Mataram-Peran Posyandu Keluarga di Provinsi NTB yang makin massif telah terbukti mampu menurunkan angka stunting, serta angka kematian ibu dan bayi (AKIB). Karenanya, Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah meminta Dinas Kesehatan dan seluruh stake holder terkait untuk dapat meningkatkan kerjasama. Dinas Kesehatan Provinsi NTB juga didorong untuk rutin berkolaborasi dengan sepuluh kabupaten dan kota di NTB.
“Provinsi NTB harus rutin berkolaborasi dengan sepuluh Kabupaten/kota secara intens,” tekannya dihadapan jajaran Dinas Kesehatan Prov NTB pada rapat Progress Program Kerja Dinas Kesehatan NTB Triwulan 1 di Kantor Dinkes NTB, Senin (8/5/2023).
Kepala Dinas Kesehatan NTB H. Lalu Hamzi Fikri mengungkapkan, fungsi Posyandu Keluarga sebagai wadah edukasi dan screening kesehatan bagi masyarakat akan terus ditingkatkan. “PR kita menurunkan angka stunting dan angka kematian ibu dan bayi lebih kencang lagi,” terang mantan Dirut RSUP NTB ini.
Ia juga menjelaskan, angka kasus stunting sampai dengan triwulan 1 di tahun 2023 sebesar 14,76%. Sementara sebelumnya, di tahun 2022 stunting NTB berada di angka 19.23, menurun dari tahun 2021 dimana stunting di angka 16.84.
“Kasus kematian ibu sampai dengan triwulan 1 di tahun 2023 sebesar 26 kasus. Sementara sebelumnya, di tahun 2022 sebanyak 97 kasus, menurun dari tahun 2021 sebanyak 144 kasus,” ujarnya.
Menurutnya, kasus kematian bayi sampai dengan triwulan 1 di tahun 2023 sebesar 196 kasus kasus. Sementara sebelumnya, di tahun 2022 sebanyak 788 kasus, menurun dari tahun 2021 sebanyak 811 kasus. (novita/her/diskominfotik).