Lombok Tengah—Kesehatan keluarga terutama anak merupakan yang pertama dan utama. Anak merupakan amanah yang sangat penting, kalau anak pintar mereka bisa kejar cita-cita setinggi mungkin, tapi kalau anak stunting sering sakit-sakitan, otaknya tidak bisa berfungsi dengan normal.
Wagub NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah menyampaikan bahwa banyak anak datang dari dusun sudah hebat-hebat jadi profesor, dokter, pengusaha, ulama, sekolah hingga ke berbagai penjuru dunia. Tapi kalau dari balita tinggi dan beratnya saja sudah bermasalah, bagaimana bisa belajar dengan baik. Ini sama saja orang tua mencelakakan anaknya tanpa sadar.
Hal tersebut disampaikan Ummi Rohmi, sapaan akrab Wakil Gubernur NTB, pada Kunjungan Kerja Posyandu di Kantor Lurah Jontlak, Praya Tengah, Lombok Tengah, Selasa, 11 Oktober 2022.
“Banyak penyebab dari anak stunting, salah satunya adalah ibu yang terlalu muda sudah hamil”, tuturnya.
Ummi Rohmi berharap kedepannya jangan ada yang menikah terlalu dini, harus sekolah dulu paling tidak sampai selesai SMA, lebih bagus lagi lanjut perguruan tinggi. Kalau masih terlalu kecil bahaya pada saat hamil menyebabkan kematian janin dan anaknya tidak normal.
Orang tua perlu diyakinkan untuk memberikan anak-anaknya makanan bergizi seperti protein hewani yaitu telur, ikan, daging, juga protein nabati seperti kacang-kacangan, tahu, tempe yang paling mudah dan murah didapati di daerahnya.
Ummi Rohmi menegaskan bahwa sekarang acuan desa/kelurahan yang sukses adalah berapa angka stuntingnya, angka kematian bayi dan ibu hamil, angka pernikahan anak, bagaimana kesejahteraan dan pendidikan warganya, bagaimana supaya tidak ada anak yang putus sekolah.
“sama juga dengan peran ibu-ibu dalam angka penurunan stunting, nanti 3 bulan lagi kita cek disini, karena Loteng termasuk daerah yang angka stuntingnya tinggi dibanding kabupaten lainnya”, ungkapnya.
Sementara itu, Koordinator Kader Posyandu, Dwi, menjelaskan bahwa terdapat 6 Posyandu di Kelurahan Jontlak dengan jumlah sasaran 573 dan data stunting per Oktober 2022 sebanyak 102 anak dengan persentase 22,31 persen.
Turut hadir dalam kegiatan ini bersama Kepala Dinas Kesehatan NTB, Kepala Bappeda NTB, Kepala Dinas P3AP2KB NTB, serta stakeholders terkait. (Nina/Irfan/Diskominfotik)