Mataram — Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Diskop UKM) Provinsi NTB melalui Bidang Pembinaan Koperasi menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Kemitraan bagi Pengurus Koperasi Modern yang diikuti 30 peserta dari seluruh Pulau Lombok. Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Kepala Diskop UKM NTB, Ahmad Masyhuri, didampingi Kabid Pembinaan Koperasi serta Kabid Fasilitasi Pembiayaan Simpan Pinjam. Jumat (14/11/2025)
Dalam sambutannya, Ahmad Masyhuri menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga sarana penting untuk meningkatkan pemahaman pengurus koperasi mengenai strategi kemitraan. Ia mengapresiasi partisipasi para peserta yang dinilai sudah berpengalaman dalam pengelolaan koperasi.
“Saya yakin Bapak Ibu bukan pengurus baru. Tadi Mars Koperasi saja semuanya lancar menyanyikan, berarti pesertanya paten semua,” ujarnya.
Masyhuri menekankan bahwa kemitraan merupakan kunci keberhasilan koperasi di era bisnis modern. Menurutnya, bisnis saat ini tidak bisa berjalan sendiri, tetapi harus membangun jaringan seluas mungkin.
“Bisnis jaringan itu sangat penting. Kalau kita dapat jaringan yang besar, usaha bisa berkembang lebih cepat,” jelasnya.
Pada Bimtek kali ini, peserta dijadwalkan bertemu langsung dengan mitra, salah satunya ID Food. Sektor pangan dipilih karena menjadi fokus utama pemerintah dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional. Selain ID Food, sejumlah BUMN lain seperti Bulog, PPI, dan Rajawali juga menjadi mitra potensial yang dapat dijajaki koperasi.
Namun demikian, Masyhuri mengingatkan agar koperasi berhati-hati dalam memilih jenis barang kemitraan, terutama yang termasuk barang subsidi.
“Barang subsidi itu ada kuotanya, tidak bisa sembarangan. Lebih baik bermitra di produk bisnis murni, ambil margin sedikit demi sedikit, tidak perlu cari marginnya besar tapi sulit dijalankan,” tegasnya.
Ia mencontohkan tantangan yang dihadapi Koperasi Desa Merah Putih yang menginginkan banyak barang subsidi seperti gas LPG, beras SPHP, dan minyak goreng. Menurutnya, penambahan kuota barang subsidi tidak mudah karena berkaitan dengan kebijakan APBN.
Masyhuri berharap kegiatan ini dapat menjadi awal yang baik untuk memperluas jejaring kemitraan koperasi di NTB. “Pengalaman, kepercayaan, modal, dan mitra adalah empat pilar penting dalam bisnis. Koperasi yang sudah lama justru punya peluang lebih besar karena pengalaman sudah banyak,” katanya.
Sebagai narasumber, hadir perwakilan dari PT Rajawali Nusindo, perusahaan distribusi dan perdagangan yang bergerak di bidang produk pangan, produk konsumer, farmasi, hingga alat kesehatan.
Kegiatan Bimtek resmi dibuka dengan pembacaan basmalah bersama, menandai dimulainya rangkaian pelatihan satu hari tersebut. Diharapkan peserta dapat memperoleh ilmu kemitraan yang bermanfaat untuk pengembangan koperasinya masing-masing. (Tim KM Mataram)
