Lombok Barat: Musibah kekeringan yang melanda sejumlah wilayah di kabupaten lombok barat semakin meluas, dari sebelumnya tujuh desa kini tercatat sebanyak 18 desa di 6 Kecamatan terdampak kekeringan dan mengalami krisis air.
Kekeringan yang melanda Kabupaten Lombok Barat semakin meluas. Dimana Hingga saat ini, tercatat sebanyak 18 desa di 6 Kecamatan di wilayah tersebut terdampak kekeringan dan mengalami krisis air bersih. Sehingga kondisi ini memaksa pemerintah Lombok Barat Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD terus berupaya memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat.
Sekertaris BPBD Lombok Barat, H. Halid, SH saat di konfirmasi di ruangnnya menyebutkan, pada awalnya hanya 6 atau 7 desa yang terdampak kekeringan. Namun, seiring berjalannya waktu, wilayah terdampak semakin meluas. Khususnya wilayah atau desa yang mengalami kesulitan mendapatkan pasokan air bersih adalah Desa yang Kondisi geografisnya berada di perberbukitan dengan jalan yang sulit dilalui menjadi kendala dalam pendistribusian air bersih.
“Kendala utama kami adalah medan yang sulit dijangkau, terutama di wilayah perbukitan. Mobil tangki kesulitan untuk naik ke daerah tersebut,” tegas Halid.
Untuk mengatasi masalah ini, BPBD Lombok Barat telah mengerahkan berbagai upaya, seperti menggunakan mobil tangki dengan kapasitas yang lebih kecil dan melakukan koordinasi dengan Dinas Dan PIhak terkait, Seperti PDAM, PMI dan juga bekerja sama dengan Dinas Sosial dan Pemadam Kebakaran untuk memastikan distribusi air bersih berjalan lancar.
Pemerintah Kabupaten Lombok Barat juga telah merencanakan sejumlah upaya jangka panjang untuk mengatasi masalah kekeringan. Salah satunya adalah pembuatan pipanisasi dari sumber mata air dan pembuatan sumur bor. Upaya ini diharapkan dapat memberikan akses air bersih yang lebih berkelanjutan bagi masyarakat.
“Kami berharap dengan adanya upaya-upaya ini, masyarakat tidak lagi kesulitan mendapatkan air bersih,” harapnya.
Selain melakukan upaya pendistribusian air bersih, pemerintah juga mengimbau masyarakat agar lebih menghemat penggunaan air dan tidak membuang sampah sembarangan. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya pencemaran sumber air dan memperparah kondisi kekeringan.
“Masyarakat harus sadar akan pentingnya air dan menjaga ketersediaannya,” pintanya . (Tim KM Lobar)