
MATARAM – Sebagai bentuk inisiatif memperkenalkan budaya asli Suku Sasak kepada para tamu Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) VIII NTB 2025, sebuah pertunjukan Peresean versi original digelar tanpa tiket masuk di Lapangan Lanud, Rembiga, Kota Mataram.
Kegiatan ini diinisiasi oleh tokoh budaya lokal dan mendapat dukungan penuh dari Gubernur NTB, H. Lalu Muhamad Iqbal.
Pertemuan antara penggagas kegiatan dan Gubernur berlangsung pada Minggu (27/7), saat keduanya mendampingi Menteri ATR/BPN, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Dalam kesempatan tersebut, penggagas menyampaikan keprihatinan atas penampilan Peresean dalam seremoni pembukaan FORNAS yang dinilai lebih bernuansa teatrikal dan kurang merepresentasikan esensi asli olahraga tradisional tersebut.
“Atas dasar itu, saya mengambil inisiatif untuk menampilkan Peresean yang lebih original, di lapangan terbuka, tanpa menggunakan APBD. Awalnya saya rencanakan dengan tiket masuk, namun saat saya sampaikan ke Pak Gubernur, beliau langsung mengatakan, ‘Jangan ditiketkan, biar menjadi tanggung jawab beliau’,” jelas Kamarudin Amaq Mila, Pemerhati Peresean sekaligus anggota Deputi VI FORNAS VIII 2025, Senin (28/7).
Langkah ini diambil dengan harapan agar Peresean versi asli dapat disaksikan oleh sebanyak mungkin peserta FORNAS, termasuk sekitar 18 ribu tamu dari seluruh Indonesia yang hadir di NTB. Gubernur pun merespons positif dan menjamin pertunjukan tersebut dapat diakses secara gratis oleh masyarakat umum.
Pertunjukan yang telah dimulai sejak kemarin ini berhasil menyedot perhatian sekitar 300 penonton, meskipun informasi belum tersebar luas. Diharapkan dalam lima hari ke depan, kabar mengenai Peresean di Rembiga dapat menjangkau lebih banyak peserta FORNAS yang penasaran dengan budaya lokal NTB.
“Besok sore kami akan hadirkan Paguyuban Sakamandari dari Satang-Satang yang akan berhadapan dengan Paguyuban Sekar Kedaton dari Gerung. Tadi, para pepadu dari Paguyuban Pringgasela, Lombok Timur, berhadapan dengan Motor Jagat dari Gegutu,” ujarnya.
Izin penyelenggaraan pertunjukan telah dikeluarkan hingga 10 Agustus mendatang. Hal ini mempertimbangkan bahwa tidak semua peserta FORNAS datang secara bersamaan. Sebagian besar masih akan berada di NTB hingga awal Agustus, sehingga pertunjukan ini menjadi alternatif menarik selain hanya berkunjung ke pusat perbelanjaan.
“Ini juga selaras dengan pesan Pak Gubernur, bahwa tamu yang datang ke NTB harus pulang dengan kesan dan cerita baik. Salah satunya, mereka bisa menyaksikan langsung bagaimana tradisi Peresean hidup dan menjadi bagian dari budaya Lombok yang penuh makna.”
Dengan dukungan ini, diharapkan Peresean dapat tampil lebih luas dalam event-event nasional mendatang, termasuk FORNAS berikutnya. Ini merupakan langkah penting dalam menjaga sekaligus mempromosikan warisan budaya Suku Sasak kepada khalayak yang lebih luas. (rie-Radar Lombok)