Lombok Barat – – Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah menegaskan kepada seluruh masyarakat untuk berhenti melakukan deskriminasi terhadap disabilitas. Bisa jadi anak – anak berkebutuhan khusus memiliki kemampuan yang lebih dari pada manusia yang normal.
“Stop untuk diskriminasi terhadap semua saudara kita yang disabilitas tapi justru kita harus bangga ,kasih tempat, berikan support supaya mereka juga berdaya,” tutur Ummi Rohmi saat menghadiri peresmian Amani Eco School yang berlangsung di Dusu Ketapang, Desa Gegerung, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, Rabu (21/09).
Sebanyak 28.652 orang dengan berbagai jenis diasbiltas di NTB. Pemerintah terus berupaya memberikan kesempatan berupa pelatihan, seperti pelatihan pijat, pelatihan keterampilan menjahit, bengkel dan lain sebagainya.
Sekolah Luar Biasa (SLB) sebanyak 44 sekolah tersebar di Kabupaten/ Kota, diantaranya Kota Mataram sebanyak 3 sekolah, Lombok Barat sebanyak 3 sekolah, Lombok Tengah sebanyak 4 sekolah, Lombok Timur sebanyak 6 sekolah, Lombok Utara sebanyak 2 sekolah, Sumbawa sebanyak 2 sekolah, Sumbawa Barat sebanyak 1 sekolah, Dompu sebanyak 6 sekolah, Kota Bima sebanyak 5 sekolah dan Bima sebanyak 12 sekolah.
“Apabila nantinya anak – anak kita lulus SLB, dia bisa mendapatkan pekerjaan ,bahkan kalau di Pemprov sudah menerima di instansi vertikal juga anak-anak di sana, saudara-saudara kita yang disabilitas kalau memang sesuai dengan skill yang mereka punya. Sehingga ini yang harus terus menerus kita saling support untuk menggerakkan ini sehingga kita berjuang bersama-sama untuk perempuan, anak-anak dan disabilitas,” ungkap Ummi Rohmi.
Amani Eco School yang diinisiasi oleh Lombok Eco Internasional Connection bersama dengan PLN Peduli memiliki program yang terdiri dari Ecology Education dan Disable Trainning.
Ecology Education diperuntukkan untuk anak – anak agar dapat menanamkan literasi belajar sehingga anak – anak disekitar Desa Gegerung dapat terus tumbuh dengan mendapatkan pengetahuan ilmu yang baik. Sedangkan Disable Tarining disiapkan bagi anak – anak yang berkebutuhan khusus sehingga mendapatkan ruang untuk bisa mengembangkan diri.
Aisyah Odist selaku Founder Lombok Eco Internasional Connection mengatakan bahwa direncanakan sebanyak 10 Eco School yang akan didirikan. Amani Eco School merupakan lokasi ke empat dan diharapkan dapat menjadi pusat pelatihan bagi para disabilitas.
“Kita berharap agar Eco scool ini menjadi pusat kegiatan seperti pelatihan recycle yang bermanfaat bagi para disabilitas,” pungkasnya.
General Manager PLN UIW NTB Sudjarwo menjelaskan bahwa ini merupakan salah satu program PLN Peduli yaitu program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PLN Unit Induk Wilayah NTB.
“Program PJSL PLN ini berusaha untuk memberikan, mengupayakan, mendorong pencapaian program-program yang sustainable yang berkelanjutan. Dalam pembangunan eco school ini, memanfaatkan faba. Faba adalah sisa pembakaran batu bara dari PLTU yang ada di Jeranjang.
Faba ini bisa dimanfaatkan untuk banyak hal, diantaranya bahan bangunan untuk pabrik, bahkan hasil penelitian, bisa sebagai penyubur tanah atau media tanah.
Sudjarwo berharap kehadiran Amina Eco School memberikan kesadaran pada masyarakat mengenai kesadaran lingkungan kemudian meberikan pelatihan-pelatihan sebagai bekal dari teman-teman yang berkebutuhan khusus.
“Harapan ke depan, PLN terus berkontribusi khususnya pada NTB ini. Sehingga manfaat dari PLN bisa menjadi maksimal, selain memberikan kenyamanan pada masyarakat, dan mendorong kemakmuran, kesejahtraan masyarakat, itu juga menjadi maksimal,” tutupnya. (ser/irf/diskominfotik)