Mataram — Mandalika berhasil menambah daftar titik pertumbuhan ekonomi baru di luar Jawa, dan diharapkan nantinya menjadi bagian dari salah satu titik pertumbuhan ekonomi negara.
Hal itu diungkapkan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dalam acara pertemuan tahunan Bank Indonesia 2022 di Jakarta dan diikuti secara daring oleh seluruh cabang Perwakilan BI pada Rabu (30/11).
“Infrastruktur yang kita bangun itu menambah titik pertumbuhan ekonomi baru di luar Jawa, ada Mandalika, itu titik pertumbuhan ekonomi baru untuk pariwisata”, ungkap Jokowi.
Dimana pariwisata nantinya ketika sudah normal diharapkan menjadi pertumbuhan ekonomi baru dan menjadi titik pertumbuhan ekonomi negara.
Mengahadapi kelemahan ekonomi yang sudah mulai dirasakan di negara-negara maju, Presiden RI juga mengingatkan agar ke depannya 2023 seluruh Provinsi di Indonesia tetap optimis namun hati-hati dan waspada baik itu mengenai ekspor, investasi dan kegiatan ekonomi lainnya.
Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah, S.E., M.Sc. yang pada kesempatan itu diwakili oleh Sekretaris Daerah NTB, H. Lalu Gita Ariadi yang mengikuti acara tersebut di kantor perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, juga menjelaskan selain apresiasi bahwa Mandalika ke depan adalah salah satu epicentrum pertumbuhan ekonomi nasional yang akan memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah, NTB juga harus tetap optimis dan waspada, hati-hati dalam mengahadapi kelemahan ekonomi kedepan.
“Mewakili Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, kami tentu menyampaikan apresiasi penghargaan dan terima kasih kami yang setinggi-tingginya kepada semua stakeholder pembangunan NTB yang telah berkontribusi sedemikian positifnya sehingga di tahun ke-empat RPJMD Provinsi NTB berbagai target-target pembangunan telah mampu tercapai 75% dan sisanya insya Allah di tahun kelima ini akan tertuntas dan dengan sebaik-baiknya”, tutur Miq Gita.
Sementara itu Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Ahmad Fauzi juga memaparkan BI Perwakilan NTB selama tahun 2022 tidak henti-hentinya melakukan sinergi dan berinovasi secara berkesinambungan bersama stakeholders dengan berbagai program strategis, dan menghasilkan berbagai pencapaian.
Salah satunya BI terus berupaya untuk melakukan pengendalian inflasi daerah melalui pengembangan 9 cluster untuk komoditas penyumbang tekanan inflasi yang terbesar yakni cluster cabe rawit di Lombok Timur cluster bawang merah di Lombok Utara dan Bima cluster bawang putih di Lombok Timur cluster padi di Lombok Tengah laser telur ayam ras di Lombok Utara dan cluster sapi di Lombok Utara dan Sumbawa. Selain itu bersama TPI di tingkat provinsi maupun kabupaten kota telah melakukan berbagai langkah pengendalian inflasi. (Diskominfotik)