‘Asqalani menjelaskan bahwa maksud perkataan Rasulullah “Dia dahulu begini dan begitu” adalah Khadijah merupakan wanita yang mulia, cerdas, serta penuh keutamaan. Dalam riwayat lain yang disebutkan Imam Ahmad dalam Musnad-nya, Rasulullah SAW bersabda:
آمَنَتْ بِي إِذْ كَفَرَ بِي النَّاسُ وَصَدَّقَتْنِي إِذْ كَذَّبَنِي النَّاسُ وَ وَاسَتْنِي بِمَالِهَا إِذْ حَرَمَنِي النَّاسُ وَرَزَقَنِي اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَلَدَهَا إِذْ حَرَمَنِي أَوْلَادَ النِّسَاءِ
Artinya: “Dia beriman kepadaku ketika orang-orang mengingkari, membenarkanku ketika orang-orang mendustakan, membantuku dengan hartanya ketika orang-orang enggan, dan Allah Azza wa Jalla memberiku anak darinya ketika Dia tidak memberiku anak dari wanita lain.”
selengkapnya https://www.detik.com/hikmah/kisah/d-8111442/perkataan-rasulullah-saw-tentang-khadijah-yang-membuat-aisyah-cemburu.