Mataram-Di Indonesia telah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) Poliomyelitis atau penyakit Polio pada 7 (tujuh) Provinsi yaitu Provinsi Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Papua Tengah, Papua Pegunungan. Papua Selatan, serta terdapat 32 Provinsi dengan 399 Kabupaten/Kota yang memiliki risko tinggi Polio termasuk Provinsi NTB, walaupun selama ini NTB bebas Polio.
“Kebijakan Pemerintah Pusat dalam memutus rantai penularan Polio di Indonesia adalah dengan melaksanakan Pekan Imunisasi Nasional Polio (PIN Polio) diseluruh wilayah Indonesia termasuk di daerah kita Nusa Tenggara Barat,” kata Sekretaris Daerah Prov NTB HL Gita Ariadi dalam arahannya diwakili Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra H Fathurrahman, M.Si saat memimpin pertemuan Sosialisasi Pelaksanaan PIN Polio dan Media Breafing di Aula Anggrek, Kantor Gubernur NTB, Rabu (10/7/2024).
Menurut Sekda, PIN Polio merupakan gerakan bersama serentak diseluruh wilayah Indonesia dimulai pada hari Selasa 23 Juli 2024 dengan pemberian vaksin polio tetes (nOPV2) 2 putaran / dosis tanpa memandang status imunisasi sebelumnya dengan jumlah sasaran untuk NTB sebanyak 820.487 anak berumur 0 sampai 7 tahun. Pemutusan rantai penularan Polio dikatakan berjalan baik apabila minimal 95% sasaran tervaksinasi. Dan ini memerlukan kerja keras kita bersama.
Pertemuan yang dimoderatori Kadis Kesehatan NTB Dr. dr. HL Hamzi Fikri, MM.MARS., Sekda NTB berharap agar semua steakholder dan intansi pendukung lainnya ataupun organisasi kemasyarakatan, organisasi wanita, pemuda dan lainnya bisa mendukung secara aktif untuk suksesnya pelaksanaan Pekan Imunsasu Nasional ( PIN ) Polio di NTB. Peran masing masing agar dapat didiskusikan sehingga kerja bersama dapat terlaksana dengan baik. Dan masing – masing OPD dapat meneruskan kepada OPD masing masing di tingkat Kab/Kota. Melaksanakan sosialisasi melalui PPID masing masing dan berperan aktif dalam penggerakan sasaran ke tempat pelayanan vaksinasi.
Menurutnya, beberapa tempat pelaksanaan vaksinasi yaitu di Puskesmas, Pustu, Posyandu, satuan pendidikan atau Pos PIN lainnya dibawah koordinasi Puskesmas. Sasaran yang terkonsentrasi seperti PAUD, TK atapun tingkat SD kls 1 bisa dioptimalkan, sehingga peran Kanwil Agama dan Dinas Pendidikan dalam kesiapan dan penggerakan sasaran sangat diharapkan. Mohon dukungan juga dari TNI dan POLRI untuk penggerakan Babinsa dan Babin Kamtibmas di masing-masing desa.
“Pemberian pemahaman yang baik terhadap pentingnya vaksinasi menjadi tugas bersama, karena masyarakat kita mayoritas Muslim maka mohon pencerahan dari Kanwil Agama dan Majelis Ulama (MUI) begitu juga dari sector keagamaan yang lain. Peran TP PKK sangat penting dalam penggerakan kader dan masyarakat. Disini juga hadir dari Rumah Sakit dan Profesi kesehatan untuk mendukung kesiapan tenaga kesehatan,” ingatnya pada pertemuan yang juga dihadiri oleh seluruh instansi terkait termasuk TNI-Polri.
Ia berpesan, yang terpenting adalah ketersediaan vaksin dan terjaganya rantai dingan sampai ke pelayanan agar terjaga kualitas vaksin dengan baik. “Terima kasih juga dengan hadirnya Tim Media maka dapat dipastikan penyampaian informasi yang valid terkait dengan pelaksanaan PIN Polio dapat tersosialisasi di masyarakat dengan baik,” terangnya. (her/kominfotik)