Mataram — Pemerintah Provinsi NTB melalui Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) mengalami kenaikan pada bulan Februari 2023.
Hal ini disampaikan Kepala BPS, Drs. Wahyudin, M.M. pada saat menjadi narasumber Rilis Berita Resmi Statistik (BRS) 1 Maret 2023.
“NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat kehidupan para petani kita. Nilai tukar petani ini adalah perbandingan indeks harga yang di bayarkan oleh petani dan indeks harga yang di terima oleh petani,” jelas Wahyudin.
Artinya perbandingan antara pendapatan yang diperoleh dr hasil pertanian dan pengeluaran yang di keluarkan oleh para petani.
NTP pada bulan Februari tahun 2023 sebesar 111,30 dimana bulan sebelumnya sebesar 110.43, mengalami kenaikan sekitar 0.79%. Ini naik karena sisi Indeks yang di terima petani (It) dan Indeks Harga Bayar Petani (Ib).
Indeks Harga Terima Petani (It) sebesar 128.17 ini meningkat sekitar 1.15% dibandingkan bulan sebelumnya. Komoditas penyumbang kenaikan antara lain harga gabah, jagung, cabai merah dan kacang tanah.
Indeks Harga Bayar Petani (Ib) sebesar 115.16, naik sebesar 0.36%. komoditas penyumbang juga seperti beras, rokok kretek filter, bawang merah dan cabai merah.
“Sedangkan jika dilihat dari NTP Subsektor, hampir semua subsektor mengalami penurunan kecuali tanaman pangan, yg mengalami kenaikan indeks NTP, yaitu 112.12 pada bulan Februari dibandingkan Januari 110.14, kenaikan sebesar 1.80%,” lanjutnya.
Sedangkan untuk subsektor Holtikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat, Peternakan maupun Perikanan semua mengalami penurunan.
“Untuk perkembangan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) kita keluarkan untuk kebutuhan-kebutuhan rumah tangga yang tidak ada hubungannya dengan usaha pertanian, khususnya di indeks harga yg dibayar,” terang kepala BPS.
NTUP ini masih mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelumnya, sebesar 111.98 naik sekitar 0.76% dan satu satunya lagi subsektor yg mengalami kenaikan yaitu tanaman pangan, sebesar 1.64%. (Diskominfotik)