Khutbah Jum’at Serentak Seluruh Masjid di NTB, Serukan Pencegahan Stunting untuk Meningkatkan Kualitas SDM

Tumbuh kembang anak normal menjadi tujuan dan harapan bersama. Anak yang sehat dan kuat serta berakhlak mulia menjadi impian pula sebagai penerus generasi bangsa Indonesia. Namun, anak yang lemah secara medis adalah anak yang kurang gizi dan sering sakit. Anak yang kekurangan gizi, bertubuh pendek, 
kecerdasannya juga “pendek” dikenal dengan nama Stunting. Sehingga menjadi tema Khutbah penanganan dan pencegahan stunting ini disampaikan di ribuan masjid se-NTB.

Dalam Khatib yang dibacakan oleh Dr. Subhan Abdullah Acim, MA., bahwasanya
tugas ini menjadi sangat penting bagi semuanya sebagai umat Muslim. Penanganan anak stunting ini akan menjadi amal dan ibadah yang baik bagi semuanya, sesuai dengan peran kita di masyarakat, sebagai kepala keluarga, pendidik, pelajar, pekerja, dan peran penting lainnya menjadi tanggung jawab bersama. 

Diuraikan khatib, Anak stunting saat ini jumlahnya sangat banyak. Angka anak yang mengalami stunting di Indonesia, masih cukup tinggi. Angkanya mencapai 37 persen. Angka ini memperlihatkan bahwa tiga atau empat dari 10 anak Indonesia dalam kondisi stunting. 

“Di NTB yang kita cintai ini, kasus anak stunting ditargetkan turun sebesar 14% pada tahun 2024, sejalan dengan target Nasional. Dari 19% pada tahun 2022 menjadi sebesar 14% pada tahun 2024. Data ini menggambarkan bahwa warga NTB masih perlu bekerja keras menurunkan angka stunting ini. Semua pihak baik Pemerintah dan masyarakat perlu bergotong royong untuk mensukseskan penurunan target 14% pada tahun 2024,” urainya dalam Khutbah Jum’at bertempat di Masjid Raya Hubbul Wathon Islamic Center, Mataram (16/09).

Islam mengajarkan keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat, sehingga umat 
Islam harus tangguh dalam berbagai bidang, tak hanya dalam urusan akhirat saja, namun segala lini kehidupan, baik sosial, budaya, kesehatan, gizi maupun ilmu pengetahuan, sehingga mampu berdiri sendiri, tak bergantung pada orang lain. Dunia memang sangat berarti bagi manusia, karena merupakan ladang menuju Akhirat, yaitu tempat menanam, serta tempat investasi. 

Tak lupa, Khatib mengajak dengan bersama-sama bergerak dan mulai melakukan aksi nyata untuk mendukung upaya penanggulangan stunting di Provinsi NTB. Kerja keras, kerja sama, dan saling tolong menolong antar sesama untuk mendukung keberhasilan penanganan kasus anak stunting. 

“Mari kita bersama-sama membangun dan mengedukasi masyarakat bahwa stunting bukanlah aib. Menjadi tugas mulia kita bersama untuk menjaga kesehatan anak-anak kita, terhindar dari berbagai penyakit, hidup sehat, makan makanan bergizi, mendapat ASI yang cukup, selalu berdoa agar kita selalu dalam rahmat dan lindungan Allah SWT,” tutupnya. (san/irfan/diskominfotik)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *